Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta tidak memungkiri kemungkinan merumahkan karyawan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta menyusul penutupan kembali objek wisata tersebut akibat pandemi COVID-19.

"Besok itu mungkin bisa jadi dirumahkan, tetapi keeper, dokter hewan, dan satpamnya dipekerjakan seperti biasa," kata Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo di Solo, Senin.

Ia mengatakan kemungkinan tersebut terjadi karena sulitnya Pemkot Surakarta mempertahankan operasional TSTJ selama pandemi COVID-19. Menurut dia, dalam kondisi seperti ini tidak mungkin TSTJ dibuka seperti biasa.

"Percuma, daripada nanti kami malah kena persoalan. Keputusan Pak Sekda tutup sekalian aja," katanya.

Meski demikian, terkait dengan kemungkinan merumahkan karyawan tersebut sampai saat ini masih dalam tahap pembahasan.

"Kemarin kan selalu saya sampaikan targetnya itu adalah hewannya selamat pegawainya bisa ngliwet (memasak nasi)," katanya.

Ia mengatakan awalnya Pemerintah Kota Surakarta akan menggunakan anggaran belanja tak terduga (BTT) untuk penggajian. Meski demikian, sesuai dengan aturan BTT tidak bisa digunakan untuk menggaji karyawan.

"Dipikir menggunakan anggaran BTT boleh, ternyata 'nggak' boleh untuk gaji karyawan administrasi sampai direktur, tetapi kalau untuk mengaji keeper dan dokter hewannya boleh. Untuk beli makannya juga boleh, kemarin sudah kami anggarkan Rp1,9 miliar untuk setahun ini," katanya.

Meski demikian, ia memastikan jika situasi sudah kembali normal maka TSTJ akan kembali dibuka untuk masyarakat umum.

Baca juga: Taman Satwa taru Jurug kembali tutup akibat kasus COVID-19 meningkat

Baca juga: Sejak dibuka kembali, jumlah pengunjung TSTJ masih rendah

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024