Purwokerto (ANTARA) - Ratusan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menjalani tes usap secara massal untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 menjelang pelaksanaan normal baru di daerah itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto ditemui saat pelaksanaan tes usap di Kantor Sekretariat Daerah Banyumas, Purwokerto, Rabu, mengatakan kegiatan tersebut digelar atas perintah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Bupati Banyumas Achmad Husein dalam menghadapi normal baru.
"Kami harus melakukan (tes usap) secara masif. Target kami 4.000 sampel, sehingga kalau dilakukan dalam bulan ini, masa tanggap darurat 20 hari, paling tidak satu hari 200 orang yang kami tes usap," katanya.
Baca juga: Dinkes Banjarnegara: Tes cepat COVID-19 secara bertahap
Dalam hal ini, kata dia, masa tanggap darurat COVID-19 di Kabupaten Banyumas telah diperpanjang hingga 31 Juli 2020 yang diputuskan atas koordinasi dengan tim ahli dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Ia mengatakan hari pertama pelaksanaan tes usap itu dilaksanakan di Kantor Setda Banyumas dengan sasaran ASN, Anggota DPRD Kabupaten Banyums, dan ASN Sekretariat DPRD Kabupaten Banyumas.
Menurut dia, tes usap tersebut juga akan dilaksanakan di pasar-pasar tradisional, organisasi kemasyarakatan dan tempat-tempat lainnya.
"Yang penting ada perwakilan secara acak. Setidaknya mewakili, karena penduduk di Banyumas sekitar 1.860.000 jiwa, kami ambil hanya 4.000 sampel," katanya.
Menurut dia, tujuan tes usap tersebut untuk mengetahui gambaran tentang penyebaran COVID-19 di Kabupaten Banyumas.
"Yang kita harapkan tentu negatif semua ya. Kalau negatif semua berarti bagus seperti kondisi sebenarnya yang sekarang memang angka reproduksi virusnya yang kita hitung selama ini memang mulai menurun. Kemarin pada 30 Juni di angka 0,96, idealnya di bawah 1," katanya.
Kendati telah di bawah 1 atau berada pada angka 0,96, dia mengatakan hal itu belum dapat dikatakan aman karena posisi paling aman menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) di bawah 0,7.
"Kita di bawah 1, 'lower'-nya masih di atas 1, 'under'-nya di bawah 1. Yang aman kalau 'median', 'lower', maupun 'under' itu di bawah 1 semuanya. Itu bisa dikatakan angka reproduksi atau penularan virus corona terhadap yang lainnya itu sudah berkurang, sudah boleh dinyatakan terkendali," katanya.
Baca juga: Ganjar minta kepala daerah se-Jateng tingkatkan cek massal COVID-19
Lebih lanjut, Sadiyanto mengatakan sampel tes usap tersebut selanjutnya akan diperiksa di laboratorium RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Purwokerto, yang mendapat tugas dari Gubernur Jawa Tengah untuk memeriksa sampel usap khusus dari Kabupaten Banyumas.
Dalam hal ini, kata dia, RSUD Prof Dr Margono Soekarjo mendapatkan pinjaman alat uji dengan metode "Polymerase Chain Reaction (PCR)" dari pemerintah pusat untuk melakukan tes usap secara masif.
"Kami berharap hasilnya bisa diketahui dalam satu hari atau maksimal dua hari," katanya.
Disinggung mengenai kemungkinan adanya sampel yang positif COVID-19, dia mengatakan hal itu sudah diprediksi meskipun hanya satu atau dua orang.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya sudah menyiapkan rumah sakit milik pemerintah untuk menanganinya.
"Tempat tidur untuk mengisolasi COVID-19 kan tersedia sekitar 150-an di seluruh Banyumas. Ada 10 rumah sakit termasuk rumah sakit swasta, namun prioritasnya memanfaatkan rumah sakit pemerintah dulu," katanya.
Terkait dengan tes cepat, dia mengatakan pihaknya telah melaksanakannya terhadap sekitar 8.500 sampel dan hasilnya yang reaktif sebanyak 107 orang.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas per 30 Juni 2020, pukul 20.40 WIB, di Kabupaten Banyumas terdapat 77 kasus positif COVID-19 yang terdiri atas 66 orang dinyatakan sembuh, 4 orang meninggal dunia, dan 7 orang dalam perawatan.
Selain itu, total pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 360 orang terdiri atas 334 orang dengan hasil laboratorium negatif COVID-19, 4 orang menunggu hasil laboratorium, 2 orang dalam perawatan, dan 20 orang meninggal dunia.
