Purwokerto (ANTARA) - Kepala Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Besar Polisi Komisaris Besar Polisi Whisnu Caraka menemui pimpinan sejumlah perguruan tinggi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terkait dengan unjuk rasa mahasiswa yang digelar pada hari Kamis (15/10).

Saat ditemui wartawan usai bertemu Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr. Anjar Nugroho di Kampus UMP, Jumat, Kapolresta mengatakan kunjungan tersebut ditujukan untuk membina hubungan yang lebih baik meskipun selama ini telah terjalin silaturahim.

Menurut dia, kunjungan tersebut juga akan dilakukan ke perguruan tinggi lain termasuk ke Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

Kendati demikian, dia mengakui jika kunjungan tersebut juga berkaitan dengan unjuk rasa yang digelar mahasiswa pada Kamis .

"Sekali merengkuh dayung, dua-tiga pulau terlampaui. Utamanya, kami lebih mempererat silaturahim," ujarnya.

Saat ditanya apakah kunjungan tersebut juga dalam rangka untuk meminta mahasiswa agar tidak demonstrasi, dia mengatakan pihaknya tidak bisa melarang demonstrasi karena kegiatan tersebut merupakan bagian dari penyampaian pendapat di muka umum.

Disinggung mengenai kabar jika anggota Polresta Banyumas tidak sesuai prosedur saat membubarkan unjuk rasa yang digelar mahasiswa pada Kamis (15/10) siang hingga malam hari, Kapolresta mengatakan pihaknya dalam kunjungan tersebut juga menjelaskan tentang standar operasional prosedur (SOP) yang diterapkan Polri

"Kemudian apabila ada hal-hal yang kurang berkenan, ya kami mohon maaf kalau ada hal-hal seperti itu," katanya.

Kendati demikian, dia mengimbau mahasiswa jika akan unjuk rasa, hendaknya memperketat kembali barisan agar tidak ditunggangi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan lain.

Menurut dia, indikasi mengenai adanya orang-orang yang menunggangi unjuk rasa pada hari Kamis (15/10) tersebut tetap ada.

"Yang jelas, kalau indikasi tetap ada, indikasi seperti itu. Kami melakukan itu (tindakan, red.) ya untuk tujuan yang lebih baik," ucap dia menegaskan.

Ia mengakui jika pihaknya sempat mengamankan sejumlah pengunjuk rasa dan mereka bukanlah provokator.

Menurut dia, beberapa pengunjuk rasa yang diamankan adalah pelajar dan seluruhnya telah dipulangkan pada Kamis (15/10) malam.

"Kami pastikan tidak ada kerusakan (akibat unjuk rasa). Dari pihak mahasiswa pun tidak ada perusakan. Hanya kami mengimbau kepada mereka kalau unjuk rasa sampai malam akan berakibat atau berefek lebih jelek," tuturnya.

Sementara itu, Rektor UMP Dr. Anjar Nugroho mengatakan pihaknya cukup memahami langkah-langka Kepolisian dalam rangka mengamankan aksi yang digelar mahasiswa.

"Ini suatu upaya untuk memahami dan kami juga ingatkan kepada seluruh mahasiswa bahwa sebetulnya yang menjadi sasaran terkait dengan protes terhadap Undang-Undang Cipta Kerja ini adalah para politikus yang ada di Jakarta, bagusnya tetap di situ," katanya.

Dengan demikian, kata dia, jangan sampai kemudian terjadi benturan antara mahasiswa dan pihak Kepolisian.

Ia juga mengimbau kepada pihak Kepolisian agar dalam menangani segala bentuk demonstrasi yang digelar mahasiswa hendaknya sebisa mungkin dilakukan dengan sebaik-baiknya serta meminimalisasi terjadinya korban, baik dari mahasiswa atau peserta demonstrasi maupun dari Kepolisian.

Baca juga: Polresta Banyumas siagakan 1.000 personel amankan unjuk rasa

 

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024