Magelang (ANTARA) - Pertumbuhan kubah lava Gunung Merapi saat ini masih terjadi setelah kejadian awan panas pada 27 Januari 2021, tetapi pertumbuhannya relatif kecil, kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida.
"Pertumbuhan kubah lava kemarin sekitar 5.000 meter kubik per hari. Ini di bawah rata-rata Merapi, karena rata-rata Merapi 20.000 meter kubik per hari," katanya di Magelang, Selasa.
Ia menyampaikan hal tersebut saat mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang bersama Deputi Bidang Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan.
Menurut Hanik, lava pijar masih terjadi, namun potensi bahayanya kecil ke arah selatan dan barat daya, yakni Kali Boyong, Krasak, Putih, dan Bebeng dengan jarak potensi 5 kilometer.
Baca juga: Merapi enam kali luncurkan guguran lava pijar
"Status aktivitas Merapi pun juga belum berubah, yakni Siaga karena ancaman terhadap penduduk juga belum ada. Kalau menentukan status normal, waspada, siaga, dan awas itu berdasarkan potensi ancamannya terhadap penduduk seperti apa, ini yang kami gunakan sebagai patokan untuk menaikkan status," katanya.
Ia menyampaikan ancaman letusan eksplosif sudah menurun, karena Merapi sudah kembali pada erupsi normalnya, yakni tumbuh kubah lava kemudian ada lava pijar, dan ada awan panas.
"Namun demikian, karena potensi itu masih ada walaupun kecil sehingga yang di radius 3 kilometer untuk tidak melakukan aktivitas," katanya.
Hanik menuturkan untuk deformasi Merapi saat ini hampir tidak ada, sehari sekarang antara 1-2 milimeter.*
Baca juga: Antisipasi hujan abu Merapi, Candi Asu dan Candi Pendem ditutup plastik
Baca juga: Pengungsi KRB III Merapi di Boyolali sudah kembali
"Pertumbuhan kubah lava kemarin sekitar 5.000 meter kubik per hari. Ini di bawah rata-rata Merapi, karena rata-rata Merapi 20.000 meter kubik per hari," katanya di Magelang, Selasa.
Ia menyampaikan hal tersebut saat mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang bersama Deputi Bidang Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan.
Menurut Hanik, lava pijar masih terjadi, namun potensi bahayanya kecil ke arah selatan dan barat daya, yakni Kali Boyong, Krasak, Putih, dan Bebeng dengan jarak potensi 5 kilometer.
Baca juga: Merapi enam kali luncurkan guguran lava pijar
"Status aktivitas Merapi pun juga belum berubah, yakni Siaga karena ancaman terhadap penduduk juga belum ada. Kalau menentukan status normal, waspada, siaga, dan awas itu berdasarkan potensi ancamannya terhadap penduduk seperti apa, ini yang kami gunakan sebagai patokan untuk menaikkan status," katanya.
Ia menyampaikan ancaman letusan eksplosif sudah menurun, karena Merapi sudah kembali pada erupsi normalnya, yakni tumbuh kubah lava kemudian ada lava pijar, dan ada awan panas.
"Namun demikian, karena potensi itu masih ada walaupun kecil sehingga yang di radius 3 kilometer untuk tidak melakukan aktivitas," katanya.
Hanik menuturkan untuk deformasi Merapi saat ini hampir tidak ada, sehari sekarang antara 1-2 milimeter.*
Baca juga: Antisipasi hujan abu Merapi, Candi Asu dan Candi Pendem ditutup plastik
Baca juga: Pengungsi KRB III Merapi di Boyolali sudah kembali