"Indra Lesmana Project" ciptakan musik bernuansa cadas

Minggu, 1 Juli 2018 14:33 WIB

Surabaya (Antaranews Jateng) - Musisi Indra Lesmana menciptakan sejumlah komposisi musik bernuansa cadas "Progressive Rock" dengan melibatkan sejumlah musisi muda berlabel "Indra Lesmana Project" yang terinspirasi dari peristiwa erupsi Gunung Agung.

"Kebetulan rumah saya di Bali berdekatan dengan Gunung Agung. Saat Gunung Agung erupsi pada September tahun lalu, saya ikut membantu proses evakuasi warga yang terdampak letusan,"ujarnya dalam jumpa pers menjelang konser "showcase" Indra Lesmana Project di Surabaya, Sabtu.

Peristiwa itu menginspirasinya sehingga tercipta sejumlah karya musik. Demo karyanya kemudian diunggah ke media sosial "Instagram"

"Banyak komentar yang masuk mengatakan demo karya yang saya unggah ke instagram ini jauh dari warna jazz dan lebih diterima masyarakat sebagai Progressive Rock," katanya.

Bagi Indra, yang selama ini sudah kadung melekat sebagai musisi jazz, sebenarnya dalam bermusik tidak pernah terikat ke dalam satu genre musik apapun.

"Saya juga pernah bermain musik rock bersama Ian Antono dan Nicky Astria di era 1980-an," ucapnya.

Namun diakuinya dirinya memang lebih menguasai musik jazz. Maka untuk melanjutkan demo karyanya yang telah diunggah di Instagram, Indra menerima segala masukan dan berniat menyempurnakannya untuk benar-benar menjadi "Progressive Rock" sebagaimana komentar dari banyak masyarakat.

"Energinya karya demo musik ini memang dahsyat karena inspirasinya dari letusan Gunung Agung. Kalau saya menyebutnya `Art Music`," ucapnya.

Untuk mewujudkannya, Indra menggandeng musisi-musisi muda yang lebih menguasai genre musik rock dengan membuka audisi melalui media sosial instagram itu pula. "Saya menyeleksi ratusan musisi muda dari berbagai daerah yang mersepon demo karya saya di Instagram," katanya.

Hingga akhirnya terpilih sejumlah musisi yang tergabung dalam Indra Lesmana Project. Mereka adalah pemain bas Shadu Shah asal Jakarta, gitaris Kharisma asal Jakarta, gitaris Muhammad Rayhan Syarif asal Jakarta, drummer Hata Arystya asal Surabaya, dan vokalis Togar P.O Naibaho asal Jakarta.

Mereka kemudian berproses kreatif melalui "Virtual Workshop" dengan membuat grup di media sosial "Whatsapp", "Cloud" dan "Google Drive".

Setelah dua bulan berproses, Indra Lesmana Project menghasilkan mini album "Sacred Geometry", yang berisi empat bagian komposisi, masing-masing berjudul "Awakening", "Acknowledge", "Ascension", dan "Acceptation", yang semuanya bernuansa cadas "Progressive Rock".(Editor : Ruslan Burhani).

Pewarta : Slamet Agus Sudarmojo
Editor : Totok Marwoto
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Perusahaan sektor keuangan dan pendidikan sering jadi sasaran cybercrime

20 June 2019 12:57 Wib, 2019

Amanda Rawles akan tampil jadul di film baru Mira Lesmana-Riri Riza

13 March 2019 8:31 Wib, 2019

Mira Lesmana mengaku ingin kembali kolaborasi dengan Ernest Prakarsa

12 December 2018 8:42 Wib, 2018

Mira Lesmana-Riri Riza garap film anak"Kulari ke Pantai"

23 February 2018 11:11 Wib, 2018

Mira Lesmana - Riri Riza berhasil cetak dua film anak-anak

13 February 2018 11:22 Wib, 2018
Terpopuler

Anggota dewan terpilih wajib mundur saat maju pilkada

PERISTIWA - 16 May 2024 1:04 Wib

Harga emas Antam stabil

EKONOMI - 13 May 2024 9:44 Wib

BPBD Purbalingga imbau pendaki patuhi larangan pendakian Gunung Slamet

PERISTIWA - 17 May 2024 13:14 Wib

Pj Gubernur Jateng ajak Pepabri sukseskan Pilkada 2024

PERISTIWA - 15 May 2024 8:36 Wib

173 pebulu tangkis siap berlaga dalam Olimpiade Paris 2024

NASIONAL - 13 May 2024 9:46 Wib