Boyolali (ANTARA) - Belasan anak perwakilan dari Duta Seni Pelajar Boyolali 2019 yang akan dikirim ke Eropa menampilkan tari topeng ireng untuk memeriahkan Hari Tari Dunia (HTD) di Alun Alun Kidul Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali Darmanto, di Boyolali, Senin, mengatakan tari topeng ireng atau reog topeng ireng merupakan tarian rakyat atau tradisional yang berkembang di lereng Gunung Merapi dan Merbabu, khususnya di daerah Kecamatan Selo Boyolali.
"Tarian ini menggambarkan tradisi kehidupan masyarakat lereng gunung yang akrab dengan alam. Tari ini salah satu seni budaya lokal khas lereng Gunung Merapi ddan Merbabu yang akan dibawa dan dikenalkan ke Eropa melalui perwakilan Duta Seni Pelajar asal Boyolali," kata Darmanto.
Tarian topeng ireng tersebut memiliki ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan tari lainnya. Hal ini, karena penari memakai kerincing yang diikatkan di kaki kanan dan kiri sehingga setiap ada gerakan akan berbunyi kerincingan secara serentak.
Selain itu, para penari mengenakan topi seperti orang Indian, pakaian bawah seperti suku di pedalaman Kalimantan, diiringi tabuhan gamelan, truntung, jedor dan rebana.
Kesenian ini menggambarkan tentang kehidupan orang orang pedalaman lereng Gunung Merapi dan Merbabu dengan tradisi hidup akrab dengan alam.
Dia mengatakan HTD 2019 yang jatuh setiap tanggal 29 April itu megambil teman "Semarak Tari Satukan Negeri". Sebanyak 396 seniman terdiri 34 kelompok dan tiga penari individu di Boyolali terlibat dalam agenda yang didukung oleh Ketholeng Institute Boyolali.
"Sejumlah 396 peserta menampilkan 42 tarian saat acara yang digelar tanpa anggaran APBD ini. Penari baik dari TK, SMP, SMA, perguruan Tinggi, 17 sanggar dan perwakilan duta seni pelajar Boyolali." katanya.
Wakil Bupati Boyolali M. Said Hidayat mengapresiasi kegiatan yang telah tiga kali digelar tersebut. Pada tahun ini peringatan akan diselenggarakan selama 12 jam hingga pukul 23.00 WIB.
"Tetap berkarya dalam gerak tari dan irama yang menyatu. Dalam gerak, irama dalam tarian, maka bersatulah anak anak negeri ini," kata M. Said.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali Darmanto, di Boyolali, Senin, mengatakan tari topeng ireng atau reog topeng ireng merupakan tarian rakyat atau tradisional yang berkembang di lereng Gunung Merapi dan Merbabu, khususnya di daerah Kecamatan Selo Boyolali.
"Tarian ini menggambarkan tradisi kehidupan masyarakat lereng gunung yang akrab dengan alam. Tari ini salah satu seni budaya lokal khas lereng Gunung Merapi ddan Merbabu yang akan dibawa dan dikenalkan ke Eropa melalui perwakilan Duta Seni Pelajar asal Boyolali," kata Darmanto.
Tarian topeng ireng tersebut memiliki ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan tari lainnya. Hal ini, karena penari memakai kerincing yang diikatkan di kaki kanan dan kiri sehingga setiap ada gerakan akan berbunyi kerincingan secara serentak.
Selain itu, para penari mengenakan topi seperti orang Indian, pakaian bawah seperti suku di pedalaman Kalimantan, diiringi tabuhan gamelan, truntung, jedor dan rebana.
Kesenian ini menggambarkan tentang kehidupan orang orang pedalaman lereng Gunung Merapi dan Merbabu dengan tradisi hidup akrab dengan alam.
Dia mengatakan HTD 2019 yang jatuh setiap tanggal 29 April itu megambil teman "Semarak Tari Satukan Negeri". Sebanyak 396 seniman terdiri 34 kelompok dan tiga penari individu di Boyolali terlibat dalam agenda yang didukung oleh Ketholeng Institute Boyolali.
"Sejumlah 396 peserta menampilkan 42 tarian saat acara yang digelar tanpa anggaran APBD ini. Penari baik dari TK, SMP, SMA, perguruan Tinggi, 17 sanggar dan perwakilan duta seni pelajar Boyolali." katanya.
Wakil Bupati Boyolali M. Said Hidayat mengapresiasi kegiatan yang telah tiga kali digelar tersebut. Pada tahun ini peringatan akan diselenggarakan selama 12 jam hingga pukul 23.00 WIB.
"Tetap berkarya dalam gerak tari dan irama yang menyatu. Dalam gerak, irama dalam tarian, maka bersatulah anak anak negeri ini," kata M. Said.