Semarang (ANTARA) - Jumlah kasus pasien yang positif terinfeksi virus corona jenis baru (COVID-19) di Provinsi Jawa Tengah sampai Sabtu petang bertambah dua sehingga total tercatat 14 kasus.

"Hingga hari ini kasus positif COVID-19 di Jateng berjumlah 14 kasus dari sebelumnya 12 kasus," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Sabtu petang.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, dua pasien positif COVID-19 tersebut telah dirawat selama beberapa hari di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto, dan RSUD Kraton, Kota Pekalongan.

Baca juga: Total COVID-19 di Indonesia jadi 450 kasus, ada penambahan 81 kasus

Hasil pelacakan riwayat perjalanan yang dilakukan pihak terkait, kedua pasien tersebut tidak ada riwayat perjalanan dari luar negeri.

Terkait dengan penambahan jumlah pasien positif COVID-19, Ganjar mengimbau bupati dan wali kota untuk terus bergerak melakukan tracing pasien dan kampanye hidup sehat.

Ganjar juga berharap masyarakat benar-benar menerapkan pola hidup sehat, dari olahraga teratur, konsumsi makanan bergizi hingga istirahat yang cukup.

"Makanya kepada bupati dan wali kota saya mengatakan ini saatnya kita bergerak masif dengan menggerakkan tokoh agama, tokoh masyarakat sampai hansip dan lainnya untuk memberi pembelajaran kepada masyarakat," ujarnya.

Baca juga: Solo dan Semarang jadi prioritas pemeriksaan cepat COVID-19

Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menambahkan, ada keluarga dari pasien positif COVID-19 yang mempunyai riwayat perjalanan ke luar negeri.

"Hanya saja yang Pekalongan ada keluarganya yang punya riwayat perjalanan luar negeri. Kedua pasien itu berjenis kelamin lelaki dewasa," katanya.

Dengan tambahan dua pasien positif tersebut, maka kini total kasus COVID-19 di Jateng tercatat 14 kasus, tiga orang diantaranya meninggal dunia, sedangkan sebanyak 138 orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di rumah sakit dan 2.391 orang berstatus orang dalam pemantauan (ODP).

Menyikapi lonjakan yang cukup signifikan pada status ODP, Ganjar menyebut hal itu terjadi karena dua hal yaitu tingginya intensitas "tracing" yang dilakukan jajarannya, serta banyaknya masyarakat yang proaktif memeriksakan diri.

"Jadi tidak usah takut untuk periksa. Kita menyiapkan skenario, jika positif langsung kita rujuk ke rumah sakit. 58 rumah sakit rujukan kita siapkan, ditambah rumah swasta yang siap membantu. Kita juga bisa meminjam provinsi lain jika kekurangan tenaga medis," ujarnya.

Baca juga: Putra kedua Tjahjo Kumolo positif COVID-19

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024