Klaten (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah menyiapkan rencana kontingensi terkait pengungsian bencana meletusnya Gunung Merapi.

"Setiap kabupaten punya rencana kontingensi karena ini jadi tanggung jawab bersama. Di provinsi juga ada rencana kontingensi terkait erupsi ini," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Harian BPBD Provinsi Jawa Tengah Syafrudin saat mengunjungi tempat evakuasi sementara di Balai Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis.

Mengenai kemungkinan terjadinya letusan, pihaknya juga mempersiapkan skenario terburuk.

Baca juga: Jumlah pengungsi Merapi di Klaten di bawah 50 persen

"Kalau kejadian memburuk kami akan buka pos pendamping dengan berbagai bidang, antara lain bidang logistik dan bidang kesehatan," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, terkait persiapan yang sudah dilakukan oleh tiga kabupaten yang terdampak letusan Merapi, yaitu Kabupaten Klaten, Magelang, dan Boyolali tidak sama.

"Kalau Magelang sudah diungsikan ke tempat evakuasi akhir karena Magelang sudah siap dari awal, termasuk menerapkan 'sister village'. Ada 800 pengungsi dari empat desa, yaitu Desa Krinjing, Paten, Ngargomulyo, dan Desa Keningar," katanya.

Untuk di Kabupaten Klaten ada tiga desa yang seluruhnya masih berada di tempat evakuasi sementara, yaitu di Desa Balerante, Sidorejo, dan Tegalmulyo. Selanjutnya, untuk di Boyolali pengungsi juga masih di tempat evakuasi sementara, di Desa Klakah, Jrakah, dan Tlogolele.

Sementara itu, terkait sejumlah warga yang belum ingin turun ke tempat evakuasi sementara, pihaknya meminta instansi terkait untuk ikut memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai ancaman.

"Lihat perkembangan juga karena mengenai ancaman (letusan Gunung Merapi), ini bukan bagian BPBD," katanya.

Baca juga: Pos Pantau Merapi catat gelombang seismik mulai dinamis
Baca juga: Masuk KRB III Merapi, sejumlah warga Klaten masih bertahan

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024