Solo (ANTARA) - Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta kembali tidak menerima pengunjung akibat jumlah kasus COVID-19 di Kota Solo yang masih terus meningkat.

"Ditutupnya (tidak menerima pengunjung) ini jelas keputusan manajemen dan pak wali (Wali Kota Surakarta)," kata Direktur Utama TSTJ Bimo Wahyu Widodo Dasir Santoso di Solo, Jumat.

Ia mengatakan penutupan TSTJ untuk pengunjung ini pernah dilakukan saat penetapan status kejadian luar biasa (KLB) di Solo pada awal COVID-19 lalu, yaitu selama bulan Maret-Juni.

"Sejak dibuka Juni itu memang tingkat kunjungan sepi, karena kami kan mengikuti surat edaran wali kota, salah satunya pengunjung harus berusia di atas 15 tahun," katanya.

Padahal, menurut dia selama ini sekitar 40 persen dari total pengunjung merupakan anak di bawah 15 tahun, 40 persen lagi orang tua yang mengantarkan anak mereka, dan 20 persen berasal dari rombongan taman kanak-kanak (TK) yang biasa berekreasi pada libur sekolah.

Ia mengatakan selama pandemi COVID-19 angka kunjungan setiap harinya di kisaran 20-25 pengunjung. Bahkan, dikatakannya, momentum libur pergantian tahun lalu juga tidak mampu mendongkrak jumlah pengunjung.

Pihaknya mencatat jika pada libur akhir tahun sebelumnya jumlah pengunjung bisa mencapai 21.000 orang, untuk Desember lalu jumlah pengunjung tidak lebih dari 20 orang.

"Melihat kondisi ini ya otomatis diambil kebijakan tidak menerima pengunjung dulu, sambil lihat perkembangan. Kalau perkembangan kondusif ya dibuka, siapa yang tidak ingin buka. Apalagi sekarang kan anak-anak sekolah belum aktif," katanya.

Meski untuk sementara ini tidak menerima pengunjung, pihaknya berupaya memastikan satwa yang ada di lembaga konservasi tersebut tetap terpelihara dengan baik.

"Ketersediaan pakan masih aman sampai sekarang, kami dengan Pemkot Surakarta berusaha. Strategi bertahan kan banyak, ya nanti kami ambil yang terbaik," katanya.

Baca juga: Pandemi, pengrajin kue keranjang di Solo hentikan produksi
Baca juga: Mal di Solo keluhkan tingkat kunjungan selama PPKM turun mencapai 50 persen
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Heru Suyitno
Copyright © ANTARA 2024