Batang, Jateng (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menyatakan bahwa sebanyak 175 orang positif terjangkit demam berdarah dengue (DBD) sejak Januari 2020 hingga 10 April 2020.

"Sebanyak tiga orang dari 175 orang dari kasus DBD tersebut meninggal dunia. Adapun usia korban kasus DBD ini adalah antara umur 2 tahun hingga 7 tahun," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang dr. H. Muchlasin, M.Kes di Batang, Selasa.

Didampingi Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Farikhun Asror, ia mengatakan bahwa sejak Januari hingga 10 April 2020 Dinkes telah menerima sebanyak 351 dugaan kasus DBD. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan terhadap pasien hanya ada 175 pasien yang dinyatakan positif DBD.

Ia menjelaskan kasus DBD pada 2020 cenderung terjadi kenaikan karena kasus penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti ini merupakan siklus lima tahunan.

"Oleh karena, kami mengimbau pada warga menjaga kebersihan lingkungannya dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M yaitu menguras, menutup, dan menyingkirkan/mendaur ulang barang atau tempat yang dimungkinkan menjadi tempat bertelur nyamuk aedes aegypti," katanya.

Ia menilai gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3 M akan lebih efektif dibanding dilakukan penyemprotan (fogging) yang dampak lebih berbahaya bagi kesehatan manusia.

"Fogging nyatanya bukan upaya utama mencegah penyakit demam berdarah (DBD). Bahkan, fogging bisa membawa dampak berbahaya," kata Muchlasin.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Batang Junaenah meminta pada Dinkes menindaklanjuti permintaan masyarakat terkait dengan pembasmian sarang nyamuk.

"Tolong Dinkes segera proaktif. Jangan sampai ada korban jiwa karena disebabkan oleh kasus demam berdarah," katanya.

Baca juga: Masyarakat Jateng diimbau waspadai DBD saat pandemi COVID-19

Baca juga: Kemenkes ingatkan warga tak terlambat ke RS bila alami gejala DBD

Pewarta : Kutnadi
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024