Cilacap (ANTARA) - Ratusan hektare sawah di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terdampak banjir yang terjadi pada pekan terakhir Oktober, kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap Supriyanto.
"Area persawahan yang terendam banjir di Kecamatan Kroya dan Nusawungu itu kebetulan baru persemaian, belum ada pertanaman," katanya di Cilacap, Rabu.
Kendati demikian, dia mengatakan ratusan hektare sawah di dua kecamatan yang dilanda banjir itu telah menjalani proses pengolahan sehingga siap untuk ditanami dengan benih hasil persemaian.
Dengan demikian, kata dia, petani yang sawahnya terendam banjir harus mengolah ulang lahannya dan melakukan persemaian kembali.
"Kalau yang di Kecamatan Kroya, kami sudah ada datanya tapi yang di Nusawungu, kami masih melakukan pendataan di lapangan," katanya menjelaskan.
Dalam hal ini, kata dia, luasan persemaian yang terendam banjir di Kecamatan Kroya mencapai 24,5 hektare untuk lahan siap tanam seluas 490 hektare.
Terkait dengan hal itu, Supriyanto mengatakan pihaknya akan mengupayakan bantuan benih bagi petani yang terdampak banjir.
Oleh karena itu, kata dia, musim tanam pertama tahun 2020-2021 khususnya di Kecamatan Nusawungu dan Kroya dipastikan mundur.
Dia mengakui sektor pertanian tidak bisa berbuat banyak untuk mengantisipasi dampak fenomena La Nina moderat dan puncak musim hujan pada Desember-Januari.
"Kalau dikasih bantuan benih, mau semai di mana meskipun persemaiannya bisa dilakukan di tempat lain, tapi kalau ada banjir, mau tanam di mana," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya akan mencoba memetakan area persawahan yang rawan banjir maupun sawah yang terbebas dari banjir.
Dari hasil pemetaan tersebut, kata dia, sawah-sawah yang masuk kategori aman karena berada di daerah yang agak tinggi, produktivitasnya akan ditingkatkan.
Menurut dia, hal itu dilakukan demi mendukung ketahanan pangan nasional khususnya di Kabupaten Cilacap.
"Area persawahan yang terendam banjir di Kecamatan Kroya dan Nusawungu itu kebetulan baru persemaian, belum ada pertanaman," katanya di Cilacap, Rabu.
Kendati demikian, dia mengatakan ratusan hektare sawah di dua kecamatan yang dilanda banjir itu telah menjalani proses pengolahan sehingga siap untuk ditanami dengan benih hasil persemaian.
Dengan demikian, kata dia, petani yang sawahnya terendam banjir harus mengolah ulang lahannya dan melakukan persemaian kembali.
"Kalau yang di Kecamatan Kroya, kami sudah ada datanya tapi yang di Nusawungu, kami masih melakukan pendataan di lapangan," katanya menjelaskan.
Dalam hal ini, kata dia, luasan persemaian yang terendam banjir di Kecamatan Kroya mencapai 24,5 hektare untuk lahan siap tanam seluas 490 hektare.
Terkait dengan hal itu, Supriyanto mengatakan pihaknya akan mengupayakan bantuan benih bagi petani yang terdampak banjir.
Oleh karena itu, kata dia, musim tanam pertama tahun 2020-2021 khususnya di Kecamatan Nusawungu dan Kroya dipastikan mundur.
Dia mengakui sektor pertanian tidak bisa berbuat banyak untuk mengantisipasi dampak fenomena La Nina moderat dan puncak musim hujan pada Desember-Januari.
"Kalau dikasih bantuan benih, mau semai di mana meskipun persemaiannya bisa dilakukan di tempat lain, tapi kalau ada banjir, mau tanam di mana," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya akan mencoba memetakan area persawahan yang rawan banjir maupun sawah yang terbebas dari banjir.
Dari hasil pemetaan tersebut, kata dia, sawah-sawah yang masuk kategori aman karena berada di daerah yang agak tinggi, produktivitasnya akan ditingkatkan.
Menurut dia, hal itu dilakukan demi mendukung ketahanan pangan nasional khususnya di Kabupaten Cilacap.