Batang (ANTARA) - Nilai investasi di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, selama Januari 2020 hingga akhir September 2020 meroket hingga Rp5,5 triliun atau melampaui dari target yang ditetapkan sebesar Rp1 triliun.

"Nilai investasi Rp5,5 triliun diperoleh dari 50 perusahaan baru yang sudah mengajukan perizinan ke Pemkab Batang," kata Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Batang Sri Purrwaningsih di Batang, Rabu.

Menurut dia, peningkatan nilai investasi di daerah itu diperkirakan akan terus meningkat setelah Presiden Joko Widodo mencanangkan Kabupaten Batang sebagai Kawasan Industri Terpadu (KIT) untuk relokasi industri asing dan dalam negeri.

"Saat ini sudah banyak investor yang melakukan konsultasi perizinan dan hampir dipastikan 80 persen mereka siap menanamkan modalnya di Kabupaten Batang," katanya.

Ia mengatakan sejumlah perusahaan asing yang berencana menanamkan investasi di KIT Batang antara lain Korea, Amerika Serikat, China, dan Jepang.

Jika dikalkulasi dengan laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), kata Sri Purwaningsih, nilai investasinya akan lebih tinggi lagi.

"KIT Batang yang berada di Sigayung dan Kenconorejo ini banyak peluang dan pilihan untuk investor sehingga mereka sudah banyak yang berkonsultasi ke Mal Pelayanan Publik (MPP) Batang," katanya.

Ia menambahkan adanya KIT Batang, target pemkab untuk melakukan penyerapan tenaga kerja sebanyak 10 ribu orang sudah tercapai, termasuk pencapaian 100 investasi baru.

Baca juga: 4.651 UMKM Batang terima banpres Rp2,4 juta

Baca juga: Budi daya bawang putih asal Batang tembus pasar Taiwan

Pewarta : Kutnadi
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024