Armand W. Hartono dan Nicholas Saputra jadikan BCA Berbagi Ilmu di Undip penuh warna
Semarang (ANTARA) - Armand W. Hartono, Wakil Presiden Direktur BCA dan Nicholas Saputra sebagai Duta Bakti BCA menjadikan event BCA Berbagi Ilmu yang berlangsung di Kampus Undip Semarang, Selasa (7/5/2024) penuh warna. Mahasiswa yang menjadi peserta, antusias dari awal hingga akhir acara.
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk kuliah umum berjudul Survival Leadership, Facing Uncertainties tersebut, Armand menceritakan kisah suka duka keluarganya yang mampu survive, begitu juga dengan Nicholas yang berbagi cerita soal kisah suksesnya.
"Kunci utama dalam menghadapi perubahan ialah survivability, yaitu bagaimana kemampuan kita untuk beradaptasi di tengah perubahan yang berlangsung. Menjadi seorang pemimpin, kita harus bisa cepat tanggap dalam beradaptasi di era modern yang dinamis. Salah satu cara yang dilakukan BCA adalah mendengarkan berbagai feedback dari nasabah yang mendorong kami untuk terus berinovasi demi menjawab kebutuhan mereka," kata Armand.
Armand menegaskan di dunia yang terus berubah dengan cepat, mahasiswa dihadapkan pada tantangan yang lebih kompleks daripada sekadar menyelesaikan tugas-tugas akademis. Mereka juga perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja yang dinamis. Di tengah tantangan tersebut, jiwa kepemimpinan menjadi fondasi kuat untuk bertahan di tengah banyaknya perubahan.
Nicholas Saputra menekankan kepemimpinan maupun kreativitas dapat tumbuh dari masa-masa paling sulit seperti yang terjadi di dunia perfilman, apalagi ketidakpastian merupakan kepastian itu sendiri.
"Salah satu yang paling penting adalah daya tahan. Saya merasa daya tahan ketika kita bekerja, ketika kita menginginkan sesuatu, menjadi kunci karena hidup itu panjang, karier itu panjang, meskipun kadang kita juga harus belajar sprint. Pendidikan penting. Di tengah-tengah saya main film, saya kuliah juga di jurusan arsitektur. Saya rasa pendidikan itu bisa diambil dari mana saja baik formal maupun informal. Semua itu diperlukan dalam menumbuhkan kepemimpinan dalam diri kita,” kata Nicholas.
Program BCA Berbagi Ilmu telah diawali 3 Mei di BINUS University, Jakarta dan jajaran direksi BCA lainnya juga akan hadir membawakan berbagai topik terkait teknologi, industri keuangan, dan perbankan di sejumlah universitas, antara lain Institut Teknologi Bandung di Bandung, Universitas Sriwijaya di Palembang, dan Universitas Udayana di Bali.
Selain itu, Program BCA Berbagi Ilmu akan
menghadirkan kegiatan Student Banking Tour yang akan mengajak sejumlah siswa tingkat SMA
untuk belajar mendalami materi perbankan dan literasi keuangan seraya berkunjung langsung ke
kantor cabang BCA. Ada pula kegiatan pemberdayaan bagi penyandang difabel.
Pada tahun 2023, rangkaian kuliah umum BCA Berbagi Ilmu dilaksanakan di lima universitas di
Indonesia dan diikuti oleh lebih dari 3.000 mahasiswa. Sedangkan untuk kegiatan Student
Banking Tour disemarakkan oleh kehadiran lebih dari 900 siswa siswi dari 18 sekolah. Terakhir,
bagi penyandang difabel, sekitar 30 orang turut diberdayakan melalui pembekalan keterampilan,
bazar karya, dan tur ke kantor cabang BCA.
EVP Corporate Communications & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan BCA
Berbagi Ilmu di bawah payung Bakti BCA menjadi bentuk dukungan kami kepada generasi
muda untuk menjadi SDM unggul dan memberikan kontribusi kepada ekonomi Indonesia.
