Solo (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta berupaya memberikan pendampingan kepada Klaster Batik Giriarum Girilayu yang ada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah untuk percepatan pemulihan ekonomi.

"Dalam hal ini, Bank Indonesia dan pemerintah bersinergi dengan 'stakeholders' (mitra kerja) terkait untuk secara berkelanjutan mengembangkan UMKM di sektor ekonomi kreatif dan produk unggulan daerah yang berbasis lokal sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru. Upaya ini juga menjadi salah satu bentuk dukungan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GERNAS BBI)," kata Kepala Perwakilan BI Surakarta Nugroho Joko Prastowo di Solo, Jumat.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dikatakannya, tiga dari 17 subsektor ekonomi kreatif merupakan penyumbang terbesar produk domestik bruto (PDB) dan ekspor pada tahun 2019. Ketiga sub sektor ini adalah fesyen dengan kontribusi sebesar 41,4 persen, kuliner 17,6 persen, dan kriya 14,9 persen. Bahkan, dikatakannya, salah satu produk fesyen karya asli Bangsa Indonesia adalah batik yang juga merupakan salah satu warisan budaya dunia.

Menurut dia, industri batik di Indonesia telah mencapai 47.000 unit usaha yang tersebar di 101 sentra dengan serapan tenaga kerja lebih dari 200.000 orang sehingga mendapat prioritas pengembangan karena memiliki daya ungkit besar dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, BI secara berkesinambungan dan konsisten mendorong berkembangnya batik melalui berbagai program kegiatan, di antaranya Karya Kreatif Indonesia (KKI), Festival Ekonomi dan Keuangan Syariah (FESYAR), dan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF).

Baca juga: Manfaatkan PPKM, pengrajin batik di Cilacap cari ide kreatif

"Oleh karena itu, kami bersama dengan Pemerintah Kabupaten Karanganyar memfasilitasi pengembangan Klaster Batik Paguyuban Giriarum Girilayu melalui 'Program Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Berbasis Kelompok Subsistence'," katanya.

Ia mengatakan program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha UMKM dan peningkatan literasi keuangan masyarakat di Girilayu yang sebagian besar masih menjadi penerima program bantuan sosial pemerintah. Selain itu, pendampingan ini merupakan kelanjutan dari Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) dan pendampingan yang dilakukan sejak tahun 2020.

Ia mengatakan pada pelatihan tersebut tema yang diangkat adalah "Menjadi Wirausaha di Industri Kreatif yang Mandiri dan Sukses".

"Berbeda dengan pelatihan pertama yang bertemakan pengelolaan keuangan pribadi dan usaha serta pengenalan produk dan layanan lembaga keuangan pada bulan Juni lalu yang dilaksanakan secara 'offline', untuk pelatihan kewirausahaan kali ini dilaksanakan secara daring," katanya.

Meski demikian, ia berharap teknis pelatihan tersebut tetap menghasilkan pelatihan yang optimal.

"Ini adalah salah satu bentuk adaptasi kita, harapannya dengan tetap bergeraknya kegiatan ini bisa mempercepat pemulihan ekonomi," katanya.

Baca juga: UMKM di Pekalongan didorong manfaatkan aplikasi Lokapasar Batik
Baca juga: Kemenparekraf minta Pemkot Pekalongan libatkan pentahelix kembangkan batik

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024