Magelang (ANTARA) - Perusahaan Daerah (Perumda) Percetakan Vita Grafika Kota Magelang, Jawa Tengah, mengoptimalkan jam kerja karyawan guna meningkatkan kinerja perusahaan secara profesional.
Direktur Utama Perumda Vita Grafika Kota Magelang Redy Setyawan di Magelang, Jateng, Jumat, mengaku sejak dirinya memimpin perumda itu mulai 31 Juli 2020, permasalahan yang terjadi di Vita Grafika terus diatasi guna mendukung perbaikan dan peningkatan kinerja perusahaan.
Pihaknya menerapkan jam kerja para karyawan laiknya perusahaan swasta yang profesional, yang mulai 1 September 2020, pada Sabtu tetap buka sebagaimana Jumat, yakni pukul 07.30-15.00 WIB, sedangkan Senin-Kamis pukul 07.30-16.00 WIB.
Selain itu, kata dia, melalui keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang, pihaknya menerapkan moto "Nol Persen Salah dan Terlambat".
"Jam kerja karyawan kita sesuaikan dengan aturan dari disnaker, yakni per minggu 42 jam, kemudian dengan moto 'Nol Persen Salah dan Terlambat', setidaknya selama satu bulan sejak saya menjabat tidak ada kesalahan dan keterlambatan itu," katanya.
Pengoptimalan jam kerja itu, kata dia, sebagai langkah perusahaan meningkatkan kinerja karyawan dan pelayanan kepada konsumen.
Meskipun mayoritas pelanggan dari institusi pemerintah, seperti dinas atau organisasi perangkat daerah, kata dia, pelayanan prima tetap menjadi hal yang utama dilakukan perusahaan itu.
Dia mengakui sebagian besar dari total 20 karyawan Vita Grafika sudah berumur, sedangkan sebagian besar infrastruktur berupa mesin cetak juga sudah berumur.
Baca juga: DW Perumda Tirta Ampera Boyolali bagikan APD ke pedagang
Akan tetapi, pihaknya masih bisa mengoptimalkan sumber daya manusia dan mesin percetakan yang ada untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
"Kami punya mesin tujuh buah, tapi hanya satu mesin yang bisa dipakai. Kita maksimalkan SDM dan mesin yang ada untuk pelayanan terbaik," katanya.
Ia mengaku perumda percetakan itu mengalami kerugian sejak 2018 sekitar Rp215 juta.
Oleh karena itu, ia mengaku memiliki tugas berat untuk melunasi utang tersebut dengan tenggat waktu hingga akhir 2020.
"Sekitar lima bulan ini saya harus melunasi utang itu ke pemerintah. Berat memang, tapi saya optimis bisa. Tugas lain yang tak kalah berat mengembalikan kepercayaan pemerintah kepada perumda ini," katanya.
Kepercayaan yang rendah itu, katanya, karena sering terjadi kesalahan dan keterlambatan
"Hal ini sangat berpengaruh pada kepercayaan konsumen, sehingga pesanan pekerjaan kurang baik," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengapresiasi pimpinan perumda percetakan saat ini yang membuat terobosan baru dalam rangka mengembangkan usahanya.
"Ini tidak lain untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara luas," katanya.
Ia berharap kepala OPD dan seluruh unsur pimpinan di jajaran Pemkot Magelang, termasuk jajaran BUMD, musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS), dan sekolah-sekolah, memanfaatkan Vita Grafika untuk memenuhi keperluannya agar perusahaan tersebut bisa hidup dan sehat lagi.
"Saya apresiasi buka jam kerja Vitagraff (Vita Grafika) lebih pagi sampai sore, dan Sabtu juga tetap buka. Seluruh jajaran saya di Pemkot Magelang memanfaatkan Vitagraff supaya perusahaan ini eksis lagi, sehat lagi," ujar dia.
Baca juga: Perumda Tirta Ampera Boyolali tergetkan 2.500 sambungan rumah bagi berpenghasilan rendah
Direktur Utama Perumda Vita Grafika Kota Magelang Redy Setyawan di Magelang, Jateng, Jumat, mengaku sejak dirinya memimpin perumda itu mulai 31 Juli 2020, permasalahan yang terjadi di Vita Grafika terus diatasi guna mendukung perbaikan dan peningkatan kinerja perusahaan.
Pihaknya menerapkan jam kerja para karyawan laiknya perusahaan swasta yang profesional, yang mulai 1 September 2020, pada Sabtu tetap buka sebagaimana Jumat, yakni pukul 07.30-15.00 WIB, sedangkan Senin-Kamis pukul 07.30-16.00 WIB.
Selain itu, kata dia, melalui keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang, pihaknya menerapkan moto "Nol Persen Salah dan Terlambat".
"Jam kerja karyawan kita sesuaikan dengan aturan dari disnaker, yakni per minggu 42 jam, kemudian dengan moto 'Nol Persen Salah dan Terlambat', setidaknya selama satu bulan sejak saya menjabat tidak ada kesalahan dan keterlambatan itu," katanya.
Pengoptimalan jam kerja itu, kata dia, sebagai langkah perusahaan meningkatkan kinerja karyawan dan pelayanan kepada konsumen.
Meskipun mayoritas pelanggan dari institusi pemerintah, seperti dinas atau organisasi perangkat daerah, kata dia, pelayanan prima tetap menjadi hal yang utama dilakukan perusahaan itu.
Dia mengakui sebagian besar dari total 20 karyawan Vita Grafika sudah berumur, sedangkan sebagian besar infrastruktur berupa mesin cetak juga sudah berumur.
Baca juga: DW Perumda Tirta Ampera Boyolali bagikan APD ke pedagang
Akan tetapi, pihaknya masih bisa mengoptimalkan sumber daya manusia dan mesin percetakan yang ada untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
"Kami punya mesin tujuh buah, tapi hanya satu mesin yang bisa dipakai. Kita maksimalkan SDM dan mesin yang ada untuk pelayanan terbaik," katanya.
Ia mengaku perumda percetakan itu mengalami kerugian sejak 2018 sekitar Rp215 juta.
Oleh karena itu, ia mengaku memiliki tugas berat untuk melunasi utang tersebut dengan tenggat waktu hingga akhir 2020.
"Sekitar lima bulan ini saya harus melunasi utang itu ke pemerintah. Berat memang, tapi saya optimis bisa. Tugas lain yang tak kalah berat mengembalikan kepercayaan pemerintah kepada perumda ini," katanya.
Kepercayaan yang rendah itu, katanya, karena sering terjadi kesalahan dan keterlambatan
"Hal ini sangat berpengaruh pada kepercayaan konsumen, sehingga pesanan pekerjaan kurang baik," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengapresiasi pimpinan perumda percetakan saat ini yang membuat terobosan baru dalam rangka mengembangkan usahanya.
"Ini tidak lain untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara luas," katanya.
Ia berharap kepala OPD dan seluruh unsur pimpinan di jajaran Pemkot Magelang, termasuk jajaran BUMD, musyawarah kerja kepala sekolah (MKKS), dan sekolah-sekolah, memanfaatkan Vita Grafika untuk memenuhi keperluannya agar perusahaan tersebut bisa hidup dan sehat lagi.
"Saya apresiasi buka jam kerja Vitagraff (Vita Grafika) lebih pagi sampai sore, dan Sabtu juga tetap buka. Seluruh jajaran saya di Pemkot Magelang memanfaatkan Vitagraff supaya perusahaan ini eksis lagi, sehat lagi," ujar dia.
Baca juga: Perumda Tirta Ampera Boyolali tergetkan 2.500 sambungan rumah bagi berpenghasilan rendah