"Menurut BPS, Indonesia diperkirakan memasuki masa bonus demografi dengan periode puncak hingga tahun 2030, ditunjukkan dari jumlah penduduk usia produktif yang mencapai dua kali lipat jumlah penduduk usia anak dan lanjut usia. Kami percaya bahwa investasi terbaik bagi generasi muda ini adalah pendidikan, karena itu Bakti BCA berkomitmen untuk terus memfasilitasi mereka dengan berbagai bentuk dukungan," kata Hera.
Melalui payung Bakti BCA, Perseroan berkomitmen untuk terus memberikan manfaat dalam
skala individu, masyarakat, dan ekosistem. BCA percaya bahwa individu yang berdaya dapat
memberdayakan komunitasnya, dan komunitas yang berdaya dapat berkontribusi positif pada
kelestarian ekosistem, sehingga tercipta sebuah siklus yang saling berpengaruh dan berkaitan.
Dalam rangka mempertegas komitmen tersebut,
BCA meluncurkan kampanye #BuktiBaktiBCA yang
merekam jejak seluruh kegiatan Bakti BCA, berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Cakupan program Bakti BCA sendiri meliputi aspek pendidikan (Bakti Pendidikan), kesehatan (Bakti Kesehatan), pemberdayaan masyarakat (Desa Bakti BCA), budaya (Bakti Budaya), dan lingkungan (Bakti Lingkungan).
Selain BCA Berbagi Ilmu, program Bakti Pendidikan lainnya mencakup pelatihan guru di Indonesia
Bagian Timur, dukungan terhadap ekonomi digital berupa SYNRGY Accelerator & Academy, Program
Pendidikan Bisnis dan Perbankan (PPBP) dan Program Pendidikan Teknik Informatika (PPTI), hingga pengembangan kompetensi penyandang disabilitas. Terbaru, perseroan resmi membuka program Beasiswa Bakti BCA 2024 yang diikuti 700 mahasiswa dari 20 perguruan tinggi di Indonesia. Secara total, Bakti BCA telah memberikan beasiswa dan pelatihan kepada lebih dari 7.000 mahasiswa
berprestasi di Indonesia.
Kegiatan yang dikemas dalam bentuk kuliah umum berjudul Survival Leadership, Facing Uncertainties tersebut, Armand menceritakan kisah suka duka keluarganya yang mampu survive, begitu juga dengan Nicholas yang berbagi cerita soal kisah suksesnya.
"Kunci utama dalam menghadapi perubahan ialah survivability, yaitu bagaimana kemampuan kita untuk beradaptasi di tengah perubahan yang berlangsung. Menjadi seorang pemimpin, kita harus bisa cepat tanggap dalam beradaptasi di era modern yang dinamis. Salah satu cara yang dilakukan BCA adalah mendengarkan berbagai feedback dari nasabah yang mendorong kami untuk terus berinovasi demi menjawab kebutuhan mereka," kata Armand.
Armand menegaskan di dunia yang terus berubah dengan cepat, mahasiswa dihadapkan pada tantangan yang lebih kompleks daripada sekadar menyelesaikan tugas-tugas akademis. Mereka juga perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja yang dinamis. Di tengah tantangan tersebut, jiwa kepemimpinan menjadi fondasi kuat untuk bertahan di tengah banyaknya perubahan.
Nicholas Saputra menekankan kepemimpinan maupun kreativitas dapat tumbuh dari masa-masa paling sulit seperti yang terjadi di dunia perfilman, apalagi ketidakpastian merupakan kepastian itu sendiri.
"Salah satu yang paling penting adalah daya tahan. Saya merasa daya tahan ketika kita bekerja, ketika kita menginginkan sesuatu, menjadi kunci karena hidup itu panjang, karier itu panjang, meskipun kadang kita juga harus belajar sprint. Pendidikan penting. Di tengah-tengah saya main film, saya kuliah juga di jurusan arsitektur. Saya rasa pendidikan itu bisa diambil dari mana saja baik formal maupun informal. Semua itu diperlukan dalam menumbuhkan kepemimpinan dalam diri kita,” kata Nicholas.
