Semarang (ANTARA) - "Anda Adalah Prioritas Kami", tulisan empat kata tersebut terlihat mencolok bagi siapa pun yang membuka pintu atau berada di Ruangan Customer Service Stasiun Tawang Semarang, Jawa Tengah.
Dua petugas berseragam yang berada di bawah tulisan itu pun sigap berdiri saat menyambut customer yang mengarah padanya. Sejak pandemi COVID-19, terdapat pemisah transparan yang ditempatkan di atas meja, tidak menjadi penghalang customer merasakan sambutan petugas yang siap memberikan bantuan.
Malam itu, di seluruh kursi pada sebagian bertanda X, dipatuhi tidak diduduki. Nampak ada beberapa penumpang yang bertanya tempat untuk mencetak tiket setelah membelinya secara online.
Baca juga: KAI kembalikan uang tiket 100 persen jika penumpang tak penuhi syarat perjalanan
Di ruangan ber-AC itu, petugas memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi penumpang dan untuk terus meningkatkan kualitas dalam pelayanan, ada penilaian pelayanan. Jika sebelumnya, pemberian penilaian atas pelayanan customer service dari tablet yang disiapkan petugas, kini menjadi lebih mudah dan aman dari potensi penularan COVID-19 karena cukup dengan scan barcode.
"Customer jadi lebih save karena cukup dari handphone masing-masing bisa langsung memberikan penilaian. Ini sebagai salah satu cara untuk mencegah penyebaran COVID-19, karena customer tidak perlu memegang tablet yang dikhawatirkan bisa jadi sumber penularan," kata Wakil Kepala Stasiun Tawang Daniel Yuniarta saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (10/9/2021) malam.
Seorang penumpang menyerahkan berkas sebelum melakukan tes antigen, sedangkan penumpang lainnya tengah menunggu hasil tes antigen di Stasiun Tawang, Jateng pada Jumat (10/9) malam. ANTARA/Nur Istibsaroh
Penumpang sebagai prioritas, PT KAI di masa pandemi COVID-19 menyediakan layanan kesehatan mulai dari layanan antibodi, Gnose, dan antigen (saat ini hanya antigen) yang dihadirkan langsung di stasiun, sehingga penumpang tidak perlu susah payah mencari tempat untuk memastikan dirinya memenuhi syarat melakukan perjalanan menggunakan jasa kereta api.
"Itu alasan saya memilih naik kereta api. Saya tidak lagi kebingungan mencari tempat untuk tes antigen. Tempatnya pun nyaman dan dikhususkan untuk penumpang kereta api," kata Mumpuni.
Perempuan berambut sebahu dengan kaca mata berbingkai hitam itu mengaku tidak hanya nyaman, harga tes antigen di stasiun juga lebih murah dibandingkan di tempat lain.
"Harga tes antigen di stasiun Rp85.000, sedangkan jika tes antigen di luar bisa mencapai Rp150 ribu bahkan ada yang di atas itu. Jadi sangat terjangkau dan kita bisa datang 3 jam sebelum keberangkatan," kata mahasiswa pascasarjana di salah satu perguruan tinggi ternama di Semarang ini.
Untuk mempercepat pendaftaran tes antigen, PT KAI juga menyediakan meja komplit dengan kursi berkapasitas enam orang dengan penyekat transparan di tengahnya yang dapat digunakan untuk mengisi data diri pada potongan kertas yang telah disediakan.
Petugas pun disiagakan di tempat pengisian data diri, sehingga menghindari kebingungan calon penumpang dan mempercepat alur pendaftaran tes antigen, sehingga tidak terjadi penumpukan.
"Ya selalu ada yang bertugas di sini. Jadi kalau ada yang tanya-tanya bisa langsung ke kami," kata salah satu petugas berseragam KAI saat ditemui di pos pengisian data diri bagi calon penumpang yang akan melakukan tes antigen.
Masa berlaku tes antigen 1x24 jam dan petugas standby melayani tes antigen hingga pukul 21.30 WIB, menjadikan calon penumpang memiliki keluangan dan kebebasan memilih waktu melakukan tes.
Petugas disiagakan di tempat pengisian data diri sebelum melakukan tes antigen di Stasiun Tawang, Jateng pada Jumat (10/9) malam. ANTARA/Nur Istibsaroh
Angela Vemi (21) yang akan pergi ke Bandung misalnya, memilih melakukan tes antigen lebih awal dan lebih baik menunggu kedatangan kereta di stasiun daripada tergesa-gesa.
