Semarang (ANTARA) - Budi Listiyowati, aktivis perempuan yang berdomisili di Kabupaten Kendal berharap banyak terhadap hasil dari Kongres Perempuan Jateng I termasuk dapat tersampaikannya permasalahan yang ada di tingkat daerah.

"Saya berharap perempuan korban kekerasan dan eks buruh migran lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah pusat, karena masih banyak di daerah kami yang belum mendapatkan bantuan dan perlindungan sosial," kata Budi ditemui seusai penutupan Kongres Perempuan Jateng I di Semarang, Selasa.

Dari komunitas perempuan tempat Budi dampingi, setidaknya ada 7 kasus yang sebagian besar merupakan korban pelecehan seksual dan eks buruh migran yang perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah.

Baca juga: Pemprov Jateng siap kawal hasil Kongres Perempuan Jateng

"Ada yang eks buruh migran setiap ke Semarang untuk berobat, harus menggunakan biaya sendiri dan belum ada bantuan dari pemerintah. Melalui kongres ini, kami berharap nantinya mereka lebih diperhatikan," kata Budi.

Budi juga berharap ada Rumah Aman yang diperuntukkan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga, sehingga korban bisa merasa aman.

"Selama ini, mereka disembunyikan di rumah sendiri. Jika pemerintah menyediakan Rumah Aman, tentu akan lebih baik," kata Budi.

Terkait dengan 7 maklumat yang merupakan hasil Kongres Perempuan, Budi berharap dapat diimplementasikan semua pihak terkait.

Dalam kesempatan terpisah Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jawa Tengah Retno Sudewi menyampaikan pascapelaksanaan Kongres Perempuan Jateng I, maka akan dilakukan evaluasi.

"Nanti akan kami evaluasi terlebih dahulu, sebelum Kongres Perempuan Jateng II yang mungkin 2 tahun lagi baru digelar. Dievaluasi, apakah hasil maklumat dapat dilaksanakan," kata Retno Sudewi.

Baca juga: Kongres Perempuan Jateng hasilkan tujuh maklumat
Baca juga: Belasan perempuan terpilih terima tali asi

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024