Semarang (Antaranews Jateng) - BKKBN terus membentuk keluarga berkarakter salah satunya melalui konsep mindfull parenting dengan melibatkan remaja dengan harapan mereka para agen perubahan bisa melakukan perubahan sekaligus sebagai penggerak revolusi mental di dalam keluarga dan masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari Rabu (4/10) sampai Kamis (5/10) di Hotel Gumaya Semarang tersebut menggadeng remaja baik itu pelajar SMA sederajat, anggota PIK remaja jalur pendidikan (mahasiswa dari perguruan tinggi se-Kota Semarang), PIK dari jalur masyarakat, Forum Genre Jawa Tengah, Duta Genre Jawa Tengah, dan Karang Taruna.
Selain itu, ikut hadir pengelola program Genre dari organisasi perangkat daerah (OPD) KB Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Kendal, pengelola atau relawan rumah duta revolusi mental Kota Semarang, mitra kerja IPPNU Jawa Tengah, serta Pilar PKBI Jawa Tengah
Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) BKKBN M.Yani menjelaskan bahwa pembentukan keluarga berkarakter tidak hanya tugas satu instansi atau lembaga, tetapi harus melibatkan seluruh pihak.
"Pembangunan generasi yang berkarakter menjadi tugas semua pihak, sehingga dapat lahir generasi yang dapat mengedepankan kejujuran, gotong royong, menjujung tinggi toleransi, dan tidak korupsi," katanya.
Menurut Yani, langkah terpenting dimulai dari keluarga dengan ibu yang memiliki pendidikan tinggi sehingga dapat membentuk anak-anak yang tidak mudah hanyut dengan dampak buruk perkembangan teknologi.
"Begitu juga dengan ayah, selain bertugas mencari nafkah, juga harus bisa menjai role model bagi anaknya. Jadi dalam keluarga tidak hanya tugas ibu, tetapi ayah juga harus mengambil peran," katanya.
Yani menambahkan kegiatan tersebut, diharapkan memberikan pemahaman kepada seluruh peserta mengenai substansi gerakan revolusi mental, serta dapat terlibat langsung secara masif dalam melahirkan gerakan revolusi mental.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari Rabu (4/10) sampai Kamis (5/10) di Hotel Gumaya Semarang tersebut menggadeng remaja baik itu pelajar SMA sederajat, anggota PIK remaja jalur pendidikan (mahasiswa dari perguruan tinggi se-Kota Semarang), PIK dari jalur masyarakat, Forum Genre Jawa Tengah, Duta Genre Jawa Tengah, dan Karang Taruna.
Selain itu, ikut hadir pengelola program Genre dari organisasi perangkat daerah (OPD) KB Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Kendal, pengelola atau relawan rumah duta revolusi mental Kota Semarang, mitra kerja IPPNU Jawa Tengah, serta Pilar PKBI Jawa Tengah
Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) BKKBN M.Yani menjelaskan bahwa pembentukan keluarga berkarakter tidak hanya tugas satu instansi atau lembaga, tetapi harus melibatkan seluruh pihak.
"Pembangunan generasi yang berkarakter menjadi tugas semua pihak, sehingga dapat lahir generasi yang dapat mengedepankan kejujuran, gotong royong, menjujung tinggi toleransi, dan tidak korupsi," katanya.
Menurut Yani, langkah terpenting dimulai dari keluarga dengan ibu yang memiliki pendidikan tinggi sehingga dapat membentuk anak-anak yang tidak mudah hanyut dengan dampak buruk perkembangan teknologi.
"Begitu juga dengan ayah, selain bertugas mencari nafkah, juga harus bisa menjai role model bagi anaknya. Jadi dalam keluarga tidak hanya tugas ibu, tetapi ayah juga harus mengambil peran," katanya.
Yani menambahkan kegiatan tersebut, diharapkan memberikan pemahaman kepada seluruh peserta mengenai substansi gerakan revolusi mental, serta dapat terlibat langsung secara masif dalam melahirkan gerakan revolusi mental.