Semarang (Antaranews Jateng) - Artis yang juga Putri Indonesia 2005 Nadine Chandrawinata mengajak masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah mulai dari hal-hal yang bersifat sederhana.
"Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah sebenarnya bisa dimulai dari hal sederhana," katanya pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Semarang, Jawa Tengah, Minggu.
Nadine hadir dalam peringatan HPSN 2018 yang diprakarsai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang di kawasan Simpang Lima Semarang.
Perempuan kelahiran Hannover, Jerman, 8 Mei 1984, itu mencontohkan hal sederhana yang dimaksud seperti membawa tas sendiri atau "reusable bag" saat berbelanja di supermarket.
"Biasakan juga untuk tidak melipatgandakan penggunaan plastik. Biasanya, tas kresek kan dipakai rangkap 3-4 agar tidak robek. Sudah, dipakai satu saja, jangan dipakai ulang," katanya.
Kemudian, kata dia, menata diri untuk tidak menggunakan sesuatu yang berbau plastik, seperti tidak menggunakan sedotan, alat-alat yang terbuat dari plastik, misalnya tong sampah plastik.
"Tidak menggunakan botol-botol plastik juga. Apa yang bisa dilakukan dalam sehari, misalnya tiga hal saja itu untuk mengurangi tumpukan sampah sudah bagus," kata pegiat lingkungan itu.
Seiring dengan peringatan HPSN 2018, Nadine mengingatkan untuk memaknainya dengan peningkatan kesadaran sebagai manusia untuk mengurangi sampah dan menjaga lingkungan agar tetap bersih.
"Sampah milik kita dan kita lah yang harus menjaga dan mengelolanya. Seperti menjaga rumah kita agar tetap bersih dari efek penumpukan sampah. Pengingatan dan penyadaran diri sendiri," katanya.
Apalagi, kata dia, sistem pengelolaan sampah secara baik di Indonesia selama ini masih kurang dan Indonesia masih menjadi negara peringkat kedua penghasil sampah terbesar di dunia.
"Indonesia masih menempati peringkat kedua tertinggi penghasil sampah. Mestinya, peringkat pertama dan kedua untuk ajang-ajang yang lain saja. Jangan untuk penghasil sampah," harapnya.
Oleh karena itu, ia mengharapkan masyarakat untuk semakin sadar dengan pengelolaan sampah, termasuk pemerintah-pemerintah daerah dalam mengelola sampah, seperti Kota Semarang yang sudah cukup bagus.
"Semarang adalah salah satu kota yang bersih dan peduli sampahnya sendiri. Patut menjadi contoh. Yang jelas, hal sederhana bisa jadi besar buat bumi kita," kata Nadine.
"Apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah sebenarnya bisa dimulai dari hal sederhana," katanya pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) di Semarang, Jawa Tengah, Minggu.
Nadine hadir dalam peringatan HPSN 2018 yang diprakarsai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang di kawasan Simpang Lima Semarang.
Perempuan kelahiran Hannover, Jerman, 8 Mei 1984, itu mencontohkan hal sederhana yang dimaksud seperti membawa tas sendiri atau "reusable bag" saat berbelanja di supermarket.
"Biasakan juga untuk tidak melipatgandakan penggunaan plastik. Biasanya, tas kresek kan dipakai rangkap 3-4 agar tidak robek. Sudah, dipakai satu saja, jangan dipakai ulang," katanya.
Kemudian, kata dia, menata diri untuk tidak menggunakan sesuatu yang berbau plastik, seperti tidak menggunakan sedotan, alat-alat yang terbuat dari plastik, misalnya tong sampah plastik.
"Tidak menggunakan botol-botol plastik juga. Apa yang bisa dilakukan dalam sehari, misalnya tiga hal saja itu untuk mengurangi tumpukan sampah sudah bagus," kata pegiat lingkungan itu.
Seiring dengan peringatan HPSN 2018, Nadine mengingatkan untuk memaknainya dengan peningkatan kesadaran sebagai manusia untuk mengurangi sampah dan menjaga lingkungan agar tetap bersih.
"Sampah milik kita dan kita lah yang harus menjaga dan mengelolanya. Seperti menjaga rumah kita agar tetap bersih dari efek penumpukan sampah. Pengingatan dan penyadaran diri sendiri," katanya.
Apalagi, kata dia, sistem pengelolaan sampah secara baik di Indonesia selama ini masih kurang dan Indonesia masih menjadi negara peringkat kedua penghasil sampah terbesar di dunia.
"Indonesia masih menempati peringkat kedua tertinggi penghasil sampah. Mestinya, peringkat pertama dan kedua untuk ajang-ajang yang lain saja. Jangan untuk penghasil sampah," harapnya.
Oleh karena itu, ia mengharapkan masyarakat untuk semakin sadar dengan pengelolaan sampah, termasuk pemerintah-pemerintah daerah dalam mengelola sampah, seperti Kota Semarang yang sudah cukup bagus.
"Semarang adalah salah satu kota yang bersih dan peduli sampahnya sendiri. Patut menjadi contoh. Yang jelas, hal sederhana bisa jadi besar buat bumi kita," kata Nadine.