Purwokerto (Antaranews Jateng) - Proyek pembangunan "underpass" jalur kereta api di Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akan selesai pada akhir Desember 2018, kata Sekretaris Daerah Banyumas Wahyu Budi Saptono.
"Kami sengaja ke sini untuk melihat dari dekat pengerjaan pembangunan yang sampai saat ini sudah mencapai 90 persen dan sesuai dengan kontrak, pekerjaan selesai pada akhir Desember," katanya saat meninjau proyek pembangunan "underpass" di Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jumat.
Ia mengatakan pembangunan "underpass" tersebut dilakukan untuk mengurai kemacetan yang di perlintasan sebidang Jalan Jenderal Soedirman sebelah barat Stasiun Purwokerto terutama ketika ada kereta api yang melintas.
"Oleh karena ini merupakan proyek strategis nasional, menurut rencana akan diresmikan Presiden RI sekitar bulan Januari 2019," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas Irawadi mengatakan pembangunan jalan menuju "underpass" dibuat melingkar ke arah selatan dan terbagi dalam dua segmen.
Dalam hal ini, kata dia, segmen sebelah timur menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Banyumas, sedangkan segmen sebelah barat tanggung jawab PT Kereta Api Indonesia (Persero).
"Bagian timur menjadi tanggung jawab Pemkab Banyumas dengan anggaran sebesar Rp20 miliar. Pengerjaan proyek tinggal pengecoran jalan dan penyelesaian," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan pengecoran jalan di sisi timur belum bisa dilakukan karena masih digunakan untuk akses pembangunan jembatan menuju proyek "underpass".
Terkait dengan datangnya musim hujan, Irawadi mengatakan hal itu tidak mengganggu pekerjaan pengecoran jalan karena dilakukan per blok dan ditutup dengan terpal.
"Bahkan, hasil pengecoran akan lebih bagus," kata dia menambahkan.
Dalam kesempatan tersebut, dia mengatakan saat Bupati Banyumas melakukan kunjungan kerja ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Perhubungan beberapa waktu lalu, dihasilkan kesepakatan penanganan infrastruktur strategis di Kabupaten Banyumas, antara lain berupa infrastruktur jalan dan jembatan, infrastruktur sumber daya air dan irigasi, infrastruktur perhubungan khususnya perkeretaapian, serta infrastruktur penunjang lainnya.
Menurut dia, Kementerian PUPR pada tahun 2018 melakukan rekonstruksi pada ruas jalan nasional sepanjang 68,03 kilometer di Kabupaten Banyumas serta penanganan jembatan sepanjang 735,90 meter dengan total anggaran Rp55,484 miliar dan sudah diprogramkan untuk kegiatan lanjutan pada 2019 dengan anggaran sebesar Rp66,6 miliar.
Selain itu, kata dia, Bupati Banyumas juga mengajukan usulan pembangunan Jalan Lingkar Patikraja-Purwokerto karena Pemkab Banyumas sudah melakukan pembebasan lahan pada tahun 2018.
"Bupati Banyumas juga meminta pembangunan jalan tol Brebes-Wangon-Cilacap dipercepat karena saat evaluasi arus mudik dan balik Lebaran 2018 menjadi salah satu usulan jangka menengah Kementerian PUPR," katanya.
Terkait dengan usulan penyediaan air irigasi di tiga kecamatan, Irawadi mengatakan Pemkab Banyumas telah mendapat alokasi anggaran "multiyears" dari Direktorat Sumber Daya Air untuk rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Serayu sebesar Rp500 miliar untuk tahun 2017-2020, sedangkan untuk rehabilitasi DI Tajum mendapat alokasi anggaran "multiyears" 2017-2019 sebesar Rp125 miliar, sehingga dapat menyediakan air irigasi untuk Kecamatan Purwojati, Rawalo, dan Kebasen.
Menurut dia, usulan menengah lainnya berupa pembangunan Embung Sangkur di Desa Kebasen, Kecamatan Kebasen, yang akan mengairi sawah seluas 143 hektare di DI Kebasen yang merupakan satu sistem interkoneksi dengan DI Serayu.
Selain itu, kata dia, usulan jangka pendek berupa penambahan panel surya (solar cell) untuk mendukung pompa air Bendung Gerak Serayu yang ada di Kebasen saat ini agar bisa mengairi sawah seluas 143 hektare.
"Usulan lainnya berupa pembangunan embung di Desa Kaliurip, Kecamatan Purwojati, yang akan mengairi sawah tadah hujan seluas 640 hektare sebagai suplesi DI Tajum serta Embung Darek di Desa Tipar, Kecamatan Rawalo, untuk suplesi ke DI Tajum sehingga dapat mengairi sawah yang kekeringan di hilir Saluran Induk Tajum.
