Purwokerto (ANTARA) - Anggota Komisi IV DPR RI Sunarna mengatakan kegiatan Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) harus digiatkan secara terus-menerus hingga menyentuh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
"Yang jelas bahwa ini memasyarakatkan bagaimana masyarakat itu gemar makan ikan. Tanpa kita lakukan sosialisasi dengan terus-menerus, pasti akan lupa," kata Sunarna usai kegiatan Safari Gemarikan di Pendopo Wakil Bupati Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu siang.
Akan tetapi, jika tahapan Safari Gemarikan dilaksanakan terus-menerus setiap tahun, kata dia, konsumsi masyarakat terhadap ikan diharapkan dapat meningkat.
Jika sebelumnya gerakan untuk memasyarakatkan makan ikan itu terbatas kepada ibu hamil dan ibu menyusui, sekarang harus menyentuh ke organisasi-organisasi kemasyarakatan agar lebih melebar dan lebih cepat sosialisasinya terhadap keluarga maupun masyarakat.
"Jadi, nantinya sudah tidak asing lagi bahwa di tengah masyarakat gemar makan ikan ini menjadi kegiatan yang sehari-hari untuk konsumsi sehingga menjadi kebiasaan," ujar mantan Bupati Klaten itu.
Selain itu, lanjut dia, juga untuk mencerdaskan otak masyarakat dan nantinya menjadi orang-orang yang cerdas, apalagi di saat kondisi pandemi seperti sekarang ini, itu penting sekali," katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan bahwa gemar makan ikan dapat mengatasi stunting (tengkes atau kekerdilan), khususnya di Kabupaten Banyumas yang saat sekarang permasalahan tengkesnya masih mencapai kisaran 24 persen.
"Padahal, standarnya dunia itu maksimal 20 persen, seperlima penduduk di suatu negara," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, dengan adanya Gemarikan diharapkan tingkat kekerdilan atau tengkes dapat ditekan.
Ia mengakui kegiatan Safari Gemarikan sudah berkali-kali digelar di Kabupaten Banyumas oleh anggota Komisi IV DPR RI Sunarna.
"Matur nuwun (terima kasih, red.) ya Pak Sunarna, karena kalau hanya mengandalkan APBD Kabupaten Banyumas, kami tidak mampu, tadi cuma 180 paket. Ternyata dari provinsi ada, dari pusat lewat Pak Sunarna ada, ya alhamdulillah," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia optimistis ke depan, permasalahan tengkes di Kabupaten Banyumas akan semakin turun, salah satunya dengan gemar makan ikan.
Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Machmud mengatakan kegiatan Gemarikan lahir pada 2004.
"Saat itu Ibu Presiden Megawati Soekarnoputri menyampaikan angka konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan masih rendah, masih 20 kilogram per kapita, jauh sekali dengan Jepang yang sudah di atas 100 kilogram (per kapita) waktu itu," katanya menjelaskan.
Oleh karena itu, kata dia, Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) terus berjalan sejak tahun 2004 hingga sekarang.
Bahkan pada tahun 2020, lanjut dia, KKP bersama Komisi IV DPR RI menginisiasi perluasan sasaran Gemarikan karena adanya pandemi COVID-19, yakni dari sebelumnya hanya untuk ibu hamil dan ibu menyusui, diperluas kepada warga terdampak pandemi karena rawan gizi.
"Oleh karena rawan gizi, nantinya berakhir ke stunting juga, kan seperti itu," katanya menjelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan dukungan KKP dan Komisi IV DPR RI untuk kegiatan Gemarikan pada tahun 2021 makin besar, yakni sebanyak 2.000 paket per anggota Komisi IV.
Dalam hal ini, anggota Komisi IV DPR RI sebanyak 55 orang sehingga secara keseluruhan tersedia 110.000 paket untuk seluruh wilayah Indonesia.
"Sekarang posisi di Banyumas mungkin sudah ke titik 27 atau 28 dari seluruh Indonesia. Satu anggota (Komisi IV DPR RI) itu 1.000 paket untuk yang (tahap) pertama," katanya.
