Semarang (ANTARA) -
"Saya sih mengusulkan karena pendaftaran sudah, mereka sekarang pemeriksaan kesehatan, kalau bisa nanti debat-debatnya (secara tatap muka dan melibatkan banyak orang) tidak usah adalah, virtual saja," katanya di Semarang, Rabu.
Selain itu, dia juga usul agar para kandidat pilkada mengoptimalkan media sosial untuk menyampaikan visi misi masing-masing. "Tahapan seperti penyampaian visi misi yang biasanya mengundang banyak massa, juga dapat dilakukan dengan memaksimalkan media sosial atau elektronik," ujarnya.
Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menyoroti cukup banyaknya pengawas pemilu yang positif COVID-19 sehingga muncul klaster baru.
Menurut dia, hal itu berbahaya bila tidak diinformasikan dan disiapkan secara baik. "Nach ini kalau mereka tidak mendapatkan informasi yang baik, cara kerja yang baik, perlindungan peralatan atau APD yang baik, ini bahaya," katanya.
Baca juga: Ganjar minta KPU perketat protokol kesehatan saat kampanye pilkada
Saat ditanya apakah ada sorotan khusus dari 21 kota/kabupaten yang menggelar pilkada serentak pada 9 Desember 2020, dia menyebut hanya Semarang yang disebut harus lebih dicermati karena masuk kategori zona merah.
"Hari ini yang disebutkan oleh pusat hanya Semarang kok, maka di Semarang memang harus lebih ketat memberlakukan itu (protokol kesehatan)," ujarnya.
Ke-21 kabupaten/kota yang menggelar pilkada adalah Semarang dan Kabupaten Semarang, Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Magelang, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Rembang, dan Surakarta.
Kemudian, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Blora, Kabupaten Kendal, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Sragen, Kabupaten Klaten, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Demak.(LHP)
Baca juga: Ganjar minta laporan harian uji coba pembelajaran di sekolah
Baca juga: Ganjar instruksikan ASN borong sayuran petani dengan harga layak
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengusulkan agar tahapan debat antarkandidat pilkada 2020 digelar secara virtual guna mengantisipasi meluasnya penyebaran Covid-19.
"Saya sih mengusulkan karena pendaftaran sudah, mereka sekarang pemeriksaan kesehatan, kalau bisa nanti debat-debatnya (secara tatap muka dan melibatkan banyak orang) tidak usah adalah, virtual saja," katanya di Semarang, Rabu.
Selain itu, dia juga usul agar para kandidat pilkada mengoptimalkan media sosial untuk menyampaikan visi misi masing-masing. "Tahapan seperti penyampaian visi misi yang biasanya mengundang banyak massa, juga dapat dilakukan dengan memaksimalkan media sosial atau elektronik," ujarnya.
Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menyoroti cukup banyaknya pengawas pemilu yang positif COVID-19 sehingga muncul klaster baru.
Menurut dia, hal itu berbahaya bila tidak diinformasikan dan disiapkan secara baik. "Nach ini kalau mereka tidak mendapatkan informasi yang baik, cara kerja yang baik, perlindungan peralatan atau APD yang baik, ini bahaya," katanya.
Baca juga: Ganjar minta KPU perketat protokol kesehatan saat kampanye pilkada
Saat ditanya apakah ada sorotan khusus dari 21 kota/kabupaten yang menggelar pilkada serentak pada 9 Desember 2020, dia menyebut hanya Semarang yang disebut harus lebih dicermati karena masuk kategori zona merah.
"Hari ini yang disebutkan oleh pusat hanya Semarang kok, maka di Semarang memang harus lebih ketat memberlakukan itu (protokol kesehatan)," ujarnya.
Ke-21 kabupaten/kota yang menggelar pilkada adalah Semarang dan Kabupaten Semarang, Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan, Magelang, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Rembang, dan Surakarta.
Kemudian, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Blora, Kabupaten Kendal, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Sragen, Kabupaten Klaten, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Grobogan, dan Kabupaten Demak.(LHP)
Baca juga: Ganjar minta laporan harian uji coba pembelajaran di sekolah
Baca juga: Ganjar instruksikan ASN borong sayuran petani dengan harga layak