Semarang (ANTARA) - Pakar keamanan siber Doktor Pratama Persadha memandang perlu Badan Pusat Statistik (BPS) memperpanjang masa sensus penduduk online (dalam jaringan/daring) yang akan berakhir pada 31 Maret 2020.
"Pangkal masalahnya adalah krisis virus corona sehingga sensus offline oleh petugas BPS menjadi sulit melakukannya," kata Ketua Lembaga Riset Siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) melalui pesan WA-nya, di Semarang, Senin malam.
Dosen Etnografi Dunia Maya pada Program Studi S-2 Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menjelaskan bahwa di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang tidak memungkinkan untuk melakukan sensus penduduk secara langsung, sensus online bisa menjadi pilihan jalan keluar.
Baca juga: Pratama: Rusia dicurigai kembangkan senjata siber serang IoT
Saat ini, menurut Pratama Persadha, BPS perlu mengumumkan data berapa orang yang sudah melakukan sensus di tiap provinsi, sehingga tiap pemerintah provinsi bisa membantu untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat untuk melakukan sensus daring.
Pratama yang pernah menjadi Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Pengamanan Sinyal Lemsaneg (BSSN) menekankan bahwa sensus penduduk ini sangat penting, mengingat data pada era digital menjadi krusial, bahkan bisa untuk memetakan kebutuhan setiap wilayah.
Dalam hal memanfaatkan data, kata Pratama, Indonesia saat ini sudah tertinggal jauh dari para raksasa teknologi. Bahkan, setiap hari mereka mengolah data dari media sosial dan berbagai aplikasi, seperti aplikasi zoom yang populer saat ini juga mengambil data-data warganet.
Menyinggung kembali soal sensus penduduk, Pratama memandang perlu BPS bergerak secara serius untuk bisa mendorong masyarakat agar mau mengisi sensus penduduk secara daring. Apalagi, saat ini banyak warga yang sedang work from home (WFH), sehingga mempermudah BPS untuk mengajak mereka mengisi sensus penduduk.
Namun, dosen Cyber War pada Program Studi S-1 Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini mengingatkan agar pengisian lebih baik di rumah sendiri dengan jaringan internet sendiri.
"Jangan gunakan wifi publik karena ada kemungkinan laptop atau smartphone kita disusupi pihak ketiga," kata pria asal Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini pula.
Hal semacam itu, kata Prarama, perlu disosialisasikan juga oleh BPS. Bila perlu dibuat undian berhadiah agar masyarakat terdorong untuk mengisi sensus penduduk secara daring.
Berikut cara mudah dan aman mengisi sensus penduduk daring:
1. Siapkan dokumen kependudukan, seperti KTP-el, kartu keluarga (KK), akta nikah/cerai, dan dokumen kependudukan lainnya.
2. Siapkan HP/PC/tablet/laptop yang sudah terkoneksi ke internet, buka laman sensus.bps.go.id, kemudian masukkan NIK dan nomor KK. Jika benar, sistem akan menampilkan seluruh data anggota keluarga sesuai dengan KK.
3. Periksalah data setiap anggota keluarga.
4. Perbarui data setiap anggota keluarga, seperti nama lengkap, pekerjaan, alamat, dan lain-lainnya.
5. Tambahkan anggota keluarga baru jika belum terdaftar, seperti bayi yang baru lahir.
7. Hapus anggota keluarga yang seharusnya sudah tidak terdaftar, seperti anggota keluarga yang telah meninggal dunia.
8. Perbarui data tempat tinggal, seperti luas lantai terluas, daya listrik, kepemilikan, dan lain-lainnya.
9. Simpan data. Sistem akan menampilkan tombol simpan/kirim jika semua data sudah terisi atau ter-update.
Baca juga: Pratama sebut perlu adopsi teknologi pendukung WFH di tengah wabah corona
Baca juga: Pakar: Pemerintah baru blokir domain situs togel
"Pangkal masalahnya adalah krisis virus corona sehingga sensus offline oleh petugas BPS menjadi sulit melakukannya," kata Ketua Lembaga Riset Siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) melalui pesan WA-nya, di Semarang, Senin malam.
Dosen Etnografi Dunia Maya pada Program Studi S-2 Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menjelaskan bahwa di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) yang tidak memungkinkan untuk melakukan sensus penduduk secara langsung, sensus online bisa menjadi pilihan jalan keluar.
Baca juga: Pratama: Rusia dicurigai kembangkan senjata siber serang IoT
Saat ini, menurut Pratama Persadha, BPS perlu mengumumkan data berapa orang yang sudah melakukan sensus di tiap provinsi, sehingga tiap pemerintah provinsi bisa membantu untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat untuk melakukan sensus daring.
Pratama yang pernah menjadi Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Pengamanan Sinyal Lemsaneg (BSSN) menekankan bahwa sensus penduduk ini sangat penting, mengingat data pada era digital menjadi krusial, bahkan bisa untuk memetakan kebutuhan setiap wilayah.
Dalam hal memanfaatkan data, kata Pratama, Indonesia saat ini sudah tertinggal jauh dari para raksasa teknologi. Bahkan, setiap hari mereka mengolah data dari media sosial dan berbagai aplikasi, seperti aplikasi zoom yang populer saat ini juga mengambil data-data warganet.
Menyinggung kembali soal sensus penduduk, Pratama memandang perlu BPS bergerak secara serius untuk bisa mendorong masyarakat agar mau mengisi sensus penduduk secara daring. Apalagi, saat ini banyak warga yang sedang work from home (WFH), sehingga mempermudah BPS untuk mengajak mereka mengisi sensus penduduk.
Namun, dosen Cyber War pada Program Studi S-1 Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini mengingatkan agar pengisian lebih baik di rumah sendiri dengan jaringan internet sendiri.
"Jangan gunakan wifi publik karena ada kemungkinan laptop atau smartphone kita disusupi pihak ketiga," kata pria asal Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini pula.
Hal semacam itu, kata Prarama, perlu disosialisasikan juga oleh BPS. Bila perlu dibuat undian berhadiah agar masyarakat terdorong untuk mengisi sensus penduduk secara daring.
Berikut cara mudah dan aman mengisi sensus penduduk daring:
1. Siapkan dokumen kependudukan, seperti KTP-el, kartu keluarga (KK), akta nikah/cerai, dan dokumen kependudukan lainnya.
2. Siapkan HP/PC/tablet/laptop yang sudah terkoneksi ke internet, buka laman sensus.bps.go.id, kemudian masukkan NIK dan nomor KK. Jika benar, sistem akan menampilkan seluruh data anggota keluarga sesuai dengan KK.
3. Periksalah data setiap anggota keluarga.
4. Perbarui data setiap anggota keluarga, seperti nama lengkap, pekerjaan, alamat, dan lain-lainnya.
5. Tambahkan anggota keluarga baru jika belum terdaftar, seperti bayi yang baru lahir.
7. Hapus anggota keluarga yang seharusnya sudah tidak terdaftar, seperti anggota keluarga yang telah meninggal dunia.
8. Perbarui data tempat tinggal, seperti luas lantai terluas, daya listrik, kepemilikan, dan lain-lainnya.
9. Simpan data. Sistem akan menampilkan tombol simpan/kirim jika semua data sudah terisi atau ter-update.
Baca juga: Pratama sebut perlu adopsi teknologi pendukung WFH di tengah wabah corona
Baca juga: Pakar: Pemerintah baru blokir domain situs togel