Blora (Antaranews Jateng) - Petani di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, meminta Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno -- bila nanti terpilih --  memberantas mafia impor pangan dengan membuat Undang-Undang Pangan agar petani bisa sejahtera, Jumat.

"Kami optimistis, ketika Undang-Undang tentang Pangan dibuat, maka mafia berorientasi impor dan mematikan petani Indonesia tidak lagi bisa mengendalikan pasar dengan mudah," kata salah satu petani Blora Anton Sudibyo saat acara dialog dan ramah tamah dengan lima perwakilan desa se-Kecamatan Blora di Villa Desa Soko, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jumat.

Menurut Anton, petani tebu bisa mati ketika impor gula terus dilakukan.

Selain itu, Anton yang sebelumnya juga mememinta adanya moratorium impor gula juga meminta Sandiaga untuk mencabut kartu tani yang dinilai lebih banyak merugikan petani ketimbang menguntungkan.

Jika nantinya dipercaya masyarakat memimpin Indonesia, dia berharap, kuota pupuk bersubsidi ditambah dan harga giling tebu di tahun depan dengan sistem beli putus seharga Rp70.000 per kuintal.

Sementara itu, Calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno mengakui sudah menandatangani kontrak politik dengan para petani tebu di Lumajang, salah satunya menghentikan impor dan memberantas mafianya.

"Dalam berbagai kesempatan saya selalu mengatakan stop impor pangan saat petani panen karena pelemahan ekonomi juga akibat impor yang menggila," ujarnya.

Seolah-olah, kata dia, Indonesia tidak memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia.          

Ia mengakui keluhan yang sama terus diperoleh dari seribuan titik lebih yang didatangi di sejumlah pelosok di Tanah Air.

"Insya Allah jika 2019 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno terpilih menjadi pelayan rakyat, akan mengubah kebiasaan lama ini. Di antaranya, stop impor dan utang, termasuk memberantas mafia pangan dan impor, serta memenuhi harapan petani tebu seperti Pak Anton dan seluruh petani dan rakyat Indonesia," janji Sandi. 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024