Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali mewaspadai penambahan kasus COVID-19 di daerahnya, terkait munculnya kluster baru masyarakat yang melakukan perjalanan atau kunjungan dari Kudus di Jawa Tengah.
"Penambahan kasus COVID-19 di Boyolali hingga Selasa ini, mencapai 129 kasus sehingga total akumulasi menjadi 8.682 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Ratri S Survivalina, di Boyolali, Selasa.
Ratri mengatakan penambahan kasus tersebut paling banyak terjadi di Kecamatan Boyolali, Ngemplak dan Nogosari. Terlebih kini Kabupaten Boyolali sudah mulai muncul kluster baru berkaitan dengan perjalanan atau kunjungan dari Kabupaten Kudus.
"Jumlah kluster COVID-19 di Boyolali saat ini 26. Beberapa kluster baru dengan pasien positif ada kaitannya dengan pelaku perjalanan dari Kudus atau mendapatkan kunjungan dari wilayah Kudus. Sudah ada tiga kluster baru di Boyolali yang ada kaitannya dengan penularan dari Kudus," kata Ratri.
Ketiga kluster tersebut berasal dari Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, yang salah seorang warga melakukan perjalanan ke Kabupaten Kudus, kemudian di Desa Bendungan, Kecamatan Simo, yang salah seorang warga baru pulang bekerja dari Kabupaten Kudus.
Baca juga: Kasus Covid-19 melonjak, Mal Ramayana Kudus tutup sementara
Adapula di Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, yang mendapatkan kunjungan kerabat dari Kabupaten Kudus. Dari 79 orang yang dites cepat antigen, ada 35 orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.
Selain dari ketiga kluster tersebut, kata Ratri, kluster perkantoran juga cukup menyita perhatian. Salah satunya yang terjadi di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Boyolali yang salah seorang karyawan terkonfirmasi positif COVID-19. Sehingga, untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut area perkantoran tersebut disterilkan dengan cara penyemprotan disinfektan selama dua hari berturut turut, Senin (14/6) dan Selasa ini.
"Perlu dilakukan sterilisasi selama dua hari dan juga untuk kegiatan pembersihan lingkungan," katanya.
Dia menjelaskan jumlah kasus aktif COVID-19 di Boyolali hingga Selasa ini, sebanyak 615 kasus. Jumlah itu, yang menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 142 kasus dan menjalani isolasi mandiri sebanyak 473 kasus.
Jumlah pasien COVID-19 di Boyolali yang sudah dinyatakan sembuh ada 7.704 kasus atau sekitar 88,7 persen, dan yang meninggal dunia ada sebanyak 363 kasus atau sekitar 4,2 persen.
Oleh karena itu skoring indeks kesehatan masyarakat (IKM) COVID-19 di Boyolali pada angka 2,07 atau masuk zona risiko sedang atau warna oranye.*
Baca juga: Pemimpin harus berani ambil risiko demi keselamatan warganya
Baca juga: Banyumas larang acara hajatan mulai 24 Juni
"Penambahan kasus COVID-19 di Boyolali hingga Selasa ini, mencapai 129 kasus sehingga total akumulasi menjadi 8.682 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Ratri S Survivalina, di Boyolali, Selasa.
Ratri mengatakan penambahan kasus tersebut paling banyak terjadi di Kecamatan Boyolali, Ngemplak dan Nogosari. Terlebih kini Kabupaten Boyolali sudah mulai muncul kluster baru berkaitan dengan perjalanan atau kunjungan dari Kabupaten Kudus.
"Jumlah kluster COVID-19 di Boyolali saat ini 26. Beberapa kluster baru dengan pasien positif ada kaitannya dengan pelaku perjalanan dari Kudus atau mendapatkan kunjungan dari wilayah Kudus. Sudah ada tiga kluster baru di Boyolali yang ada kaitannya dengan penularan dari Kudus," kata Ratri.
Ketiga kluster tersebut berasal dari Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, yang salah seorang warga melakukan perjalanan ke Kabupaten Kudus, kemudian di Desa Bendungan, Kecamatan Simo, yang salah seorang warga baru pulang bekerja dari Kabupaten Kudus.
Baca juga: Kasus Covid-19 melonjak, Mal Ramayana Kudus tutup sementara
Adapula di Desa Mliwis, Kecamatan Cepogo, yang mendapatkan kunjungan kerabat dari Kabupaten Kudus. Dari 79 orang yang dites cepat antigen, ada 35 orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.
Selain dari ketiga kluster tersebut, kata Ratri, kluster perkantoran juga cukup menyita perhatian. Salah satunya yang terjadi di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Boyolali yang salah seorang karyawan terkonfirmasi positif COVID-19. Sehingga, untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut area perkantoran tersebut disterilkan dengan cara penyemprotan disinfektan selama dua hari berturut turut, Senin (14/6) dan Selasa ini.
"Perlu dilakukan sterilisasi selama dua hari dan juga untuk kegiatan pembersihan lingkungan," katanya.
Dia menjelaskan jumlah kasus aktif COVID-19 di Boyolali hingga Selasa ini, sebanyak 615 kasus. Jumlah itu, yang menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 142 kasus dan menjalani isolasi mandiri sebanyak 473 kasus.
Jumlah pasien COVID-19 di Boyolali yang sudah dinyatakan sembuh ada 7.704 kasus atau sekitar 88,7 persen, dan yang meninggal dunia ada sebanyak 363 kasus atau sekitar 4,2 persen.
Oleh karena itu skoring indeks kesehatan masyarakat (IKM) COVID-19 di Boyolali pada angka 2,07 atau masuk zona risiko sedang atau warna oranye.*
Baca juga: Pemimpin harus berani ambil risiko demi keselamatan warganya
Baca juga: Banyumas larang acara hajatan mulai 24 Juni