"Ikan yang mati kebanyakan benih nila dan emas. Namun, ikan siap panen juga banyak akibat cuaca panas di daerah Waduk kendung Ombo," kata Amrizal, petani ikan keramba di Ngasinan, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Minggu.

Menurut Amrizal, akibat cuaca panas benih ikan usia satu hingga dua bulan yang mati miliknya mencapai 3 ton, sedangkan ikan siap panen sekitar 1 ton.

Padahal, kata Amrizal, jumlah kelompok tani ikan keramba di daerah Ngasinan mencapai 100 orang dengan total produksi sekitar puluhan ton.

Peristiwa banyaknya bibit ikan yang mati tersebut, kata Amrizal, sudah sepekan ini, terutama jenis nila dan emas karena tidak tahan panas. Namun, dua hari ini mulai normal. Petani kini bertahan dengan mengembangkan ikan paten yang tahan dengn cuaca panas.

"Akibat kejadian itu, saya mengalami kerugian sekitar puluhan juta rupiah," katanya.

Menurut dia, harga bibit ikan emas, misalnya, kini dijual relatif cukup mahal, yakni Rp38 ribu per kilogram, sedangkan nila seharga Rp20 ribu hingga Rp23 ribu per kilogram.

Harga ikan nila siap panen, kata dia, kini mencapai sekitar Rp19 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram. Padahal, ikannya yang mati mencapai 1 ton ditambah benih ikan.

Menurut dia, pada musim kemarau saat ini menyebabkan air waduk surut dan ditambah kondisi cuaca yang panas sehingga banyak ikan yang mati.

"Para petani ikan keramba saat ini banyak yang menjadi nelayan mencari ikan di waduk," katanya.

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024