"Daripada terlalu mepet dengan jam keberangkatan, hasil tes belum keluar, dan kereta sudah berangkat, kan harus reschedule serta butuh waktu lagi. Jadi saya nyari amannya biasanya 3 jam sebelum jam keberangkatan kereta sudah sampai stasiun terus tes antigen. Setelah itu menunggu kereta datang," kata Angela saat ditemui tengah duduk santai dengan koper warna cokelat di dekatnya dan tas hitam kecil dipangkuannya.
Hadirkan Rasa Percaya dan Nyaman
Tidak sekadar sarana dan prasarana, di tengah pandemi COVID-19, PT KAI juga cepat beradaptasi menghadirkan dan mengembalikan rasa percaya dan nyaman di mata masyarakat.
Kekhawatiran masyarakat tertular saat bepergian melalui moda kereta api tidak diberi celah sama sekali karena mulai pembelian tiket dilakukan secara online, mencetak tiket cukup dengan melakukan scan barcode dari handphone ke mesin, hingga pemberian fasilitas tambahan pemberian healthy kit yang berisi masker dan tisu basah.
Kenyamanan lainnya yakni adanya petugas on train cleaning yang menjaga kebersihan kereta api selama perjalanan dan ada juga customer service on train yang siap menemani, menerima kritik, saran, komplain guna memenuhi kebutuhan pelanggan agar pelayanan prima.
Pasangan Muhammad Eddy Sumaryo (67) dan Hardiana (56) yang hendak bepergian ke Jakarta mengaku puas dan nyaman bepergian menggunakan moda kereta api.
"Ada banyak perubahan. Kekhawatiran kami yang sudah tua ini adalah saat kami sudah taat protokol kesehatan, ternyata yang lain tidak. Ternyata selama di dalam kereta kami tidak boleh lepas masker dan tidak ada lagi yang memasarkan makanan dari restorasi KAI. Bahkan seluruh penumpang diminta menggunakan masker dobel," kata keduanya saling melengkapi.
Menurut Hardiana dengan regulasi tersebut termasuk jaga jarak untuk tempat duduk, tidak hanya menjadikan dirinya dan suami aman tetapi bisa meyakinkan ketiga anaknya bahwa perjalanan keduanya dari Kota Semarang ke Jakarta aman juga nyaman.
"Anak-anak sempat khawatir, apalagi saya baru sehat dari sakit setelah menjalani operasi akibat jatuh saat berada di pasar. Kami meyakinkan agar tidak perlu dijemput dan diantar, karena bisa naik kereta api. Ke Jakarta untuk kumpul sama anak-anak. Anak saya tinggal di Jakarta," kata Herdiana.
Adaptasi dan Inovasi Terus Dilakukan
Adaptasi terhadap situasi dan mengikuti regulasi juga dilakukan PT KAI dimana di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) jumlah maksimal penumpang di dalam kereta adalah 70 persen untuk rute jarak jauh (50 persen rute lokal dan 32 persen untuk KRL).
Penerapan protokol kesehatan mulai dari pengecekan suhu tubuh, menyediakan wastafel portabel, hand sanitizer, hingga pemberian healthy kit untuk penumpang jarak jauh.
Adaptasi dan inovasi di masa pandemi lainnya yakni adanya perangkat layanan mandiri penumpang di Stasiun Tawang dan Poncol Semarang atau dengan tujuh fitur tambahan yang bisa dimanfaatkan para calon penumpang mulai dari pemesanan, pembatalan, hingga pengubahan jadwal keberangkatan.
Penumpang melakukan check in melalui Check In Counter (CIC) di Stasiun Tawang, Jateng pada Jumat (10/9) malam. Inovasi tersebut sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya antrean. ANTARA/Nur Istibsaroh
"Penambahan fitur ini disesuaikan dengan kebutuhan perangkat CIC, sehingga tidak mengganggu antrean penumpang yang akan check in," kata Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang Krisbiyantoro.
Langkah tersebut, lanjut Krisbiyantoro, juga bisa menjadi salah satu upaya untuk mencegah penularan COVID-19 karena mengurangi antrean calon penumpang di loket dan pembelian tiket melalui perangkat layanan mandiri tersebut, calon penumpang bisa melakukan pembayaran secara nontunai dengan menggunakan aplikasi QRIS yang disediakan.
Adapun untuk pembatalan kebarangkatan, biaya ganti pembelian tiket akan ditransfer ke rekening yang sudah diisikan oleh calon penumpang.
