Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menargetkan keuangan PT BKK Jateng yang merupakan gabungan seluruh PD BKK se-Jateng, dapat normal atau mencapai "break even point" (BEP) dalam waktu dua tahun.

"Istilahnya ini 'nglungsumi', jadi lahir kembali. Tentu ini memiliki harapan besar untuk semakin baik, meskipun saat terbentuk masih merugi sekitar Rp170 miliar," kata Ganjar saat memberikan pembinaan pengurus PT BKK Jateng di Surakarta, Senin.

Sebanyak 27 BKK se-Jateng tergabung dalam entitas tersebut, namun saat ini kondisi keuangan PT BKK Jateng masih belum stabil, karena dalam kondisi merugi.

Kendati demikian, Ganjar yakin dengan kepengurusan baru dapat mewujudkan target itu.

Baca juga: Dewan minta bupati berikan penjelasan nasabah BKK Pringsurat

"Apalagi aset PT BKK Jateng ini sangat besar, mencapai Rp2,1 triliun. Dengan aset sebesar itu, ritme kerja, tujuan, dan paradigma yang sama, maka saya yakin target itu tercapai dan PT BKK Jateng akan menjadi bank yang lebih besar," ujarnya.

Di lain sisi, Direktur Utama PT BKK Jateng Kusnanto mengatakan pihaknya sudah melakukan inventarisasi baik aset, sumber daya manusia, dan bisnis di perusahaan tersebut, termasuk berbagai upaya menciptakan sejumlah produk baru yang memang dibutuhkan masyarakat.

"Kami akan bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan. Waktu dua tahun yang diberikan Pak Gubernur sebagai pemegang saham untuk BEP memang tidak lama, namun kami optimistis bisa mewujudkannya," kata dia.

Upaya untuk mengejar ketertinggalan tersebut, lanjut dia, juga terus dilakukan, bahkan dalam waktu satu bulan setelah lahir, tepatnya 2 Juli 2019, PT BKK Jateng berhasil melakukan efisiensi hingga Rp7 miliar.

"Akan terus kami kejar ketertinggalan ini. Kami optimistis bisa menjadi bank yang besar dan masuk lima besar nasional," ujarnya.(LHP)

Baca juga: Penutupan kantor kas BKK Pringsurat hambat penyidikan
Baca juga: Bupati Temanggung dukung penuntasan hukum Kasus BKK Pringsurat

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024