Purwokerto (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Banyumas, Jawa Tengah, menjamin stok pangan dalam posisi aman dan memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah eks Keresidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.

"Kami perkirakan stok pangan khususnya gabah di gudang Bulog Banyumas mencukupi kebutuhan selama 3-4 bulan ke depan," kata Pemimpin Cabang Bulog Banyumas Dani Satrio di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis.

Kendati demikian, dia mengatakan tingkat ketahanan pangannya terus berputar karena hingga saat ini pengadaan gabah masih berjalan.

Baca juga: Jateng surplus beras 2,8 juta ton saat pandemi COVID-19

Bahkan, gabah yang masuk ke gudang Bulog setiap harinya berkisar 300-400 ton karena masa panen terus berkesinambungan dan kualitasnya tergolong bagus.

"Hingga saat ini, kami telah menyerap gabah sekitar 16.000 ton dan akan terus bertambah. Kami perkirakan sampai akhir tahun tetap aman," katanya.

Oleh karena itu, dia mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kemungkinan terjadinya krisis pangan di tengah pandemi COVID-19.

"Masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kemungkinan terjadinya krisis pangan akibat pandemi, kekeringan, dan sebagainya. Stok pangan tetap kami jaga," tegasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas Widarso mengatakan sekitar 15.000 hektare tanaman padi di Banyumas sudah mulai berbuah.

Dia memperkirakan ribuan hektare tanaman padi tersebut dapat dipanen pada akhir bulan Juli.

Selain itu, kata dia, di lereng Gunung Slamet juga terdapat sekitar 8.000 hektare sawah yang bisa panen tiga kali dalam setahun karena pasokan airnya selalu tersedia.

Menurut dia, pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin agar penyediaan pangan tidak sampai gagal karena pandemi COVID-19 belum mereda.

"Kalau sampai gagal dalam penyediaan pangan itu, secara psikologis yang kami khawatirkan adalah ulah para pemain pasar yang dapat mengakibatkan terjadinya lonjakan harga pangan khususnya beras," katanya.

Sementara saat melakukan kunjungan kerja di Desa Sidaurip, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Sabtu (13/6), Menteri Pertanian RI Syahruh Yasin Limpo mengaku optimistis bahwa Indonesia mampu terhindar dari ancaman krisis pangan yang akan terjadi pascapandemi COVID-19 seperti yang diingatkan oleh organisasi pangan dan pertanian dunia (Food and Agriculture Organization/FAO).

Selain itu, kata dia, FAO juga memberi peringatan terkait dengan adanya ancaman kekeringan yang melanda dunia karena persediaan air tinggal sedikit sejak bulan Mei hingga Juni dan pada bulan Juli sudah tidak ada air.

"Kita jawab di Indonesia tidak (ada kekeringan maupun krisis pangan). Di Indonesia ada semua (ketersediaan pangan dan air, red.)," tegasnya. 

Baca juga: Boyolali surplus pangan, produksi gabah capai 22.808 GKG
Baca juga: Pemkab Purbalingga perkirakan surplus beras bisa capai 1.400 ton

Pewarta : Sumarwoto
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024