Jakarta (ANTARA) - Produsen perangkat elektronika Samsung Electronic mengandalkan kemampuan konektivitas antar-perangkatnya menyusul trenInternet of Things (IoT) agar tidak "tenggelam" dari kepopuleran pasar produk ponsel pintar di kawasan ASEAN dan Oseania.
"Kami meyakini inovasi terbaru menawarkan pengalaman lebih dari apa yang kita lihat dan alami. Produk dan fitur terbaru produk kami dapat membuka potensi baru dengan membuat hidup konsumen lebih mudah dan lebih terkoneksi," kata Presiden Samsung Electronics Singapura Eugene Goh dalam jumpa pers di Singapura, Senin.
Eugene mengatakan perangkat elektronika seperti televisi pintar, lemari es, alat pembersih ruangan, mesin cuci, dan sistem keamanan yang saling terhubung dengan internet itu semakin mudah terwujud dengan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan jaringan Internet 5G.
Demi menguatkan kemampuan konektivitas perangkat itu, Samsung memperbarui sistem asistensi pintar Bixby dan aplikasi "Family Hub" yang terdapat pada layar pintar lemari es.
Kepala Divisi Konsumen Samsung Electronics Indonesia Vega Susantyo mengatakan perangakat-perangkat elektronika yang saling terhubung melalui jaringan Internet 5G dan teknologi AI itu sesuai dengan kebutuhan konsumen di ASEAN dan Oseania, terutama segmen milenial di Indonesia.
"Konsumen milenial lebih memilih praktis dan nyaman dalam pemakaian perangakat elektronik seperti mengoperasikan mesin cuci lewat Family Hub yang ada pada lemari es," kata Vega.
Baca juga: Samsung kembangkan chip mobil otonom kecepatan tinggi
Namun, Vega mengakui sejumlah produk elektronik asal Korea Selatan itu tidak masuk pasar Indonesia karena Samsung punya pertimbangan tentang kondisi pasar, kebutuhan dan pilihan konsumen Tanah Air.
Produk Samsung Electronics yang masih dipertimbangkan masuk pasar Indonesia antara lain lemari Family Hub yang dilengkapi dengan layar sentuh.
"Tentu saja infrastruktur pendukung konektivitas pintar di Indonesia masih terbatas, baik jaringan telekomunikasi ataupun listrik. Tapi, kami tetap optimistis infrastruktur itu akan semakin mendukung, baik listrik ataupun telekomunikasi," kata Vega.
Vega menambahkan produsen yang telah populer dengan ponsel pintar Samsung Galaxy itu secara bertahap akan menghadirkan perangkat elektronik rumah tangga yang menggunakan teknologi AI dan IoT di Indonesia.
Baca juga: Jelajah salju Uludag sambil menjajal Prograde Camera Galaxy S10
Baca juga: Samsung pasarkan Galaxy A30-A50 mulai Rp3,39 juta
"Kami meyakini inovasi terbaru menawarkan pengalaman lebih dari apa yang kita lihat dan alami. Produk dan fitur terbaru produk kami dapat membuka potensi baru dengan membuat hidup konsumen lebih mudah dan lebih terkoneksi," kata Presiden Samsung Electronics Singapura Eugene Goh dalam jumpa pers di Singapura, Senin.
Eugene mengatakan perangkat elektronika seperti televisi pintar, lemari es, alat pembersih ruangan, mesin cuci, dan sistem keamanan yang saling terhubung dengan internet itu semakin mudah terwujud dengan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan jaringan Internet 5G.
Demi menguatkan kemampuan konektivitas perangkat itu, Samsung memperbarui sistem asistensi pintar Bixby dan aplikasi "Family Hub" yang terdapat pada layar pintar lemari es.
Kepala Divisi Konsumen Samsung Electronics Indonesia Vega Susantyo mengatakan perangakat-perangkat elektronika yang saling terhubung melalui jaringan Internet 5G dan teknologi AI itu sesuai dengan kebutuhan konsumen di ASEAN dan Oseania, terutama segmen milenial di Indonesia.
"Konsumen milenial lebih memilih praktis dan nyaman dalam pemakaian perangakat elektronik seperti mengoperasikan mesin cuci lewat Family Hub yang ada pada lemari es," kata Vega.
Baca juga: Samsung kembangkan chip mobil otonom kecepatan tinggi
Namun, Vega mengakui sejumlah produk elektronik asal Korea Selatan itu tidak masuk pasar Indonesia karena Samsung punya pertimbangan tentang kondisi pasar, kebutuhan dan pilihan konsumen Tanah Air.
Produk Samsung Electronics yang masih dipertimbangkan masuk pasar Indonesia antara lain lemari Family Hub yang dilengkapi dengan layar sentuh.
"Tentu saja infrastruktur pendukung konektivitas pintar di Indonesia masih terbatas, baik jaringan telekomunikasi ataupun listrik. Tapi, kami tetap optimistis infrastruktur itu akan semakin mendukung, baik listrik ataupun telekomunikasi," kata Vega.
Vega menambahkan produsen yang telah populer dengan ponsel pintar Samsung Galaxy itu secara bertahap akan menghadirkan perangkat elektronik rumah tangga yang menggunakan teknologi AI dan IoT di Indonesia.
Baca juga: Jelajah salju Uludag sambil menjajal Prograde Camera Galaxy S10
Baca juga: Samsung pasarkan Galaxy A30-A50 mulai Rp3,39 juta