Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, mendorong para pelaku usaha kecil, dan mikro mampu melakukan ekspor langsung atau mandiri ke pasar mancanegara sebagai upaya mengantisipasi ketergantungan pada pihak ketiga.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop UKM) Kota Pekalongan Bambang Nurdyatman di Pekalongan, Selasa, mengatakan bahwa saat ini, tercatat sebanyak 22 eksportir seperti di bidang komoditi batik, craft, hasil laut, dan makanan.

"Selama ini para pelaku usaha sudah ekspor komoditi ke beberapa negara tujuan tetapi mereka selalui melalui pihak ketiga. Oleh karena itu, kami dorong mereka agar bisa melakukan ekspor secara mandiri," katanya.

Bambang mengatakan jumlah eksportir terus mengalami peningkatan yaitu semula hanya ada 16 pelaku usaha kini bertambah menjadi 22 eksportir.

Demikian pula realisasi nilai ekspor barang, kata dia, pada 2020 juga melampaui target sebesar Rp368,5 miliar.

Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kementerian Perdagangan Heryono Hadi Praseto mengatakan melalui program pendampingan ekspor (Export Coaching Program) para pelaku usaha UKM melakukan ekspor tanpa bergantung pada pihak lain.

Terkait target, kata dia, pihaknya menargetkan 10 dari 30 pelaku usaha yang mengikuti pelatihan harus mampu menjadi eksportir mandiri.

"Yang penting, kami akan terus meningkatkan bagaimana SDM, produknya, dan negosiasi bisnisnya. Kami juga bekali mereka dengan informasi terkait dengan budaya atau kultur pangsa pasar global yang sesuai dengan produk unggulan di daerah ini," katanya.

Baca juga: Selama 2019, ekspor Pekalongan tembus Rp313 miliar
Baca juga: Pekalongan optimistis produk ekspor diminati mancanegara

Pewarta : Kutnadi
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024