Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air sejak 2015 merehabilitasi lima daerah irigasi  di dalam sistem Waduk Kedung Ombo, Kabupaten Grobogan, untuk mengairi lahan pertanian seluas 61.482 hektare di Jawa Tengah.

Kelima daerah irigasi tersebut yakni Klambu Kiri 20.549 hektare, Klambu Kanan 10.354 hektare, Klambu Wilalung 6.586 hektare, Sidorejo 7.938 hektare, dan Sedadi 16.055 hektare. Secara keseluruhan, perbaikan jaringan kelima daerah irigasi tersebut telah rampung seluruhnya pada tahun 2018.

"Daerah irigasi Klambu Kiri dan Klambu Kanan dibangun sejak tahun 1980-an, namun belum pernah ada perbaikan masif sebelum 2015. Rehabilitasi sistem jaringan irigasi pada Daerah Irigasi Klambu mendesak mengingat kerusakan saluran yang mengakibatkan berkurangnya debit air dan sawah di hilir tidak kebagian air karena kemampuan sistem mengalirkan air menyusut menjadi 60-70 persen dari kapasitas sesungguhnya" kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Dengan rehabilitasi, Waduk Kedung Ombo dapat difungsikan kembali dengan lebih optimal sesuai rencana sebagai bagian dari program rehabilitasi tiga juta hektare guna mendukung Ketahanan Pangan Nasional, terutama di Jawa Tengah yang merupakan salah satu lumbung pangan nasional.

Menteri Basuki mengatakan rehabilitasi sistem irigasi Waduk Kedung Ombo sangat penting dilakukan, karena tidak ada lagi lahan sawah yang memiliki luas sebesar itu di Pulau Jawa. Menurutnya dengan perbaikan irigasi, Indeks Penanaman bisa lebih tinggi dari semula 150-180 persen menjadi 200-280 persen.

Waduk Kedung Ombo yang diresmikan penggunaannya pada tahun 1991 merupakan waduk multi-guna yang dengan fungsi utama sebagai penyedia air irigasi dan air baku, pengendalian banjir, perikanan, serta wisata. Waduk tersebut mempunyai kapasitas tampung maksimal sebesar 703 juta meter kubik untuk melayani kebutuhan air di empat wilayah yaitu Grobogan, Kudus, Demak, dan Pati.

Baca juga: Ketersediaan air Waduk Kedung Ombo mengkhawatirkan

Dalam perjalanan waktu 10-15 tahun beroperasi maka jaringan irigasi sudah mulai ada kerusakan, sehingga kapasitasnya menurun,  sampai hanya tinggal 60 persen dari kapasitas rencana. Kegiatan rehabilitasi secara menyeluruh dilakukan sejak tahun 2015 bersumber dari APBN dengan kontrak tahun jamak 2015-2018.

Sebelumnya karena keterbatasan anggaran, pemeliharaan hanya dilaksanakan di beberapa titik setempat sesuai dengan tingkat kerusakan di lapangan. Dengan rehabilitasi yang menyeluruh maka waduk/bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata dimana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani.

Daerah irigasi Klambu yang mempunyai cakupan layanan irigasi seluas 37.489 hektare  terbagi dalam tiga sistem jaringan irigasi yaitu DI Klambu Kiri dengan target layanan irigasi seluas 20.549 hektare,  Klambu Kanan (10.354 hektare), serta Wilalung (6.586 hektare). Ketiganya telah dilakukan rehabilitasi bendung dan jaringan utamanya yang meliputi rehabilitasi saluran irigasi primer sepanjang 73,79 kilometer dan saluran sekunder sepanjang 216 kilometer dengan total nilai kontrak keseluruhan mencapai Rp802,12 miliar.

Untuk perbaikan daerah irigasi Klambu Kanan ditangani oleh PT Brantas Abipraya, Klambu kiri oleh PT Wika-Mafrijaya KSO, dan Klambu Wilalung oleh PT  Nindya Karya. Pekerjaan rehabilitasi Klambu juga mencakup pembangunan Bangunan Pengatur sebanyak 355 buah. Sebelum direhabilitasi, luas layanan irigasi Klambu Kiri kapasitasnya menurun hanya mampu mengairi lahan pertanian seluas 13.534 hektare, Klambu Kanan seluas 5.978 hektare, dan Klambu Wilalung seluas 4.349 hektare.

Baca juga: Peternak ikan Waduk Kedung Ombo rugi Rp2 miliar

Sementara itu untuk perbaikan daerah irigasi Sidorejo yang mencakup layanan irigasi di Kabupaten Grobogan ditangani oleh PT Waskita Karya-PT Hutama Karya, KSO berupa perbaikan saluran induk/primer sepanjang 11,2 kilometer. Sedangkan untuk perbaikan saluran sekunder sepanjang 34,68 kilometer dikerjakan PT Bumi Karsa.

Total nilai kontrak keseluruhan untuk daerah irigasi Sidorejo mencapai Rp211,6 miliar. Sebelum direhabilitasi, kapasitas daerah irigasi Sidorejo mengalami penurunan hanya mampu mengairi areal sawah seluas 5.845 hektare.

Terakhir untuk perbaikan daerah Sedadi yang mencakup layanan irigasi di Kabupaten Grobogan dan Demak ditangani oleh PT PP Persero berupa perbaikan saluran induk sepanjang 22,8 kilometer.

Sedangkan untuk perbaikan saluran sekunder sepanjang 39,8 kilometer dikerjakan oleh PT  SACNusantara. Total nilai kontrak keseluruhan untuk daerah irigasi Sedadi mencapai Rp300,83 miliar. Sebelum rehabilitasi, daerah irigasi Sedadi hanya hanya mampu mengairi areal sawah seluas 13.282 hektare dari target layanan 16.055 hektare.

Baca juga: Ribuan Ikan di Waduk Kedung Ombo Mati

Pewarta : Ahmad Wijaya
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024