Program BCA Berbagi Ilmu telah diawali 3 Mei di BINUS University, Jakarta dan jajaran direksi BCA lainnya juga akan hadir membawakan berbagai topik terkait teknologi, industri keuangan, dan perbankan di sejumlah universitas, antara lain Institut Teknologi Bandung di Bandung, Universitas Sriwijaya di Palembang, dan Universitas Udayana di Bali.
Selain itu, Program BCA Berbagi Ilmu akan
menghadirkan kegiatan Student Banking Tour yang akan mengajak sejumlah siswa tingkat SMA
untuk belajar mendalami materi perbankan dan literasi keuangan seraya berkunjung langsung ke
kantor cabang BCA. Ada pula kegiatan pemberdayaan bagi penyandang difabel.
Pada tahun 2023, rangkaian kuliah umum BCA Berbagi Ilmu dilaksanakan di lima universitas di
Indonesia dan diikuti oleh lebih dari 3.000 mahasiswa. Sedangkan untuk kegiatan Student
Banking Tour disemarakkan oleh kehadiran lebih dari 900 siswa siswi dari 18 sekolah. Terakhir,
bagi penyandang difabel, sekitar 30 orang turut diberdayakan melalui pembekalan keterampilan,
bazar karya, dan tur ke kantor cabang BCA.
EVP Corporate Communications & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan BCA
Berbagi Ilmu di bawah payung Bakti BCA menjadi bentuk dukungan kami kepada generasi
muda untuk menjadi SDM unggul dan memberikan kontribusi kepada ekonomi Indonesia.
"Menurut BPS, Indonesia diperkirakan memasuki masa bonus demografi dengan periode puncak hingga tahun 2030, ditunjukkan dari jumlah penduduk usia produktif yang mencapai dua kali lipat jumlah penduduk usia anak dan lanjut usia. Kami percaya bahwa investasi terbaik bagi generasi muda ini adalah pendidikan, karena itu Bakti BCA berkomitmen untuk terus memfasilitasi mereka dengan berbagai bentuk dukungan," kata Hera.
Melalui payung Bakti BCA, Perseroan berkomitmen untuk terus memberikan manfaat dalam
skala individu, masyarakat, dan ekosistem. BCA percaya bahwa individu yang berdaya dapat
memberdayakan komunitasnya, dan komunitas yang berdaya dapat berkontribusi positif pada
kelestarian ekosistem, sehingga tercipta sebuah siklus yang saling berpengaruh dan berkaitan.
Dalam rangka mempertegas komitmen tersebut,
BCA meluncurkan kampanye #BuktiBaktiBCA yang
merekam jejak seluruh kegiatan Bakti BCA, berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Cakupan program Bakti BCA sendiri meliputi aspek pendidikan (Bakti Pendidikan), kesehatan (Bakti Kesehatan), pemberdayaan masyarakat (Desa Bakti BCA), budaya (Bakti Budaya), dan lingkungan (Bakti Lingkungan).
Selain BCA Berbagi Ilmu, program Bakti Pendidikan lainnya mencakup pelatihan guru di Indonesia
Bagian Timur, dukungan terhadap ekonomi digital berupa SYNRGY Accelerator & Academy, Program
Pendidikan Bisnis dan Perbankan (PPBP) dan Program Pendidikan Teknik Informatika (PPTI), hingga pengembangan kompetensi penyandang disabilitas. Terbaru, perseroan resmi membuka program Beasiswa Bakti BCA 2024 yang diikuti 700 mahasiswa dari 20 perguruan tinggi di Indonesia. Secara total, Bakti BCA telah memberikan beasiswa dan pelatihan kepada lebih dari 7.000 mahasiswa
berprestasi di Indonesia.