Purwokerto (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengimbau petani setempat menanam varietas padi yang tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.
"Sebagian besar petani sudah mulai persiapan memasuki musim tanam pertama (MT I) tahun 2020-2021. Alhamdulillah, dengan curah hujan yang mendukung, semakin mempercepat proses memasuki periode musim tanam ini," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinpertan KP Kabupaten Banyumas Widarso di Purwokerto, Banyumas, Senin.
Menurut dia, petani yang sudah mulai persiapan tanam di antaranya berada di Kecamatan Kebasen, Wangon, Jatilawang, dan Kemranjen.
Ia menargetkan luas tanam padi pada Oktober 2020 mencapai kisaran 5.000 hektare dari target luas tanam pada MT I yang seluas 32.000 hektare.
Kendati demikian, dia mengatakan dengan kondisi curah hujan yang diprediksi akan tinggi, petani perlu waspada terhadap kondisi munculnya hama dan penyakit tanaman yang muncul.
"Oleh karena itu, kami mengimbau petani untuk menggunakan varietas padi yang tahan terhadap hama dan penyakit. Varietas yang sudah rentan terhadap hama dan penyakit tanaman sebaiknya jangan ditanam lagi meskipun masih banyak masyarakat yang suka," tegasnya.
Widarso mengatakan ketersediaan pupuk bersubsidi untuk petani di Kabupaten Banyumas pada MT I dipastikan aman karena saat sekarang sudah ada tambahan alokasi dari pemerintah pusat.
"Petani diimbau untuk tetap tenang, tidak perlu khawatir terhadap kemungkinan terjadinya kelangkaan pupuk karena pemerintah pusat telah menambah alokasi pupuk bersubsidi," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo memrakirakan awal musim hujan di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya akan berlangsung pada dasarian (10 hari) kedua bulan Oktober.
"Hanya saja yang perlu diwaspadai saat musim hujan kali ini adalah hujannya lebih banyak karena adanya La Nina," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat yang bermukim di wilayah rawan longsor maupun banjir perlu waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut.
"Sebagian besar petani sudah mulai persiapan memasuki musim tanam pertama (MT I) tahun 2020-2021. Alhamdulillah, dengan curah hujan yang mendukung, semakin mempercepat proses memasuki periode musim tanam ini," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinpertan KP Kabupaten Banyumas Widarso di Purwokerto, Banyumas, Senin.
Menurut dia, petani yang sudah mulai persiapan tanam di antaranya berada di Kecamatan Kebasen, Wangon, Jatilawang, dan Kemranjen.
Ia menargetkan luas tanam padi pada Oktober 2020 mencapai kisaran 5.000 hektare dari target luas tanam pada MT I yang seluas 32.000 hektare.
Kendati demikian, dia mengatakan dengan kondisi curah hujan yang diprediksi akan tinggi, petani perlu waspada terhadap kondisi munculnya hama dan penyakit tanaman yang muncul.
"Oleh karena itu, kami mengimbau petani untuk menggunakan varietas padi yang tahan terhadap hama dan penyakit. Varietas yang sudah rentan terhadap hama dan penyakit tanaman sebaiknya jangan ditanam lagi meskipun masih banyak masyarakat yang suka," tegasnya.
Widarso mengatakan ketersediaan pupuk bersubsidi untuk petani di Kabupaten Banyumas pada MT I dipastikan aman karena saat sekarang sudah ada tambahan alokasi dari pemerintah pusat.
"Petani diimbau untuk tetap tenang, tidak perlu khawatir terhadap kemungkinan terjadinya kelangkaan pupuk karena pemerintah pusat telah menambah alokasi pupuk bersubsidi," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo memrakirakan awal musim hujan di Kabupaten Banyumas dan sekitarnya akan berlangsung pada dasarian (10 hari) kedua bulan Oktober.
"Hanya saja yang perlu diwaspadai saat musim hujan kali ini adalah hujannya lebih banyak karena adanya La Nina," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat yang bermukim di wilayah rawan longsor maupun banjir perlu waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut.