Purwokerto (ANTARA) - Badan Pengurus Cabang (BPC) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Banyumas masa bakti 2021-2026 siap bersinergi dengan semua pemangku kepentingan dalam rangka memajukan sektor pariwisata di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

"Kita memang harus sinergi, bekerja sama dengan semua stakeholder. Dalam hal ini tentunya untuk peningkatan pariwisata agar tetap jalan dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Ketua BPC PHRI Kabupaten Banyumas Irianto di Purwokerto, Banyumas, Kamis.

Ia mengatakan hal itu kepada wartawan usai pelantikan BPC PHRI Kabupaten Banyumas masa bakti 2021-2026 di Pendopo Sipanji, Purwokerto.

Oleh karena itu, kata dia, setiap kegiatan yang digelar harus menerapkan protokol kesehatan agar semua kegiatan pariwisata tidak sampai ditutup oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.

Baca juga: Bupati Banyumas mengajak PHRI bangkit dari pandemi COVID-19

"Itu seperti yang disampaikan Pak Bupati menerapkan protokol kesehatan agar pariwisata tidak ditutup," katanya menjelaskan.

Irianto mengakui saat awal terjadinya pandemi COVID-19, sektor pariwisata khususnya hotel dan restoran di Banyumas sempat tutup.

Akan tetapi setelah objek wisata kembali dibuka dan ada pelonggaran kegiatan masyarakat, kata dia, hotel dan restoran di Banyumas kembali beroperasi karena banyak tamu yang mulai berdatangan.

"Terutama tamu-tamu yang korporat atau pebisnis yang datang ke Purwokerto," katanya menjelaskan.

Kendati demikian, dia mengakui saat momentum Lebaran 2021, hotel dan restoran tidak bisa memperoleh hasil maksimal.

Padahal sebelum terjadinya pandemi COVID-19, kata dia, hotel dan restoran di Banyumas selalu dipenuhi oleh pemesan.

"Kemarin (saat momentum Lebaran 2021, red.) kami tidak ada tamu karena ada penyekatan-penyekatan. Namun setelah itu mulai ada peningkatan meskipun kemarin kembali ada pembatasan-pembatasan karena di beberapa kabupaten ada peningkatan (kasus positif COVID-19)," katanya.

Dengan demikian, kata dia, kegiatan-kegiatan yang biasa diselenggarakan di hotel pun kembali dibatasi.

Dalam hal ini, dia mencontohkan Hotel Moro Seneng, Baturraden, Banyumas, yang biasa digunakan untuk lokasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, saat sekarang pun tidak ada kegiatan.

"Jadi otomatis okupansi sangat menurun. Apalagi di Baturraden, tempat wisata," kata General Manager Hotel Moro Seneng itu.

Irianto mengatakan pengelola hotel masih bisa bersyukur meskipun pendapatannya hanya dapat digunakan untuk biaya operasional dengan cara memberlakukan sistem sif terhadap karyawan.

Saat memberi sambutan, Bupati Banyumas Achmad Husein meminta anggota dan pengurus PHRI Banyumas untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Dalam hal ini, dia mengajak pengurus PHRI Banyumas untuk menegur warga yang tidak mengenakan masker saat beraktivitas di jalan maupun tempat lainnya.

"Kalau enggak bersama-sama mengontrol, tidak bersama-sama menegur satu sama lain, itu pasti akan tambah banyak. Kita harus rapatkan barisan agar jangan sampai korbannya banyak dan jangan sampai menjadi zona merah," katanya.
Baca juga: Okupansi hotel di Kudus capai 30-an persen
Baca juga: PHRI Surakarta sambut positif pelonggaran PPKM jilid dua

Ia mengatakan jika Banyumas menjadi zona merah, dapat dipastikan kegiatan pariwisata akan ditutup.

"Kalau Bapak/Ibu tidak ingin pariwisata ditutup, maka jangan sampai Banyumas menjadi zona merah," katanya. 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024