Semarang (ANTARA) - BKKBN dalam rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional ke-28 kembali menyelenggarakan langkah nyata dengan menyelenggarakan Webinar 100 Profesor Bicara Stunting termasuk perwakilan Jawa Tengah yang menghadirkan 3 profesor secara virtual, Senin.

"BKKBN bertekad membangun cara dan semangat baru dalam mewujudkan keluarga berkualitas. BKKBN pada peringatan Harganas 2021 mengangkat tema Keluarga Keren, Cegah Stunting. Pada Webinar 100 profesor, Jawa Tengah mendapatkan jatah 3 meskipun sebenarnya kami berharap lebih," kata Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Widwiono.

Melalui webinar 100 profesor bicara stunting tersebut, lanjut Widwiono, diharapkan bisa mengarahkan langkah BKKBN dan stakeholder terkait untuk mencapai target yang diberikan yakni angka stunting pada 2024 menjadi 14 persen dari angka saat ini 27,6 persen.

"Kami berharap setiap tahun angka stunting bisa turun 3 persen setiap tahunnya, sehingga Jawa Tengah khususnya bisa mencapai target. Apalagi BKKBN mendapatkan mandat dari Presiden untuk menjadi Ketua Pelaksana Program Percepatan Penurunan Stunting," katanya.

Di Jawa Tengah, lanjut Widwiono, menghadirkan 3 profesor yakni Prof Ahmad Rofiq, Prof Saratri Wilonoyudho, dan Prof Dian Ratna Sawitri serta diikuti peserta baik pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, PKB/PLKB, OPD-KB, dan lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam sambutan yang disampaikan secara virtual mengakui stunting di Indonesia masih cukup tinggi, sehingga dengan 100 profesor bicara stunting diharapkan ada kajian dan bisa menjadi referensi untuk membuat kebijakan, menjadi langkah awal untuk memberikan masukan dari berbagai pertimbangan sesuai disiplin ilmu dengan tujuan menyempurnakan upaya menurunkan angka stunting.

Baca juga: Jateng peringati Harganas dengan Tilik Kampung KB secara virtual

Hasto dalam kesempatan tersebut juga mencontohkan ada lima negara yang berhasil menurunkan angka stunting dengan cukup baik yakni Peru, Senegal, Nepal, Ethiopia, dan Kyrgyztan yang juga bisa dijadikan kajian menarik, sehingga dapat teridentifikasi keseragaman untuk dijadikan contoh.

Hasto menegaskan saat ini Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) unggul dan harus disiapkan dengan memanfaatkan bonus demografi yang tidak berlangsung lama.

"Jangan sampai lewat begitu saja, tanpa memetik dan mentransformasikan bonus demografi menjadi bonus kesejahteraan. Mereka yang muda yang sangat menentukan kesejahteraan masyarakat yang akan datang. Mereka yang akan menjadi pasangan baru dan melahirkan generasi baru," katanya.

Mereka, tambah Hasto, bisa jadi penentu kalau mereka tidak menikah muda, tidak putus sekolah, kehamilan tidak banyak dan tidak berulang-ulang, sehingga mereka dapat bekerja dengan baik dan tiak banyak terjadi penggangguran, bisa jadi modal pembangunan, dan bebas stunting.

Baca juga: Jateng borong penghargaan Program Bangga Kencana 2021

Ketua Asosiasi Profesor Indonesia Prof Ari Purbayanto menambahkan dengan kegiatan 100 profesor bicara stunting sangat penting dan relevan karena untuk penanganan stunting dapat didekati dari sudut pandang keilmuan lintas disiplin ilmu.

"Kami berharap bisa memberikan andil, menyumbangkan pikiran kami untuk mengatasi stunting. Apalagi tidak hanya tugas pemerintah dalam hal ini BKKBN, tetapi semua sektor termasuk kaum akademik juga ikut bertanggung jawab dalam membangun keluarga dan mencegah stunting," katanya.

Di Jateng mengusung tema ketahanan keluarga dalam mencegah dan mengatasi stunting dilihat dari perspektif agama, kependudukan, sosial budaya, dan psikologis.

Prof Ahmad Rofiq, Guru Besar UIN Walisongo sekaligus sebagai Ketua Pabsedu Perwakilan Jateng menyampaikan materi terkait dengan ketahanan keluarga dalam mencegah dan mengatasi stunting ditinjau dari perspektif agama.

Baca juga: BKKBN pastikan ada pendampingan keluarga untuk tangani stunting

Prof Saratri Wilonoyudho, Guru Besar Unnes sekaligus Ketua Koalisi Kependudukan Jateng yang menyampaikan ketahanan keluarga dalam mencegah dan mengatasi stunting ditinjau dari persepektif kependudukan dengan subtema stunting dan COVID-19.

Sementara Prof Dian Ratna Sawitri selaku Guru Besar Undip yang juga Dekan Fakultas Psikologi menyampaikan materi ketahanan keluarga dalam mencegah dan mengatasi stunting ditinjau dari persektif psikologi dengan subtema peran wanita dalam keluarga untuk mengurangi peluang terjadinya stunting.

 

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024