Jakarta (ANTARA) -
Kader Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) mendesak dibentuknya Tim Penyelamat Organisasi lantaran Kongres XX PMII yang akan digelar pada 16 Maret-20 Maret 2021 tak kunjung terlaksana.
 
Salah satu agenda kongres itu adalah pemilihan Ketua Umum PB PMII.
 
Salah seorang kandidat Ketua Umum PB PMII Zulfahmy Wahab Kaharuddin dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, menyayangkan adanya kekosongan kepemimpinan setelah kepengurusan sebelumnya meletakkan jabatannya.
 
"Sejak dinyatakan demisioner Ketua Umum Agus Mulyono Herlambang pada Kongres XX ini menyisakan beban, telantar, dan tak jelas forum persidangannya," kata Zulfahmy.
 
Seharusnya, lanjut dia, dalam etika persidangan ketua umum tidak boleh dinyatakan demisioner apabila belum ada pengganti ketua umum.
 
"Sekarang sudah 3x24 jam PB PMII belum mendapatkan ketua umum yang baru," jelasnya.
 
Oleh karena itu, kata Zulfahmy, demi keberlangsungan dan keselamatan organisasi PB PMII dirinya mengajak para kader tercinta untuk menyelamatkan organisasi PMII dengan membentuk tim penyelamatan organisasi PMII.
 
Tugas tim penyelamatan PMII, kata dia, untuk mengisi kekosongan kepemimpinan tingkat nasional.
 
Zulfahmy menyampaikan sejumlah poin yang perlu dilaksanakan yaitu menunda jalannya Kongres PMII sampai ada penanggung jawab yang sah dan mengembalikan kongres satu tempat agar berlangsung secara aman, jujur, dan adil.
 
"Kami juga meminta pemilihan ketua Umum dilakukan Di PB PMII sebagai rumah bersama dan rumah kaum pergerakan. Selain itu mendorong terbentuknya tim penyelamatan organisasi sebagai penanggung jawab persiapan pemilihan ketua umum," jelasnya.
 
Pihaknya juga menolak intervensi eksternal dalam proses pemilihan Ketua Umum PB PMII.
 
"Kami mendukung penuh program Presiden Republik Indonesia, khususnya pemulihan ekonomi nasional," tuturnya.

Baca juga: Legislator minta kader PMII siap jadi pemimpin bangsa
Baca juga: PMII Serukan "Sempera" Resolusi untuk Indonesia

Pewarta : Syaiful Hakim
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024