Wonosobo (ANTARA) - Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, melakukan rapid test (tes cepat) di lingkungan Pasar Induk Wonosobo untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
"Rapid test secara massal ini untuk memastikan bahwa masyarakat wonosobo itu sehat, tetapi kita juga ingin tahu jangan-jangan yang kita anggap sehat itu malah terpapar," kata Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo di Wonosobo, Minggu.
Ia menyampaikan jangan sampai yang terpapar virus corona nanti menularkan ke orang lain. Karena itu hari ini dilakukan tes cepat secara acak di lingkungan pasar itu.
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Cilacap bertambah tujuh orang
"Mereka yang dilakukan tes cepat dengan kriteria pertama kita melihat orang-orang yang paling sering berkontak dengan orang lain di toko, seperti kasir dan satpam, kemudian juga kami lihat kondisinya, kalau orang kelihatan sakit maka kami rapid test," katanya.
Ia menuturkan target rapid test hari ini baru 50 orang, karena keterbatasan alat rapid test.
"Kemarin ada 300 unit rapid test, tetapi 250 unit sudah dikirim ke puskesmas-puskesmas dan tinggal 50 unit ini yang kami gunakan di pasar ini," katanya.
Menurut dia perkembangan kasus COVID-19 di Wonosobo ini lebih pada kontak erat dengan yang sudah membawa virus, klaster di lingkungan, tetapi tidak menutup kemungkinan karena yang sudah positif COVID-19 itu telanjur pergi ke pasar.
Ia menyampaikan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Wonosobo terus berupaya melakukan pelacakan terhadap kontak erat mereka yang terpapar, kemudian juga melakukan upaya pencegahan.
"Menjelang Lebaran ini dilakukan manajemen pasar, kemudian manajemen lalu lintas, jalan-jalan mulai kami minimalkan, selanjutnya nanti akan kami lakukan karantina di masing-masing desa," katanya.
Ia menuturkan nanti masing-masing desa selama sembilan hari dari H Lebaran sampai Syawal akan dilakukan karantina, orang di dalam desa tidak akan keluar, orang desa tidak perlu bersilaturahmi ke desa yang lain, kemudian juga tidak akan ada yang namanya halalbihalal, salam-salaman dan sebagainya.
"Rapid test secara massal ini untuk memastikan bahwa masyarakat wonosobo itu sehat, tetapi kita juga ingin tahu jangan-jangan yang kita anggap sehat itu malah terpapar," kata Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo di Wonosobo, Minggu.
Ia menyampaikan jangan sampai yang terpapar virus corona nanti menularkan ke orang lain. Karena itu hari ini dilakukan tes cepat secara acak di lingkungan pasar itu.
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Cilacap bertambah tujuh orang
"Mereka yang dilakukan tes cepat dengan kriteria pertama kita melihat orang-orang yang paling sering berkontak dengan orang lain di toko, seperti kasir dan satpam, kemudian juga kami lihat kondisinya, kalau orang kelihatan sakit maka kami rapid test," katanya.
Ia menuturkan target rapid test hari ini baru 50 orang, karena keterbatasan alat rapid test.
"Kemarin ada 300 unit rapid test, tetapi 250 unit sudah dikirim ke puskesmas-puskesmas dan tinggal 50 unit ini yang kami gunakan di pasar ini," katanya.
Menurut dia perkembangan kasus COVID-19 di Wonosobo ini lebih pada kontak erat dengan yang sudah membawa virus, klaster di lingkungan, tetapi tidak menutup kemungkinan karena yang sudah positif COVID-19 itu telanjur pergi ke pasar.
Ia menyampaikan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Wonosobo terus berupaya melakukan pelacakan terhadap kontak erat mereka yang terpapar, kemudian juga melakukan upaya pencegahan.
"Menjelang Lebaran ini dilakukan manajemen pasar, kemudian manajemen lalu lintas, jalan-jalan mulai kami minimalkan, selanjutnya nanti akan kami lakukan karantina di masing-masing desa," katanya.
Ia menuturkan nanti masing-masing desa selama sembilan hari dari H Lebaran sampai Syawal akan dilakukan karantina, orang di dalam desa tidak akan keluar, orang desa tidak perlu bersilaturahmi ke desa yang lain, kemudian juga tidak akan ada yang namanya halalbihalal, salam-salaman dan sebagainya.