Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah memperketat aturan perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala Mikro, karena adanya lonjakan kasus COVID-19 di daerah itu.

"Ini sesuai dengan Surat Edaran (SE) Bupati Boyolali Nomor 300/1949/5.5/2021 tentang Perpanjangan PPKM Mikro yang berlaku mulai Selasa (15/6) hingga Senin (28/6)," kata Bupati Boyolali M Said Hidayat di Boyolali, Kamis.

M Said menjelaskan sesuai SE Bupati tersebut, kegiatan hajatan masyarakat tidak diperbolehkan ke luar wilayah Boyolali. Masyarakat diperbolehkan menyelenggarakan hajatan hanya di lingkup Boyolali dengan catatan dilaksanakan sistem air mengalir atau "drive thru".

Baca juga: Boyolali waspadai penambahan kasus COVID-19 dari Kudus
Baca juga: 626 pasien COVID-19 jalani isolasi di Asrama Haji Donohudan

M Said menekankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali untuk segera melakukan percepatan program vaksinasi.

"Kami sudah meminta Dinkes segera mempercepat vaksinasi di lingkungan terdekat yang berpotensi, misalnya rumah sakit darurat (RSD) Boyolali. Masyarakat di lingkungan terdekat harus segera divaksinasi," kata M Said.

Sehingga, kata M Said, masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut merasa nyaman dan aman dengan vaksinasi meski harus tetap menjaga disiplin prokes.

Menyinggung soal tempat isolasi terpusat, M Said menjelaskan akan mengoptimalkan keberadaan Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Kemiri Boyolali, yang hingga hari ini sudah terisi oleh lima orang pasien.

"Kami juga akan melakukan inventarisasi di kecamatan-kecamatan. Paling tidak di kecamatan ada ruang-ruang untuk memfokuskan isolasi terhadap warga di lingkungan terdekat," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Ratri S Survivalina mengatakan perkembangan data kasus COVID-19 di Boyolali hingga Rabu (16/6) malam, bertambah 150 kasus, sehingga menjadi 8.832 kasus.

"Kasus COVID-19 di Boyolali saat ini ada 30 klaster. Terbanyak klater rewangan di Ampel yang mencapai 37 kasus dan klaster ponpes di Cepogo sebanyak 34 kasus, klaster keluarga di Selo 17 kasus," kata Ratri.

Ratri menjelaskan jumlah pasien COVID-19 di Boyolali yang menjalani perawatan di rumah sakit ada 161 pasien dan isolasi mandiri 565 kasus, sehingga jumlah aktif terkonfirmasi positif ada 726 kasus.

Jumlah pasien COVID-19 di Boyolali yang sudah sembuh sebanyak 7.737 kasus atau 87,6 persen dan meninggal dunia karena virus corona ada 369 kasus atau sekitar 4,2 persen.

Dengan demikian, skoring indeks kesehatan masyarakat (IKM) COVID-19 di Boyolali 2,07 atau masuk zona risiko sedang atau orange.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024