Beragam upaya dari PT KAI tersebut seolah menggambarkan pepatah pembeli adalah raja, para calon penumpang sebagai prioritas utama tidak sekadar dari sisi kemudahan, kenyamanan, tetapi juga jaminan terbebas dari penularan COVID-19.
Baca juga: Anak di bawah 12 tahun tetap dilarang naik KA jarak jauh
Baca juga: KAI Semarang tambah fitur layanan mandiri di dua stasiun
Dua petugas berseragam yang berada di bawah tulisan itu pun sigap berdiri saat menyambut customer yang mengarah padanya. Sejak pandemi COVID-19, terdapat pemisah transparan yang ditempatkan di atas meja, tidak menjadi penghalang customer merasakan sambutan petugas yang siap memberikan bantuan.
Malam itu, di seluruh kursi pada sebagian bertanda X, dipatuhi tidak diduduki. Nampak ada beberapa penumpang yang bertanya tempat untuk mencetak tiket setelah membelinya secara online.
Baca juga: KAI kembalikan uang tiket 100 persen jika penumpang tak penuhi syarat perjalanan
Di ruangan ber-AC itu, petugas memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi penumpang dan untuk terus meningkatkan kualitas dalam pelayanan, ada penilaian pelayanan. Jika sebelumnya, pemberian penilaian atas pelayanan customer service dari tablet yang disiapkan petugas, kini menjadi lebih mudah dan aman dari potensi penularan COVID-19 karena cukup dengan scan barcode.
"Customer jadi lebih save karena cukup dari handphone masing-masing bisa langsung memberikan penilaian. Ini sebagai salah satu cara untuk mencegah penyebaran COVID-19, karena customer tidak perlu memegang tablet yang dikhawatirkan bisa jadi sumber penularan," kata Wakil Kepala Stasiun Tawang Daniel Yuniarta saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (10/9/2021) malam.
Penumpang sebagai prioritas, PT KAI di masa pandemi COVID-19 menyediakan layanan kesehatan mulai dari layanan antibodi, Gnose, dan antigen (saat ini hanya antigen) yang dihadirkan langsung di stasiun, sehingga penumpang tidak perlu susah payah mencari tempat untuk memastikan dirinya memenuhi syarat melakukan perjalanan menggunakan jasa kereta api.
"Itu alasan saya memilih naik kereta api. Saya tidak lagi kebingungan mencari tempat untuk tes antigen. Tempatnya pun nyaman dan dikhususkan untuk penumpang kereta api," kata Mumpuni.
Perempuan berambut sebahu dengan kaca mata berbingkai hitam itu mengaku tidak hanya nyaman, harga tes antigen di stasiun juga lebih murah dibandingkan di tempat lain.
"Harga tes antigen di stasiun Rp85.000, sedangkan jika tes antigen di luar bisa mencapai Rp150 ribu bahkan ada yang di atas itu. Jadi sangat terjangkau dan kita bisa datang 3 jam sebelum keberangkatan," kata mahasiswa pascasarjana di salah satu perguruan tinggi ternama di Semarang ini.
Untuk mempercepat pendaftaran tes antigen, PT KAI juga menyediakan meja komplit dengan kursi berkapasitas enam orang dengan penyekat transparan di tengahnya yang dapat digunakan untuk mengisi data diri pada potongan kertas yang telah disediakan.
Petugas pun disiagakan di tempat pengisian data diri, sehingga menghindari kebingungan calon penumpang dan mempercepat alur pendaftaran tes antigen, sehingga tidak terjadi penumpukan.
"Ya selalu ada yang bertugas di sini. Jadi kalau ada yang tanya-tanya bisa langsung ke kami," kata salah satu petugas berseragam KAI saat ditemui di pos pengisian data diri bagi calon penumpang yang akan melakukan tes antigen.
Masa berlaku tes antigen 1x24 jam dan petugas standby melayani tes antigen hingga pukul 21.30 WIB, menjadikan calon penumpang memiliki keluangan dan kebebasan memilih waktu melakukan tes.
Angela Vemi (21) yang akan pergi ke Bandung misalnya, memilih melakukan tes antigen lebih awal dan lebih baik menunggu kedatangan kereta di stasiun daripada tergesa-gesa.
"Daripada terlalu mepet dengan jam keberangkatan, hasil tes belum keluar, dan kereta sudah berangkat, kan harus reschedule serta butuh waktu lagi. Jadi saya nyari amannya biasanya 3 jam sebelum jam keberangkatan kereta sudah sampai stasiun terus tes antigen. Setelah itu menunggu kereta datang," kata Angela saat ditemui tengah duduk santai dengan koper warna cokelat di dekatnya dan tas hitam kecil dipangkuannya.
