Jakarta (ANTARA) - Aplikasi berkirim pesan Telegram mendapat pembaruan baru yaitu fitur yang memungkinkan admin grup mengatur jeda pengiriman pesan bagi anggota-anggotanya.
Jika admin mengaktifkan fitur Slow Mode, anggota grup harus menunggu, misalnya satu menit agar bisa mengirim pesan lagi.
Telegram memperkenalkan fitur itu agar suasana mengobrol di grup percakapan lebih teratur dan "menghargai setiap pesan dari masing-masing anggota".
Baca juga: Telegram tuduh China dalang serangan DDoS
Telegram menyarankan admin untuk mengaktifkan fitur Slow Mode secara permanen atau sewaktu-waktu saat dibutuhkan untuk menjaga arus percakapan di grup.
Namun, Telegram mengaku tidak merancang fitur itu sebagai perang melawan hoaks, tetapi untuk menciptakan ketenangan.
Berbeda dengan aplikasi berbagi pesan WhatsApp yang membatasi keanggotaan sebuah grup percakapan sebanyak 256 anggota, Telegram bisa menampung 200.000 orang dalam satu grup percakapan.
Pembaruan lainnya di Telegram yaitu penerima pesan tidak akan mendapatkan suara tanda pesan masuk jika pengirim pesan menginginkan pesan itu tidak bersuara. Maka, pesan yang terkirim itu pun akan masuk tanpa suara walaupun sang penerima pesan tidak mengatifkan pilihan "Do Not Disturb".
Baca juga: WhatsApp dan Telegram rentan disusupi, foto dan dokumen dimanipulasi