"Yang jelas bahwa ini memasyarakatkan bagaimana masyarakat itu gemar makan ikan. Tanpa kita lakukan sosialisasi dengan terus-menerus, pasti akan lupa," kata Sunarna usai kegiatan Safari Gemarikan di Pendopo Wakil Bupati Banyumas, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu siang.
Akan tetapi, jika tahapan Safari Gemarikan dilaksanakan terus-menerus setiap tahun, kata dia, konsumsi masyarakat terhadap ikan diharapkan dapat meningkat.
Jika sebelumnya gerakan untuk memasyarakatkan makan ikan itu terbatas kepada ibu hamil dan ibu menyusui, sekarang harus menyentuh ke organisasi-organisasi kemasyarakatan agar lebih melebar dan lebih cepat sosialisasinya terhadap keluarga maupun masyarakat.
"Jadi, nantinya sudah tidak asing lagi bahwa di tengah masyarakat gemar makan ikan ini menjadi kegiatan yang sehari-hari untuk konsumsi sehingga menjadi kebiasaan," ujar mantan Bupati Klaten itu.
Selain itu, lanjut dia, juga untuk mencerdaskan otak masyarakat dan nantinya menjadi orang-orang yang cerdas, apalagi di saat kondisi pandemi seperti sekarang ini, itu penting sekali," katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan bahwa gemar makan ikan dapat mengatasi stunting (tengkes atau kekerdilan), khususnya di Kabupaten Banyumas yang saat sekarang permasalahan tengkesnya masih mencapai kisaran 24 persen.
"Padahal, standarnya dunia itu maksimal 20 persen, seperlima penduduk di suatu negara," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, dengan adanya Gemarikan diharapkan tingkat kekerdilan atau tengkes dapat ditekan.
Ia mengakui kegiatan Safari Gemarikan sudah berkali-kali digelar di Kabupaten Banyumas oleh anggota Komisi IV DPR RI Sunarna.
"Matur nuwun (terima kasih, red.) ya Pak Sunarna, karena kalau hanya mengandalkan APBD Kabupaten Banyumas, kami tidak mampu, tadi cuma 180 paket. Ternyata dari provinsi ada, dari pusat lewat Pak Sunarna ada, ya alhamdulillah," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia optimistis ke depan, permasalahan tengkes di Kabupaten Banyumas akan semakin turun, salah satunya dengan gemar makan ikan.
Direktur Pemasaran Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Machmud mengatakan kegiatan Gemarikan lahir pada 2004.
"Saat itu Ibu Presiden Megawati Soekarnoputri menyampaikan angka konsumsi masyarakat Indonesia terhadap ikan masih rendah, masih 20 kilogram per kapita, jauh sekali dengan Jepang yang sudah di atas 100 kilogram (per kapita) waktu itu," katanya menjelaskan.
Oleh karena itu, kata dia, Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) terus berjalan sejak tahun 2004 hingga sekarang.
Bahkan pada tahun 2020, lanjut dia, KKP bersama Komisi IV DPR RI menginisiasi perluasan sasaran Gemarikan karena adanya pandemi COVID-19, yakni dari sebelumnya hanya untuk ibu hamil dan ibu menyusui, diperluas kepada warga terdampak pandemi karena rawan gizi.
"Oleh karena rawan gizi, nantinya berakhir ke stunting juga, kan seperti itu," katanya menjelasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan dukungan KKP dan Komisi IV DPR RI untuk kegiatan Gemarikan pada tahun 2021 makin besar, yakni sebanyak 2.000 paket per anggota Komisi IV.
Dalam hal ini, anggota Komisi IV DPR RI sebanyak 55 orang sehingga secara keseluruhan tersedia 110.000 paket untuk seluruh wilayah Indonesia.
"Sekarang posisi di Banyumas mungkin sudah ke titik 27 atau 28 dari seluruh Indonesia. Satu anggota (Komisi IV DPR RI) itu 1.000 paket untuk yang (tahap) pertama," katanya.