Kudus, Jateng (ANTARA) - Guru di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, diminta menunjukkan dedikasinya dengan melakukan monitoring siswa di rumah selama mengikuti pembelajaran secara daring, apakah benar-benar mengikutinya dengan baik atau tidak, kata Pelaksana Tugas Bupati Kudus Hartopo.
"Di tengah masa pandemi COVID-19, guru memang dituntut pengabdiannya dalam mencerdaskan bangsa. Meskipun banyak hambatan, jangan dijadikan alasan untuk bekerja maksimal. Harus mau turun dengan memastikan bahwa muridnya benar-benar mengikuti pembelajaran secara daring dengan baik," katanya usai menyerahkan surat keputusan (SK) pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Ruang Command Center Dinas Kominfo Kudus, Kamis.
Jumlah tenaga honorer yang diangkat sebagai aparatur sipil negara (ASN) melalui skema PPPK sebanyak 97 orang, meliputi 72 guru dan lainnya penyuluh pertanian.
Ia meminta para guru tidak sekadar hanya di sekolah, melainkan turun langsung ke rumah siswanya untuk memastikan mereka sudah mengikuti pembelajaran selama ini atau belum. Terlebih, bagi siswa yang terkendala sinyal internet.
Menurut dia guru juga harus kreatif agar pembelajaran secara daring tidak membosankan bagi siswanya.
Terhadap gunu honorer yang hari ini (25/2) mendapatkan SK pengangkatan PPPK diminta menunjukkan dedikasinya untuk terjun ke lapangan guna memonitor siswanya apakah benar-benar mengikuti pembelajaran secara daring atau tidak.
"Orang tua tentunya menginginkan anaknya berkualitas, sehingga ketika naik kelas atau lulus juga dengan nilai akademik yang baik. Jangan masa pandemi ini dianggap masa liburan, kemudian tiba-tiba sudah lulus," kata Hartopo.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus Dian Vitayani Winahyu mengungkapkan guru memang diingatkan untuk kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran secara daring.
"Jika cara tertentu mulai membuat siswa bosan, maka harus dicarikan media yang lain agar siswa terus secara rutin mengikuti pembelajaran selama masa pandemi," katanya.
Baca juga: Wifi terpasang, pelajar Girpasang Klaten kini bisa belajar daring
Baca juga: PWI Pati siapkan rumah belajar daring untuk siswa tak mampu
"Di tengah masa pandemi COVID-19, guru memang dituntut pengabdiannya dalam mencerdaskan bangsa. Meskipun banyak hambatan, jangan dijadikan alasan untuk bekerja maksimal. Harus mau turun dengan memastikan bahwa muridnya benar-benar mengikuti pembelajaran secara daring dengan baik," katanya usai menyerahkan surat keputusan (SK) pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Ruang Command Center Dinas Kominfo Kudus, Kamis.
Jumlah tenaga honorer yang diangkat sebagai aparatur sipil negara (ASN) melalui skema PPPK sebanyak 97 orang, meliputi 72 guru dan lainnya penyuluh pertanian.
Ia meminta para guru tidak sekadar hanya di sekolah, melainkan turun langsung ke rumah siswanya untuk memastikan mereka sudah mengikuti pembelajaran selama ini atau belum. Terlebih, bagi siswa yang terkendala sinyal internet.
Menurut dia guru juga harus kreatif agar pembelajaran secara daring tidak membosankan bagi siswanya.
Terhadap gunu honorer yang hari ini (25/2) mendapatkan SK pengangkatan PPPK diminta menunjukkan dedikasinya untuk terjun ke lapangan guna memonitor siswanya apakah benar-benar mengikuti pembelajaran secara daring atau tidak.
"Orang tua tentunya menginginkan anaknya berkualitas, sehingga ketika naik kelas atau lulus juga dengan nilai akademik yang baik. Jangan masa pandemi ini dianggap masa liburan, kemudian tiba-tiba sudah lulus," kata Hartopo.
Sementara itu, Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus Dian Vitayani Winahyu mengungkapkan guru memang diingatkan untuk kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi pembelajaran secara daring.
"Jika cara tertentu mulai membuat siswa bosan, maka harus dicarikan media yang lain agar siswa terus secara rutin mengikuti pembelajaran selama masa pandemi," katanya.
Baca juga: Wifi terpasang, pelajar Girpasang Klaten kini bisa belajar daring
Baca juga: PWI Pati siapkan rumah belajar daring untuk siswa tak mampu