Solo (Antaranews Jateng) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI mempersiapkan kalangan akademisi menjadi tuan rumah wisata yang baik khususnya bagi wisatawan mancanegara, karena mereka sangat peduli terhadap media sosial, sehingga bisa menjadi jembatan bagi wisawatan mancanegara maupun domestik untuk mengetahui potensi pariwisata lokal.
"Akademisi menjadi salah satu pihak yang kami libatkan dalam kolaborasi Penta Helix untuk pengembangan pariwisata di dalam negeri," kata Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kementerian Pariwisata RI Oneng Setya Harini pada kunjungannya di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adi Unggul Bhirawa (STIE AUB) Surakarta, Jumat.
Adanya pihak lain dalam kolaborasi Penta Helix antara lain pemerintah, asosiasi, komunitas, dan media massa, diharapkan kunjungan 20 juta wisatawan di 2019 dapat tercapai.
"Saat ini pariwisata jadi prioritas pembangunan nasional. Kami ingin semua Penta Helix ini kerja sama untuk bersama-sama mencapai tujuan sektor pariwisata yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu 20 juta wisatawan mancanegara di tahun 2019," katanya.
Ia mengatakan salah satu program yang dilakukan adalah sosialisasi oleh Kementerian Pariwisata kepada akademisi, karena tidak semua akademisi paham apa itu wisata, padahal mereka bagian dari Penta Helix.
"Oleh karena itu, kami menyampaikan apa itu pariwisata dan peran mereka (akademisi, red) untuk kemajuan pariwisata ini, salah satu hal yang penting adalah bagaimana mereka menjadi tuan rumah yang baik," katanya.
Mahasiswa, tambah Oneng Setya, juga memiliki peran penting sehingga diharapkan ketika mahasiswa masuk ke masyarakat sudah paham betul apa itu pariwisata.
"Mereka bisa menggali potensi usaha yang dapat mendukung sektor pariwisata. Selain itu, saat ini digitalisasi juga maju. Mereka punya peran bagaimana mempromosikan potensi daerahnya melalui media sosial," katanya.
Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi X DPR RI Rinto Subekti mengatakan Kemenpar melakukan langkah tepat dengan melibatkan akademisi untuk pengembangan pariwisata di dalam negeri.
"Ini promosi murah bagi pariwisata dalam negeri. Di sisi lain potensi juga besar, di antaranya destinasi wisata Raja Ampat dan Candi Borobudur," katanya.
Rinto Subekti berharap dengan adanya upaya sadar wisata tersebut dan bantuan dari mahasiswa, tingkat kunjungan wisatawan dapat terus meningkat.
"Akademisi menjadi salah satu pihak yang kami libatkan dalam kolaborasi Penta Helix untuk pengembangan pariwisata di dalam negeri," kata Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kementerian Pariwisata RI Oneng Setya Harini pada kunjungannya di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Adi Unggul Bhirawa (STIE AUB) Surakarta, Jumat.
Adanya pihak lain dalam kolaborasi Penta Helix antara lain pemerintah, asosiasi, komunitas, dan media massa, diharapkan kunjungan 20 juta wisatawan di 2019 dapat tercapai.
"Saat ini pariwisata jadi prioritas pembangunan nasional. Kami ingin semua Penta Helix ini kerja sama untuk bersama-sama mencapai tujuan sektor pariwisata yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu 20 juta wisatawan mancanegara di tahun 2019," katanya.
Ia mengatakan salah satu program yang dilakukan adalah sosialisasi oleh Kementerian Pariwisata kepada akademisi, karena tidak semua akademisi paham apa itu wisata, padahal mereka bagian dari Penta Helix.
"Oleh karena itu, kami menyampaikan apa itu pariwisata dan peran mereka (akademisi, red) untuk kemajuan pariwisata ini, salah satu hal yang penting adalah bagaimana mereka menjadi tuan rumah yang baik," katanya.
Mahasiswa, tambah Oneng Setya, juga memiliki peran penting sehingga diharapkan ketika mahasiswa masuk ke masyarakat sudah paham betul apa itu pariwisata.
"Mereka bisa menggali potensi usaha yang dapat mendukung sektor pariwisata. Selain itu, saat ini digitalisasi juga maju. Mereka punya peran bagaimana mempromosikan potensi daerahnya melalui media sosial," katanya.
Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi X DPR RI Rinto Subekti mengatakan Kemenpar melakukan langkah tepat dengan melibatkan akademisi untuk pengembangan pariwisata di dalam negeri.
"Ini promosi murah bagi pariwisata dalam negeri. Di sisi lain potensi juga besar, di antaranya destinasi wisata Raja Ampat dan Candi Borobudur," katanya.
Rinto Subekti berharap dengan adanya upaya sadar wisata tersebut dan bantuan dari mahasiswa, tingkat kunjungan wisatawan dapat terus meningkat.