"Kami sengaja ke sini untuk melihat dari dekat pengerjaan pembangunan yang sampai saat ini sudah mencapai 90 persen dan sesuai dengan kontrak, pekerjaan selesai pada akhir Desember," katanya saat meninjau proyek pembangunan "underpass" di Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jumat.
Ia mengatakan pembangunan "underpass" tersebut dilakukan untuk mengurai kemacetan yang di perlintasan sebidang Jalan Jenderal Soedirman sebelah barat Stasiun Purwokerto terutama ketika ada kereta api yang melintas.
"Oleh karena ini merupakan proyek strategis nasional, menurut rencana akan diresmikan Presiden RI sekitar bulan Januari 2019," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Banyumas Irawadi mengatakan pembangunan jalan menuju "underpass" dibuat melingkar ke arah selatan dan terbagi dalam dua segmen.
Dalam hal ini, kata dia, segmen sebelah timur menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Banyumas, sedangkan segmen sebelah barat tanggung jawab PT Kereta Api Indonesia (Persero).
"Bagian timur menjadi tanggung jawab Pemkab Banyumas dengan anggaran sebesar Rp20 miliar. Pengerjaan proyek tinggal pengecoran jalan dan penyelesaian," katanya.
Kendati demikian, dia mengatakan pengecoran jalan di sisi timur belum bisa dilakukan karena masih digunakan untuk akses pembangunan jembatan menuju proyek "underpass".
Terkait dengan datangnya musim hujan, Irawadi mengatakan hal itu tidak mengganggu pekerjaan pengecoran jalan karena dilakukan per blok dan ditutup dengan terpal.
"Bahkan, hasil pengecoran akan lebih bagus," kata dia menambahkan.
Dalam kesempatan tersebut, dia mengatakan saat Bupati Banyumas melakukan kunjungan kerja ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Perhubungan beberapa waktu lalu, dihasilkan kesepakatan penanganan infrastruktur strategis di Kabupaten Banyumas, antara lain berupa infrastruktur jalan dan jembatan, infrastruktur sumber daya air dan irigasi, infrastruktur perhubungan khususnya perkeretaapian, serta infrastruktur penunjang lainnya.
Menurut dia, Kementerian PUPR pada tahun 2018 melakukan rekonstruksi pada ruas jalan nasional sepanjang 68,03 kilometer di Kabupaten Banyumas serta penanganan jembatan sepanjang 735,90 meter dengan total anggaran Rp55,484 miliar dan sudah diprogramkan untuk kegiatan lanjutan pada 2019 dengan anggaran sebesar Rp66,6 miliar.
Selain itu, kata dia, Bupati Banyumas juga mengajukan usulan pembangunan Jalan Lingkar Patikraja-Purwokerto karena Pemkab Banyumas sudah melakukan pembebasan lahan pada tahun 2018.
"Bupati Banyumas juga meminta pembangunan jalan tol Brebes-Wangon-Cilacap dipercepat karena saat evaluasi arus mudik dan balik Lebaran 2018 menjadi salah satu usulan jangka menengah Kementerian PUPR," katanya.
Terkait dengan usulan penyediaan air irigasi di tiga kecamatan, Irawadi mengatakan Pemkab Banyumas telah mendapat alokasi anggaran "multiyears" dari Direktorat Sumber Daya Air untuk rehabilitasi Daerah Irigasi (DI) Serayu sebesar Rp500 miliar untuk tahun 2017-2020, sedangkan untuk rehabilitasi DI Tajum mendapat alokasi anggaran "multiyears" 2017-2019 sebesar Rp125 miliar, sehingga dapat menyediakan air irigasi untuk Kecamatan Purwojati, Rawalo, dan Kebasen.
Menurut dia, usulan menengah lainnya berupa pembangunan Embung Sangkur di Desa Kebasen, Kecamatan Kebasen, yang akan mengairi sawah seluas 143 hektare di DI Kebasen yang merupakan satu sistem interkoneksi dengan DI Serayu.
Selain itu, kata dia, usulan jangka pendek berupa penambahan panel surya (solar cell) untuk mendukung pompa air Bendung Gerak Serayu yang ada di Kebasen saat ini agar bisa mengairi sawah seluas 143 hektare.
"Usulan lainnya berupa pembangunan embung di Desa Kaliurip, Kecamatan Purwojati, yang akan mengairi sawah tadah hujan seluas 640 hektare sebagai suplesi DI Tajum serta Embung Darek di Desa Tipar, Kecamatan Rawalo, untuk suplesi ke DI Tajum sehingga dapat mengairi sawah yang kekeringan di hilir Saluran Induk Tajum.