Semarang (ANTARA) - Seluruh tenaga sukarelawan COVID-19 di RSUD Tugurejo sebanyak 62 orang telah dilindungi jaminan sosial ketenagakerjaan setelah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan dan secara simbolis kartu kepesertaan diserahkan Kepala BPJAMSOSTEK Cabang Semarang Pemuda Teguh Wiyono kepada Direktur RSUD Tugurejo Haryadi Ibnu Junaedi, Jumat.

Dalam kesempatan yang berlangsung di ruang VVIP Direktur RSUD Tugurejo Semarang tersebut, Teguh Wiyono memberikan apresiasi kepada RSUD Tugurejo yang telah mendaftarkan seluruh relawan COVID-19 untuk mendapatkan jaminan sosial ketenagakerjaan selama 6 bulan

"Mereka para relawan memiliki risiko tinggi karena menangani pasien COVID-19. Jumlah mereka 62 tenaga relawan dan diikutkan dalam tiga program yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), dan Jaminan Hari Tua (JHT) 6 bulan. Rp36.800 kali 62 orang kali 6 bulan," kata Teguh.

Teguh mengaku tidak hanya tenaga relawan COVID-19 yang didaftarkan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, tetapi juga ada 477 karyawan BLUD RSUD Tugurejo yang terlindungi jaminan sosial ketenagakerjaan.

"Untuk 477 karyawan BLUD RSUD Tugurejo diikutkan dalam 4 program yakni JKK, JHT, JKM, dan Jaminan Pensiun. Pada hari ini, terdapat juga relawan COVID-19 di RS Suwondo Kendal yang juga dilakukan penyerahan secara simbolis kartu kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan," kata Teguh.

Teguh juga kembali menegaskan mengenai manfaat menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan dan kemudahan mengajukan klaim jika terjadi risiko yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja atau meninggal dunia.

Baca juga: BPJAMSOSTEK Semarang Pemuda jamin perlindungan 615 relawan COVID-19

Direktur RSUD Tugurejo Haryadi Ibnu Junaedi mengakui selama ini untuk pengajuan klaim bagi peserta yang terkena risiko berlangsung dengan mudah dan berjalan lancar.

"Sangat bermanfaat (Program BPJS Ketenagakerjaan,red.). Sebelumnya ada karyawan BLUD yang meninggal karena sakit dan klaimnya lancar. Harapan kami mereka para peserta tidak mendapatkan risiko," kata Haryadi.

Terkait dengan kasus COVID-19, Haryadi menjelaskan pada Bulan Februari ini jumlah pelayanan rawat jalan dan rawat inap kasus suspect dan terkonfirmasi COVID-19 turun sangat signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

"Implementasi protokol kesehatan dengan disiplin menerapkan 5M juga ada gerakan dari Gubernur Jateng 2 hari di rumah saja sangat bermanfaat. Komunikasi kami pada 3 minggu terakhir, masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan tempat untuk rawat maupun isolasi di rumah sakit," kata Haryadi.

Penurunan jumlah pasien rawat jalan dan rawat inap di RSUD Tugurejo, tambah Haryadi ditunjukkan dari 134 tempat tidur yang sebelumnya penuh di bulan Januari, Desember, dan bulan-bulan sebelumnya, turun drastis per 19 Februari 2021 jumlah pasien yang dirawat di ruang isolasi maupun ICU isolasi RSUD Tugurejo tercatat hanya 18 pasien.

Baca juga: Dukung pemerintah, BPJAMSOSTEK Ungaran cegah penyebaran COVID-19 kluster perkantoran

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024