Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menunda alokasi anggaran perbaikan 13 sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) sebagai dampak pandemi virus corona jenis baru (COVID-19).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Achmad Taufik di Batang, Kamis mengatakan bahwa kebijakan "refocusing" anggaran untuk penanganan COVID-19 berdampak terhadap rencana pemeliharaan bangunan sekolah yang seharusnya dilakukan pada 2020.
"Ada 13 gedung sekolah terdiri atas 10 SD Negeri dan tiga SMP Negeri yang seharusnya dilakukan perbaikan pada tahun ini terpaksa harus ditunda direhab," katanya.
Ia yang didampingi Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Yuliyanto mengatakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan tetap mengajukan rehab gedung sekolah yang rusak pada pemkab agar dapat diperbaiki pada 2021 karena kondisi sudah lumayan parah.
Baca juga: 169 sekolah di Kudus rusak, anggaran Rp35,4 miliar disiapkan untuk perbaikan
Saat ini, kata dia, dana dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang di-refocusing untuk penanganan COVID-19 sebesar 23 persen.
Adapun kondisi bangunan sekolah baik SD maupun SMP yang kondisinya masih baik, kata dia, sebanyak 25 persen sedang sisanya rusak ringan dan berat.
"Kategori kerusakan secara keseluruhan kurang dari 30 persen disebut rusak ringan, 30 persen sampai 45 persen kategori rusak sedang, dan lebih dari 45 persen rusak berat," katanya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Sabar Mulyono mengatakan bahwa jumlah sekolah dasar negeri dan SMP Negeri sudah mencapai angka ratusan.
"Jumlah sekolah negeri di Batang mencapai ratusan dengan rincian 453 SDN dan 51 SMPN," kata Sabar Mulyono.
Baca juga: Anggota DPR: Negara harus hadir untuk atasi pembelajaran daring
Baca juga: Akademisi: Perlu kolaborasi guru-orang tua dalam pembelajaran daring
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Achmad Taufik di Batang, Kamis mengatakan bahwa kebijakan "refocusing" anggaran untuk penanganan COVID-19 berdampak terhadap rencana pemeliharaan bangunan sekolah yang seharusnya dilakukan pada 2020.
"Ada 13 gedung sekolah terdiri atas 10 SD Negeri dan tiga SMP Negeri yang seharusnya dilakukan perbaikan pada tahun ini terpaksa harus ditunda direhab," katanya.
Ia yang didampingi Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Yuliyanto mengatakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan tetap mengajukan rehab gedung sekolah yang rusak pada pemkab agar dapat diperbaiki pada 2021 karena kondisi sudah lumayan parah.
Baca juga: 169 sekolah di Kudus rusak, anggaran Rp35,4 miliar disiapkan untuk perbaikan
Saat ini, kata dia, dana dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang di-refocusing untuk penanganan COVID-19 sebesar 23 persen.
Adapun kondisi bangunan sekolah baik SD maupun SMP yang kondisinya masih baik, kata dia, sebanyak 25 persen sedang sisanya rusak ringan dan berat.
"Kategori kerusakan secara keseluruhan kurang dari 30 persen disebut rusak ringan, 30 persen sampai 45 persen kategori rusak sedang, dan lebih dari 45 persen rusak berat," katanya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Sabar Mulyono mengatakan bahwa jumlah sekolah dasar negeri dan SMP Negeri sudah mencapai angka ratusan.
"Jumlah sekolah negeri di Batang mencapai ratusan dengan rincian 453 SDN dan 51 SMPN," kata Sabar Mulyono.
Baca juga: Anggota DPR: Negara harus hadir untuk atasi pembelajaran daring
Baca juga: Akademisi: Perlu kolaborasi guru-orang tua dalam pembelajaran daring