Pekalongan (Antaranews Jateng) - Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, akan mengupayakan para petani mengekspor buah manggis langsung ke pasar mancanegara karena selama ini penjualannya masih melalui pihak ketiga.

Bupati Pekalongan Asip Kholbihi di Pekalongan, Minggu, mengatakan bahwa wilayahnya yang memiliki banyak potensi luar biasa dapat ditawarkan ke pasar mancanegara, terutama produk pertaniannya.

"Adapun salah satu produk pertanian yang kini sudah mampu menembus pasar mancanegara adalah buah manggis asal Paninggaran. Namun, sayangnya ekspor buah manggis itu masih melalui perantara," katanya.

Menurut dia, selama ini hasil pertanian, seperti buah manggis, proses ekspornya masih melalui pedagang dari Tasikmalaya, Jawa Barat sehingga petani setempat belum sepenuhnya menikmati hasil panen manggis itu.

"Oleh karena itu, mulai 2020 saya berusaha agar buah manggis bisa langsung diekspor dari Kabupaten Pekalongan. Ini akan kami tata," katanya.

Petani manggis Muhammad Suwandi (62) mengatakan bahwa saat ini buah manggis asal Paninggaran sudah diekspor ke sejumlah pasar mancanegara, seperti Taiwan, Tiongkok, dan sejumlah negara di Eropa.

Setiap hari, kata dia, produksi buah manggis yang dikirim kepada penyuplai mampu mencapai 6 kuintal hingga 1 ton.

"Ekspor buah manggis asal Paninggaran ini tidak bisa langsung saya lakukan, tetapi melalui perantara di Tasikmalaya. Para pengekspor khusus buah manggis berkumpul di sana," katanya.

Ia mengatakan bahwa saat ini Tasikmalaya dikenal sebagai sentra buah manggis meski sebenarnya buah itu berasal dari berbagai daerah, seperti Malang dan Pekalongan.

Adapun sasaran ekspor buah manggis, kata dia, adalah sejumlah negara di Asia, seperti Tiongkok dan Taiwan.

"Pengiriman buah manggis terkadang juga dilakukan ke beberapa negara di Eropa. Mengenai harga memang fluktuatif, yaitu terkadang bisa Rp35 ribu per kilogram atau turun Rp16 ribu/kg," katanya.
 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024