Kudus (ANTARA) - Bisnis perhotelan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, hingga kini masih sepi karena tingkat hunian kamar (okupansi) sejumlah hotel di daerah setempat berkisar 30-an persen, sedangkan peluang meningkatkan hunian saat Lebaran juga kecil karena ada larangan.

"Harapannya, saat Lebaran ada lonjakan hunian karena memang sangat diharapkan setelah tahun lalu juga terlewatkan. Akan tetapi, adanya kebijakan larangan mudik peluangnya juga tidak ada," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Kudus Tri Suyitno di Kudus, Jumat.

Ia khawatir larangan mudik tersebut semakin memperburuk bisnis perhotelan karena selama setahun terdampak pandemi COVID-19 sangat memukul pelaku usaha. Bahkan, pekerja di perhotelan juga banyak yang dikurangi, termasuk jam kerjanya.

Baca juga: Hotel Dafam tawari tenaga kesehatan inap cuma Rp10 ribu

Efisiensi tersebut sebagai upaya agar bisnis tersebut tetap hidup di tengah kondisi yang serba sulit.

Sebetulnya bisnis perhotelan saat ini mulai bergeliat dan banyak yang mulai promosi ke luar dengan harapan masa Lebaran bisa menjadi momen menggembirakan bisa menarik banyak tamu untuk menginap. Akan tetapi munculnya kebijakan tersebut sangat disayangkan.

Terlebih lagi, pengusaha jasa penginapan sudah pernah mengikuti bimbingan penerapan protokol kebersihan, kesehatan, keamanan, dan ramah lingkungan (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability/CHSE) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Kemenparekraf juga memberikan peluang untuk tetap bergeliat di tengah pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kami sudah menerapkannya sehingga banyak tamu yang berani menginap karena jaminan tersebut," ujarnya.

Stimulus untuk pengusaha perhotelan pun belum didapat, sehingga berharap ada perubahan kebijakan soal larangan mudik agar bisnis perhotelan juga tetap bisa bergeliat lebih baik lagi.

"Alangkah lebih baiknya, jika masyarakat masih boleh mudik dengan aturan yang ketat sehingga kami masih bisa berharap menjaring tamu untuk menginap di hotel yang hingga kini baru pulih sekitar 30-an persen," ujarnya. 

Baca juga: Pemkab gandeng investor siap bangun hotel di Batang
Baca juga: Pemilik Hotel Sato Kudus diminta ganti rugi atas kerusakan rumah warga

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024