Solo (Antaranews Jateng) - Sekitar 3.000 ahli penyakit dalam akan menghadiri Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Kopapdi) ke-17 yang akan dilaksanakan pada 11-15 Juli 2018 di Kota Solo.
"Ahli penyakit dalam ini mulai dari dokter spesialis, guru besar, konsultan, bahkan dokter umum juga akan kami libatkan," kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Papdi) Bambang Purwanto di Solo, Senin.
Ia mengatakan kongres tersebut akan mengusung tema peningkatan peran dokter spesialis penyakit dalam untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional dalam menyongsong "Universal Health Coverage 2019".
"Nantinya juga akan ada workshop dan simposium yang dapat diikuti oleh para peserta," katanya.
Menurut dia, dilibatkannya dokter umum yaitu untuk memberikan ilmu praktis kepada dokter umum terkait penanganan awal suatu penyakit.
"Dengan penanganan awal yang tepat dan sesuai dengan diagnosanya maka dokter umum akan sangat membantu dokter ahli penyakit dalam," katanya.
Salah satu panitia Arif Nurudin mengatakan kongres tersebut sangat dinantikan oleh para ahli penyakit dalam mengingat pelaksanaan hanya sekali dalam kurun waktu tiga tahun.
"Banyak acara yang akan kami selenggarakan, salah satunya terkait acara ilmiah. 'Update' keilmuan yang sifatnya beragam dan berguna bagi banyak peminatan, misalnya konsultan ginjal dan perut," katanya.
Ia mengatakan nantinya juga akan simposium mengenai efek buah ciplukan bisa mengobati penyakit scleroderma dan kebutuhan vaksinasi ulang untuk mengantisipasi serangan difteri.
"Nanti juga akan ada lomba makalah bebas yang bisa diikuti oleh mahasiswa kedokteran maupun yang sudah lulus. Dari situ akan ada banyak penemuan tentang obat dan diagnosa penyakit," katanya.
"Ahli penyakit dalam ini mulai dari dokter spesialis, guru besar, konsultan, bahkan dokter umum juga akan kami libatkan," kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Papdi) Bambang Purwanto di Solo, Senin.
Ia mengatakan kongres tersebut akan mengusung tema peningkatan peran dokter spesialis penyakit dalam untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional dalam menyongsong "Universal Health Coverage 2019".
"Nantinya juga akan ada workshop dan simposium yang dapat diikuti oleh para peserta," katanya.
Menurut dia, dilibatkannya dokter umum yaitu untuk memberikan ilmu praktis kepada dokter umum terkait penanganan awal suatu penyakit.
"Dengan penanganan awal yang tepat dan sesuai dengan diagnosanya maka dokter umum akan sangat membantu dokter ahli penyakit dalam," katanya.
Salah satu panitia Arif Nurudin mengatakan kongres tersebut sangat dinantikan oleh para ahli penyakit dalam mengingat pelaksanaan hanya sekali dalam kurun waktu tiga tahun.
"Banyak acara yang akan kami selenggarakan, salah satunya terkait acara ilmiah. 'Update' keilmuan yang sifatnya beragam dan berguna bagi banyak peminatan, misalnya konsultan ginjal dan perut," katanya.
Ia mengatakan nantinya juga akan simposium mengenai efek buah ciplukan bisa mengobati penyakit scleroderma dan kebutuhan vaksinasi ulang untuk mengantisipasi serangan difteri.
"Nanti juga akan ada lomba makalah bebas yang bisa diikuti oleh mahasiswa kedokteran maupun yang sudah lulus. Dari situ akan ada banyak penemuan tentang obat dan diagnosa penyakit," katanya.