Jakarta (ANTARA) - Dua cerpenis nasional Faisal Oddang dan Raudal Tanjung Banua menyabet penghargaan Cerpenis Terbaik dalam Cerpen Pilihan Kompas 2018 dari 23 karya pilihan.
"Saya sadar kalau saya sedang merespon cerita-cerita yang pernah saya dengar. Cerita itu sebenarnya di satu sisi secara heroik, saya sedang menyuarakan kaum-kaum yang terpinggirkan," ujar Faisal dalam acara "Malam Jamuan Cerpen Kompas 2018" di Bentara Budaya Jakarta, Jumat.
Faisal meraih penghargaan itu atas karyanya "Kapoties dan Batu yang terapung". Sedangkan Raudal Tanjung atas karya "Aroma Doa Bilal Jawad".
Sebanyak 53 cerpen telah dimuat di Kompas edisi Minggu sepanjang 2018. Para cerpenis pun berasal dari sejumlah kota di Indonesia dan menyumbangkan cerpen dengan tema yang bervariasi.
"Mulai dari keluarga, kekerasan seksual sampai sosial politik. Sebenarnya, ini jamak saja jika dibandingkan dengan tema-tema cerpen Kompas selama ini," ujar salah satu anggota Tim Juri Cerpen Pilihan Kompas 2018 M Hilmi Faiq.
Bukan hanya memberi penghargaan untuk cerpen terbaik, Cerpen Pilihan Kompas 2018 juga menghadirkan sesuatu yang berbeda, salah satunya adalah dengan menggandeng Adrian Yunan untuk membuat lagu dari salah satu cerpen terbaik dan diberi judul "Aroma Doa".
"Saya bahagia sekali membaca cerpen dari Raudal. Karena ceritanya sangat lekat dengan masa kecil saya. Saya belum pernah bikin lagu seperti ini sebelumnya. Tiba-tiba, saya juga ingin punya lagu yang ada alur. Saya kan biasanya bikin pendek-pendek," kata Adrian.
Kelas Cerpen Kompas juga digelar pada 2019. Sebanyak 32 orang mengikuti kelas yang dipandu oleh para mentor seperti Bre Redana, Triyanto Triwikromo dan Raisa.
"Saya sadar kalau saya sedang merespon cerita-cerita yang pernah saya dengar. Cerita itu sebenarnya di satu sisi secara heroik, saya sedang menyuarakan kaum-kaum yang terpinggirkan," ujar Faisal dalam acara "Malam Jamuan Cerpen Kompas 2018" di Bentara Budaya Jakarta, Jumat.
Faisal meraih penghargaan itu atas karyanya "Kapoties dan Batu yang terapung". Sedangkan Raudal Tanjung atas karya "Aroma Doa Bilal Jawad".
Sebanyak 53 cerpen telah dimuat di Kompas edisi Minggu sepanjang 2018. Para cerpenis pun berasal dari sejumlah kota di Indonesia dan menyumbangkan cerpen dengan tema yang bervariasi.
"Mulai dari keluarga, kekerasan seksual sampai sosial politik. Sebenarnya, ini jamak saja jika dibandingkan dengan tema-tema cerpen Kompas selama ini," ujar salah satu anggota Tim Juri Cerpen Pilihan Kompas 2018 M Hilmi Faiq.
Bukan hanya memberi penghargaan untuk cerpen terbaik, Cerpen Pilihan Kompas 2018 juga menghadirkan sesuatu yang berbeda, salah satunya adalah dengan menggandeng Adrian Yunan untuk membuat lagu dari salah satu cerpen terbaik dan diberi judul "Aroma Doa".
"Saya bahagia sekali membaca cerpen dari Raudal. Karena ceritanya sangat lekat dengan masa kecil saya. Saya belum pernah bikin lagu seperti ini sebelumnya. Tiba-tiba, saya juga ingin punya lagu yang ada alur. Saya kan biasanya bikin pendek-pendek," kata Adrian.
Kelas Cerpen Kompas juga digelar pada 2019. Sebanyak 32 orang mengikuti kelas yang dipandu oleh para mentor seperti Bre Redana, Triyanto Triwikromo dan Raisa.