Kudus (ANTARA) - Pencairan dana desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, hingga kini sudah mencapai Rp113,86 miliar atau 75 persen dari alokasi anggaran dana desa sebesar Rp151,17 miliar yang diperuntukkan untuk 123 desa di kabupaten ini.
"Dari realisasi tersebut, untuk penyaluran dana desa tahap pertama sudah 100 persen, sedangkan tahap dua masih ada sembilan desa yang belum mencairkannya atau yang sudah mencairkan ada 114 desa," kata Kabid Pemberdayaan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Kudus Dian Noor Tamzis di Kudus, Senin.
Ia mengungkapkan dana desa yang diterima masing-masing desa digunakan untuk penanggulangan pandemi dan pemberian bantuan terhadap warga terdampak dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT).
Baca juga: Kudus bertekad wujudkan desa bebas korupsi dana desa
Sementara penyaluran BLT dana desa, kata dia, hingga kini sudah sampai bulan ke delapan di masing-masing desa.
Untuk alokasi kegiatan penanganan COVID-19, kata dia, masing-masing desa dialokasikan 8 persen dari alokasi yang diterima oleh masing-masing desa.
Selain itu, masing-masing desa juga wajib melaksanakan kegiatan pencegahan stunting atau tengkes.
"Karena sifatnya mandatori dari Pemerintah Pusat, maka pelaksanaan kegiatan tersebut juga menjadi salah satu syarat dalam pencairan dana desa tahap berikutnya," ujarnya.
Terkait penyerapan anggaran untuk kegiatan penanganan COVID-19 hingga akhir Agustus 2021 terserap Rp3,7 miliar.
Bagi desa lainnya, kata dia, dipastikan juga sudah melaksanakan kegiatan serupa, namun realisasinya belum sampai sesuai alokasi anggarannya sebesar 8 persen karena kegiatannya berlangsung selama setahun.
Porsi anggaran untuk pembangunan fisik di masing-masing pemerintah desa dimungkinkan terbatas karena tahun ini masih pandemi COVID-19, sehingga sebagian besar anggaran pemerintah desa masih terserap untuk penanggulangan pandemi dan pemberian bantuan terhadap warga terdampak dalam bentuk BLT.
Baca juga: Kejari Kudus segera limpahkan berkas kasus dugaan korupsi dana desa
Baca juga: Serapan Dana Desa 2021 di Jateng lampaui nasional
"Dari realisasi tersebut, untuk penyaluran dana desa tahap pertama sudah 100 persen, sedangkan tahap dua masih ada sembilan desa yang belum mencairkannya atau yang sudah mencairkan ada 114 desa," kata Kabid Pemberdayaan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Kudus Dian Noor Tamzis di Kudus, Senin.
Ia mengungkapkan dana desa yang diterima masing-masing desa digunakan untuk penanggulangan pandemi dan pemberian bantuan terhadap warga terdampak dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT).
Baca juga: Kudus bertekad wujudkan desa bebas korupsi dana desa
Sementara penyaluran BLT dana desa, kata dia, hingga kini sudah sampai bulan ke delapan di masing-masing desa.
Untuk alokasi kegiatan penanganan COVID-19, kata dia, masing-masing desa dialokasikan 8 persen dari alokasi yang diterima oleh masing-masing desa.
Selain itu, masing-masing desa juga wajib melaksanakan kegiatan pencegahan stunting atau tengkes.
"Karena sifatnya mandatori dari Pemerintah Pusat, maka pelaksanaan kegiatan tersebut juga menjadi salah satu syarat dalam pencairan dana desa tahap berikutnya," ujarnya.
Terkait penyerapan anggaran untuk kegiatan penanganan COVID-19 hingga akhir Agustus 2021 terserap Rp3,7 miliar.
Bagi desa lainnya, kata dia, dipastikan juga sudah melaksanakan kegiatan serupa, namun realisasinya belum sampai sesuai alokasi anggarannya sebesar 8 persen karena kegiatannya berlangsung selama setahun.
Porsi anggaran untuk pembangunan fisik di masing-masing pemerintah desa dimungkinkan terbatas karena tahun ini masih pandemi COVID-19, sehingga sebagian besar anggaran pemerintah desa masih terserap untuk penanggulangan pandemi dan pemberian bantuan terhadap warga terdampak dalam bentuk BLT.
Baca juga: Kejari Kudus segera limpahkan berkas kasus dugaan korupsi dana desa
Baca juga: Serapan Dana Desa 2021 di Jateng lampaui nasional