Jakarta (ANTARA) - Seorang siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 01 Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, menjadi korban pemukulan oleh guru di sekolah setempat karena tidak segera masuk kelas usai bermain bola.
"Pelakunya guru yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Golongan 3B," kata Kepala Sekolah SMPN 01 Kebon Manggis, Tatang Capetang, di Jakarta, Kamis siang.
Korban yang diketahui berinisial R dilaporkan mengalami luka lebam di bagian mata kanan akibat dipukul oleh guru berinisial F.
Baca juga: Tiga siswa penganiaya siswi SMP di Purworejo jadi tersangka
Tatang mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa (11/2) saat itu F sedang bertugas di sekolah dan meminta sejumlah siswa yang sedang bermain bola di halaman sekolah untuk kembali ke dalam ruang kelas.
"Kondisi saat itu baru saja selesai 'try out', tapi anak-anak sedang main bola di halaman," katanya.
Namun perintah untuk mengajak siswa masuk ke dalam ruang kelas tidak digubris.
"Namanya anak-anak, tenaganya berlebihan, walau sudah diberikan peringatan tapi masih saja main bola," katanya.
F lantas memukul R sebagai hukuman karena masih bermain bola.
"Oknum tersebut lepas kontrol. Tanpa menanyakan lebih dulu apakah anak ini ikutan bola atau tidak," katanya.
Tatang menambahkan saat ini kejadian itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan antara pelaku dan korban.
"Sudah diselesaikan secara kekeluargaan," katanya.
Baca juga: Tawuran antarpelajar, siswa SMP melompat ke jurang 15 meter belum ditemukan
"Pelakunya guru yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Golongan 3B," kata Kepala Sekolah SMPN 01 Kebon Manggis, Tatang Capetang, di Jakarta, Kamis siang.
Korban yang diketahui berinisial R dilaporkan mengalami luka lebam di bagian mata kanan akibat dipukul oleh guru berinisial F.
Baca juga: Tiga siswa penganiaya siswi SMP di Purworejo jadi tersangka
Tatang mengatakan peristiwa itu terjadi pada Selasa (11/2) saat itu F sedang bertugas di sekolah dan meminta sejumlah siswa yang sedang bermain bola di halaman sekolah untuk kembali ke dalam ruang kelas.
"Kondisi saat itu baru saja selesai 'try out', tapi anak-anak sedang main bola di halaman," katanya.
Namun perintah untuk mengajak siswa masuk ke dalam ruang kelas tidak digubris.
"Namanya anak-anak, tenaganya berlebihan, walau sudah diberikan peringatan tapi masih saja main bola," katanya.
F lantas memukul R sebagai hukuman karena masih bermain bola.
"Oknum tersebut lepas kontrol. Tanpa menanyakan lebih dulu apakah anak ini ikutan bola atau tidak," katanya.
Tatang menambahkan saat ini kejadian itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan antara pelaku dan korban.
"Sudah diselesaikan secara kekeluargaan," katanya.
Baca juga: Tawuran antarpelajar, siswa SMP melompat ke jurang 15 meter belum ditemukan