Baca juga: Pemkab Banjarnegara gelar tes cepat massal
Baca juga: Pemkab Batang lakukan tes cepat massal pada pedagang di pasar
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto ditemui saat pelaksanaan tes usap di Kantor Sekretariat Daerah Banyumas, Purwokerto, Rabu, mengatakan kegiatan tersebut digelar atas perintah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Bupati Banyumas Achmad Husein dalam menghadapi normal baru.
"Kami harus melakukan (tes usap) secara masif. Target kami 4.000 sampel, sehingga kalau dilakukan dalam bulan ini, masa tanggap darurat 20 hari, paling tidak satu hari 200 orang yang kami tes usap," katanya.
Baca juga: Dinkes Banjarnegara: Tes cepat COVID-19 secara bertahap
Dalam hal ini, kata dia, masa tanggap darurat COVID-19 di Kabupaten Banyumas telah diperpanjang hingga 31 Juli 2020 yang diputuskan atas koordinasi dengan tim ahli dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Ia mengatakan hari pertama pelaksanaan tes usap itu dilaksanakan di Kantor Setda Banyumas dengan sasaran ASN, Anggota DPRD Kabupaten Banyums, dan ASN Sekretariat DPRD Kabupaten Banyumas.
Menurut dia, tes usap tersebut juga akan dilaksanakan di pasar-pasar tradisional, organisasi kemasyarakatan dan tempat-tempat lainnya.
"Yang penting ada perwakilan secara acak. Setidaknya mewakili, karena penduduk di Banyumas sekitar 1.860.000 jiwa, kami ambil hanya 4.000 sampel," katanya.
Menurut dia, tujuan tes usap tersebut untuk mengetahui gambaran tentang penyebaran COVID-19 di Kabupaten Banyumas.
"Yang kita harapkan tentu negatif semua ya. Kalau negatif semua berarti bagus seperti kondisi sebenarnya yang sekarang memang angka reproduksi virusnya yang kita hitung selama ini memang mulai menurun. Kemarin pada 30 Juni di angka 0,96, idealnya di bawah 1," katanya.
Kendati telah di bawah 1 atau berada pada angka 0,96, dia mengatakan hal itu belum dapat dikatakan aman karena posisi paling aman menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) di bawah 0,7.
"Kita di bawah 1, 'lower'-nya masih di atas 1, 'under'-nya di bawah 1. Yang aman kalau 'median', 'lower', maupun 'under' itu di bawah 1 semuanya. Itu bisa dikatakan angka reproduksi atau penularan virus corona terhadap yang lainnya itu sudah berkurang, sudah boleh dinyatakan terkendali," katanya.
Baca juga: Ganjar minta kepala daerah se-Jateng tingkatkan cek massal COVID-19
Lebih lanjut, Sadiyanto mengatakan sampel tes usap tersebut selanjutnya akan diperiksa di laboratorium RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Purwokerto, yang mendapat tugas dari Gubernur Jawa Tengah untuk memeriksa sampel usap khusus dari Kabupaten Banyumas.
Dalam hal ini, kata dia, RSUD Prof Dr Margono Soekarjo mendapatkan pinjaman alat uji dengan metode "Polymerase Chain Reaction (PCR)" dari pemerintah pusat untuk melakukan tes usap secara masif.
"Kami berharap hasilnya bisa diketahui dalam satu hari atau maksimal dua hari," katanya.
Disinggung mengenai kemungkinan adanya sampel yang positif COVID-19, dia mengatakan hal itu sudah diprediksi meskipun hanya satu atau dua orang.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya sudah menyiapkan rumah sakit milik pemerintah untuk menanganinya.
"Tempat tidur untuk mengisolasi COVID-19 kan tersedia sekitar 150-an di seluruh Banyumas. Ada 10 rumah sakit termasuk rumah sakit swasta, namun prioritasnya memanfaatkan rumah sakit pemerintah dulu," katanya.
Terkait dengan tes cepat, dia mengatakan pihaknya telah melaksanakannya terhadap sekitar 8.500 sampel dan hasilnya yang reaktif sebanyak 107 orang.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas per 30 Juni 2020, pukul 20.40 WIB, di Kabupaten Banyumas terdapat 77 kasus positif COVID-19 yang terdiri atas 66 orang dinyatakan sembuh, 4 orang meninggal dunia, dan 7 orang dalam perawatan.
Selain itu, total pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 360 orang terdiri atas 334 orang dengan hasil laboratorium negatif COVID-19, 4 orang menunggu hasil laboratorium, 2 orang dalam perawatan, dan 20 orang meninggal dunia.
Baca juga: Pemkab Banjarnegara gelar tes cepat massal
Baca juga: Pemkab Batang lakukan tes cepat massal pada pedagang di pasar