Rembang (Antaranews Jateng) - Perum Perikanan Indonesia (Perindo) menargetkan Unit Pengolahan Ikan (UPI) di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, bisa menyerap 70 ton ikan hasil tangkapan nelayan setempat atau 70 persen dari kapasitas tempat menyimpan ikan yang dimiliki UPI setempat.
"Untuk daya tampung ikan di UPI Rembang yang dilengkapi dengan ruangan pendingin (cold storage) sebesar 100 ton, sehingga untuk tahun 2018 diharapkan bisa menyerap ikan hasil tangkapan nelayan minimal 70 ton," kata Direktur Utama Perindo Risyanto Suanda di Rembang, Senin.
Ia optimistis, target sebanyak itu bisa tercapai, mengingat di Kabupaten Rembang jumlah nelayan cukup banyak.
Terkait ketersediaan anggaran untuk menyerap ikan hasil tangkapan nelayan, kata dia, UPI Rembang yang pengelolaannya berada di bawah Unit Pengolahan Ikan (UPI) di kawasan Pelabuhan Perikanan (PPN) Brondong, Jawa Timur, disesuaikan kebutuhan.
"Sepanjang ikan hasil tangkapan nelayan yang tersedia cukup berkualitas dan bisa pula untuk memenuhi kebutuhan ekspor, tentunya akan dibeli pula," ujarnya.
Selain ada ikan yang bisa langsung disimpan di dalam ruangan pendingin, kata dia, ada pula ikan hasil tangkapan nelayan yang bisa diproses menjadi ikan filet untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun ekspor.
Kehadiran Perindo di Kabupaten Rembang, kata dia, tidak akan mematikan pedagang lokal yang sudah lama ikut dalam lelang ikan hasil tangkapan nelayan.
Bahkan, lanjut dia, Perindo melalui UPI Rembang bisa menjalin kerja sama dengan pedagang lokal maupun nelayan lokal sebagai pemasok ikan untuk UPI Rembang.
Dalam melakukan lelang ikan, UPI Rembang juga menerapkan pembayaran secara kontan bukan pembayaran tunda.
"Kehadiran kami dipastikan tidak akan merugikan nelayan maupun pedagang, justru menguntungkan mereka karena kami juga akan menghargai ikan hasil tangkapan secara wajar," ujarnya.
Ia mencontohkan, di luar jawa yang sebelumnya harga jual ikan hasil tangkapan nelayan setempat dihargai cukup murah, namun setelah Perindo masuk dan ikut lelang ikan hasil tangkapan nelayan akhirnya harga ikan hasil tangkapan nelayan ikut terdongkrak, sehingga nelayan diuntungkan.
Hal serupa diharapkan terjadi di Kabupaten Rembang agar bisa lebih dekat dengan nelayan dan dapat memberi nilai tambah pada hasil tangkapan nelayan.
Selain itu, kehadiran Perindo juga diharapkan dapat berkontribusi dalam membantu menyejahterakan kehidupan nelayan setempat.
Perindo sebagai perusahaan BUMN juga diharapkan berperan seperti halnya peran Perum Bulog.
"Artinya, ketika pasokan ikan melimpah bisa diserap, kemudian disimpan di ruangan pendingin yang disediakan di UPI Rembang dengan kapasitas 100 ton dalam jangka lama. Ketika stok ikan menipis, maka kebutuhan ikan di pasar lokal tetap bisa disuplai," ujarnya.
Hingga kini, lanjut dia, pangsa pasar Perindo masih didominasi pasar lokal yang mencapai 70-an persen, sedangkan selebihnya merupakan pangsa pasar ekspor.
"Untuk daya tampung ikan di UPI Rembang yang dilengkapi dengan ruangan pendingin (cold storage) sebesar 100 ton, sehingga untuk tahun 2018 diharapkan bisa menyerap ikan hasil tangkapan nelayan minimal 70 ton," kata Direktur Utama Perindo Risyanto Suanda di Rembang, Senin.
Ia optimistis, target sebanyak itu bisa tercapai, mengingat di Kabupaten Rembang jumlah nelayan cukup banyak.
Terkait ketersediaan anggaran untuk menyerap ikan hasil tangkapan nelayan, kata dia, UPI Rembang yang pengelolaannya berada di bawah Unit Pengolahan Ikan (UPI) di kawasan Pelabuhan Perikanan (PPN) Brondong, Jawa Timur, disesuaikan kebutuhan.
"Sepanjang ikan hasil tangkapan nelayan yang tersedia cukup berkualitas dan bisa pula untuk memenuhi kebutuhan ekspor, tentunya akan dibeli pula," ujarnya.
Selain ada ikan yang bisa langsung disimpan di dalam ruangan pendingin, kata dia, ada pula ikan hasil tangkapan nelayan yang bisa diproses menjadi ikan filet untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun ekspor.
Kehadiran Perindo di Kabupaten Rembang, kata dia, tidak akan mematikan pedagang lokal yang sudah lama ikut dalam lelang ikan hasil tangkapan nelayan.
Bahkan, lanjut dia, Perindo melalui UPI Rembang bisa menjalin kerja sama dengan pedagang lokal maupun nelayan lokal sebagai pemasok ikan untuk UPI Rembang.
Dalam melakukan lelang ikan, UPI Rembang juga menerapkan pembayaran secara kontan bukan pembayaran tunda.
"Kehadiran kami dipastikan tidak akan merugikan nelayan maupun pedagang, justru menguntungkan mereka karena kami juga akan menghargai ikan hasil tangkapan secara wajar," ujarnya.
Ia mencontohkan, di luar jawa yang sebelumnya harga jual ikan hasil tangkapan nelayan setempat dihargai cukup murah, namun setelah Perindo masuk dan ikut lelang ikan hasil tangkapan nelayan akhirnya harga ikan hasil tangkapan nelayan ikut terdongkrak, sehingga nelayan diuntungkan.
Hal serupa diharapkan terjadi di Kabupaten Rembang agar bisa lebih dekat dengan nelayan dan dapat memberi nilai tambah pada hasil tangkapan nelayan.
Selain itu, kehadiran Perindo juga diharapkan dapat berkontribusi dalam membantu menyejahterakan kehidupan nelayan setempat.
Perindo sebagai perusahaan BUMN juga diharapkan berperan seperti halnya peran Perum Bulog.
"Artinya, ketika pasokan ikan melimpah bisa diserap, kemudian disimpan di ruangan pendingin yang disediakan di UPI Rembang dengan kapasitas 100 ton dalam jangka lama. Ketika stok ikan menipis, maka kebutuhan ikan di pasar lokal tetap bisa disuplai," ujarnya.
Hingga kini, lanjut dia, pangsa pasar Perindo masih didominasi pasar lokal yang mencapai 70-an persen, sedangkan selebihnya merupakan pangsa pasar ekspor.