Hadirkan Rasa Percaya dan Nyaman
Tidak sekadar sarana dan prasarana, di tengah pandemi COVID-19, PT KAI juga cepat beradaptasi menghadirkan dan mengembalikan rasa percaya dan nyaman di mata masyarakat.
Kekhawatiran masyarakat tertular saat bepergian melalui moda kereta api tidak diberi celah sama sekali karena mulai pembelian tiket dilakukan secara online, mencetak tiket cukup dengan melakukan scan barcode dari handphone ke mesin, hingga pemberian fasilitas tambahan pemberian healthy kit yang berisi masker dan tisu basah.
Kenyamanan lainnya yakni adanya petugas on train cleaning yang menjaga kebersihan kereta api selama perjalanan dan ada juga customer service on train yang siap menemani, menerima kritik, saran, komplain guna memenuhi kebutuhan pelanggan agar pelayanan prima.
Pasangan Muhammad Eddy Sumaryo (67) dan Hardiana (56) yang hendak bepergian ke Jakarta mengaku puas dan nyaman bepergian menggunakan moda kereta api.
"Ada banyak perubahan. Kekhawatiran kami yang sudah tua ini adalah saat kami sudah taat protokol kesehatan, ternyata yang lain tidak. Ternyata selama di dalam kereta kami tidak boleh lepas masker dan tidak ada lagi yang memasarkan makanan dari restorasi KAI. Bahkan seluruh penumpang diminta menggunakan masker dobel," kata keduanya saling melengkapi.
Menurut Hardiana dengan regulasi tersebut termasuk jaga jarak untuk tempat duduk, tidak hanya menjadikan dirinya dan suami aman tetapi bisa meyakinkan ketiga anaknya bahwa perjalanan keduanya dari Kota Semarang ke Jakarta aman juga nyaman.
"Anak-anak sempat khawatir, apalagi saya baru sehat dari sakit setelah menjalani operasi akibat jatuh saat berada di pasar. Kami meyakinkan agar tidak perlu dijemput dan diantar, karena bisa naik kereta api. Ke Jakarta untuk kumpul sama anak-anak. Anak saya tinggal di Jakarta," kata Herdiana.
Adaptasi dan Inovasi Terus Dilakukan
Adaptasi terhadap situasi dan mengikuti regulasi juga dilakukan PT KAI dimana di masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) jumlah maksimal penumpang di dalam kereta adalah 70 persen untuk rute jarak jauh (50 persen rute lokal dan 32 persen untuk KRL).
Penerapan protokol kesehatan mulai dari pengecekan suhu tubuh, menyediakan wastafel portabel, hand sanitizer, hingga pemberian healthy kit untuk penumpang jarak jauh.
Adaptasi dan inovasi di masa pandemi lainnya yakni adanya perangkat layanan mandiri penumpang di Stasiun Tawang dan Poncol Semarang atau dengan tujuh fitur tambahan yang bisa dimanfaatkan para calon penumpang mulai dari pemesanan, pembatalan, hingga pengubahan jadwal keberangkatan.
"Penambahan fitur ini disesuaikan dengan kebutuhan perangkat CIC, sehingga tidak mengganggu antrean penumpang yang akan check in," kata Manajer Humas PT KAI Daop 4 Semarang Krisbiyantoro.
Langkah tersebut, lanjut Krisbiyantoro, juga bisa menjadi salah satu upaya untuk mencegah penularan COVID-19 karena mengurangi antrean calon penumpang di loket dan pembelian tiket melalui perangkat layanan mandiri tersebut, calon penumpang bisa melakukan pembayaran secara nontunai dengan menggunakan aplikasi QRIS yang disediakan.
Adapun untuk pembatalan kebarangkatan, biaya ganti pembelian tiket akan ditransfer ke rekening yang sudah diisikan oleh calon penumpang.
Beragam upaya dari PT KAI tersebut seolah menggambarkan pepatah pembeli adalah raja, para calon penumpang sebagai prioritas utama tidak sekadar dari sisi kemudahan, kenyamanan, tetapi juga jaminan terbebas dari penularan COVID-19.
Baca juga: Anak di bawah 12 tahun tetap dilarang naik KA jarak jauh
Baca juga: KAI Semarang tambah fitur layanan mandiri di dua stasiun