Purwokerto (ANTARA) - Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kembali melaksanakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PPKM) yang dibiayai oleh Kementerian Riset Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Tahun Anggaran 2020. 

"Hal ini menjadi prestasi yang membanggakan karena Tim PPKM UMP harus bersaing program dengan tim dari berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia," kata Ketua Tim Dosen UMP apt. Arini Syarifah, M.Si. di Purwokerto, Jumat.

Ia mengatakan Tim PPKM UMP yang terdiri atas dosen Ilmu Farmasi dan Ilmu Ekonomi melaksanaan kegiatan PPKM di Desa Kaliputih, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas, dengan mengusung judul pengabdian "Produksi dan Pemasaran Granul Instan Jempol (Jahe Emprit-Kapolaga): Upaya Pemberdayaan Tim Penggerak PKK Desa Kaliputih, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas, dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi"   

"Program ini berangkat dari masalah bahwa banyaknya petani jahe yang menanam jahe di lokasi pengabdian (Desa Kaliputih, red.), namun penjualan hasil tanaman hanya dijual mentah/tidak diolah sehingga memiliki nilai jual yang rendah," kata dia yang juga Dosen Ilmu Farmasi.

Padahal, kata dia, jahe memiliki banyak kandungan, salah satunya adanya oleoresin yang memberikan rasa pedas dan hangat ketika dikonsumsi.

Baca juga: KKN alternatif UMP mengasah kepedulian sosial di masa pandemi COVID-19

Dengan demikian, lanjut, jika jahe diolah dengan baik akan dapat memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi. 

"Selain jahe, petani di Desa Kaliputih juga banyak menanam kapulaga yang sama dengan jahe dijual mentah tanpa diolah. Oleh karena itu, tim mencoba meracik kedua komoditas pertanian ini menjadi olahan minuman yang dapat diproduksi dalam skala UMKM," katanya.

Dalam rangka menjalankan program tersebut, kata dia, Tim PPKM UMP menggandeng Tim Penggerak PKK Desa Kaliputih karena banyak ibu-ibu PKK di desa yang memang tidak memiliki kesibukan dan pekerjaan tetap, sehingga diharapkan lebih banyak elemen masyarakat yang terlibat. 

"Sedikitnya ada dua elemen masyarakat yang terlibat dalam program ini, yakni bapak-bapak petani jahe yang melakukan proses penanaman sampai panen jahe dan ibu-ibu yang melakukan proses pengolahan jahe menjadi granul instan 'Jempol' (Jahe Emprit Kapolaga)," katanya.

Sejauh ini, Arini yang dibantu oleh Dosen Ilmu Farmasi apt. Hariyanti, M.Si. dan Dosen Ilmu Ekonomi Nur Isna Inayati, S.S.T., M.Si. sudah melakukan program pengabdian sebanyak empat kali.  

Baca juga: PSDK UMP adakan program pemberdayaan ekonomi komunitas binaan

Tahap pertama dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2020 yang diisi dengan pemberian materi mengenai pengolahan jahe menjadi granul instan yang disampaikan oleh Arini Syarifah dan praktik pengolahan granul jahe didampingi oleh Hariyanti, sedangkan produk granul instan jahe emprit kapulaga ini diberi merek "Jempol".

Tahap kedua dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2020 dengan mengundang pembicara dari Dosen Pertanian UMP Ir. Aman Suyadi, M.P. untuk memberikan materi kepada petani jahe mengenai cara budi daya tanaman jahe yang benar dan sesuai dengan kondisi lingkungan. 

Petani jahe ini diharapkan dapat menanam hingga memanen jahe dengan benar sehingga jahe yang dihasilkan berkualitas dan dapat dimanfaatkan oleh Tim Penggerak PKK Desa Kaliputih untuk produksi granul instan jahe emprit.   

Agenda selanjutnya adalah materi dan praktik pemasaran produk "Jempol" dengan harapan Tim Penggerak PKK Desa Kaliputih tidak hanya bisa mengolah, juga dapat memasarkan dengan teknik yang benar sehingga mendapatkan profit yang bagus. (Tgr)

Baca juga: Rektor UMP berkomitmen siapkan generasi muda yang mendunia
Baca juga: UMP ciptakan apoteker yang siap bersaing di kancah nasional-internasional
 

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024